NovelToon NovelToon
Harga Sebuah KEHORMATAN

Harga Sebuah KEHORMATAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / Cintapertama / Badboy / Cintamanis / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Bad Boy
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.5
Nama Author: Yutantia 10

"May, aku takut. Aku ingin mundur, aku ingin membatalkan semua ini." Ucap Rain dengan tubuh gemetaran.

Malam ini dia berada disebuah kamar hotel presiden suit. Ya, Rain terpaksa harus melelang keperawananannya demi uang. Dia butuh banyak uang untuk biaya rumah sakit adiknya. Selain itu dia juga tutuh uang untuk biaya pengacara, ayahnya saat ini sedang meringkut ditahanan karena kasus pembunuhan.

"Jangan gila Rain. Kau harus membayar ganti rugi 2 kali lipat jika membatalkan. Masalahkan bukan selesai tapi akan makin banyak. Jangan takut, berdoalah, semoga semuanya berjalan lancar." Ucap Maya.

Berdoa? yang benar saja. Apakah seorang yang ingin berbuat maksiat pantas untuk berdoa minta dilancarkan, batin Rain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SALING MENGENAL

Alan mengendarai motor maticnya menuju cafe tempatnya bekerja. Dia bukan datang untuk bekerja, melainkan ada janji dengan Amaira.

Amaira menunggu Alan didalam mobil yang dia parkir dihalaman cafe. Dia terus menatap cermin untuk memastikan kalau dia terlihat cantik.

Tok Tok Tok

Suara ketukan membuatnya menoleh kearah jendela mobil. Melihat siapa yang berdiri disamping mobil, dengan semangat 45 Amaira segara membukakan pintu.

"Maaf ya buat kamu nunggu?" kata Alan.

"Gapapa kok, langsung berangkat aja yuk. Ngomong ngomong mau pakai Mobilku apa motor kamu?"

"Kalau kamu gak keberatan, naik motor aku aja ya."

"Ok." Ucap Amaira sambil membentuk huruf o menggunakan jari tengah dan telunjuknya. Setelah itu dia mengambil tas dan keluar dari dalam mobil.

Alan terkejut melihat Amaira yang hanya memakai kaos model sabrina dan hot pant yang terlalu pendek menurutnya.

"Apa kamu yakin mau naik motor?" Alan kembali memastikan sambil mengamati Amaira.

"Hem." Amaira mengangguk yakin.

"Tapi apa celana kamu gak terlalu pendek? Aku gak yakin kalau orang orang gak bakal ngeliatin kamu pas dijalan nanti." Ujar Alan sambil garuk garuk kepala.

"Gak masalah." Jawab Amaira dengan enteng.

Alan melongo mendengarnya. Paha seputih dan semulus itu, apa gak sayang kalau kena panas matahari. Terlebih lagi, bakal jadi santapan mata nakal pengguna jalan.

"Kasihan mata mereka nanti ternoda. Aku kasihan juga sama mereka yang akan dapat dosa karena melihat sesuatu yang tak boleh dilihat."

"Kok kasian sama mereka, mereka mah seneng liat yang beginian."

Lagi lagi Alan dibuat geleng geleng kepala. Mungkin karena sudah terbiasa dengan pakaian seperti itu, jadi dia tak merasa risih sedikitpun. "Kamu juga suka dilihatin?"

"Ya enggak lah, jijik banget sama mereka yang berotak mesum."

"Kalau tahu gitu, kenapa masih diumbar. Mereka juga gak bakal mesum otaknya kalau gak disodorin yang begituan." Alan menunjuk dagu kearah paha Amaira. "Pakai jaket aku buat nutupin paha kamu. Kalau gak tahan ngeliat paha ayam sih gak papa bisa langsung dimakan. Kalau paha kamu? huft." Alan membung nafas dia tak sanggup melanjutkan kata katanya. Dia melepaskan jaketnya dan diberikan pada Amaira.

Amaira mengikat lengan jaket Alan dipinggangnya untuk menutupi pahanya. Setelah itu dia memakai helm yang diberikan Alan. Setelah siap memakai helm, Amaira segera naik ke atas motor.

"Gak usah pegangan aku, bukan muhrim."

Amaira melotot mendengar ucapan Alan. Alan seakan tahu isi hatinya.

Tahu banget sih aku mau pegangan. Padahal aku setuju naik motor biar bisa meluk kamu dari belakang, batin Amaira.

"Iya, iya, siapa juga yang mau pegangan. Jangan ge er."

Akhirnya motor yang dikendarai Alan sampai disebuah mall besar yang ada di Jakarta. Sebelumnya Amaira bilang kalau beli bajunya disini.

"Yang mana Ra tokonya?" Alan ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Amaira. Semakin cepat semakin baik.

"Kita ke lantai atas yuk."

"Tokonya dilantai atas."

"Ayok ikut aja." Tanpa permisi Amaira menggandeng tangan Alan menuju lift yang membawa mereka kelantai paling atas.

"Kok ke arah sini Ra? ini kan arah ke bioskop? disini gak ada toko?" Alan bukannya bodoh, dia pernah beberapa kali masuk mall ini.

"Emang mau kebioskop, siapa juga yang mau ke toko." Kata Amaira sambil menyeringai lebar. Lagi lagi, dia merasa telah berhasil sudah mengelabuhi Alan. "Bajuku banyak dirumah, sebagai gantinya baju, kamu temenin aku nonton aja ya."

Alan seperti mendapat angin segar. Sebelum berangkat tadi, dia sudah kepikiran bakal ngeluarin duit banyak buat ganti baju yang sepeetinya mahal itu.

"Beneran gak jadi diganti baju?"

"Beneran, dan sana beli tiket, pop corn dan cola. Aku tungguin disini ya." Kata Amaira sambil mendorong tubuh Alan ke arah loket.

Alan sumringah lalu membeli apa saja yany tadi disebutkan Amaira. Setelah selesai menonton, Amaira mengajak Alan masuk ke restoran jepang yang terkenal mahal.

"Kita makan ditempat lain aja ya Ra." Alan menahan pergelangan tangan Amaira saat gadis itu hendak masuk.

"Kenapa? kamu gak suka makanan jepang?"

"Anu, itu, aku.. " Alan menggaruk garuk kepalanya. Dia malu ingin bilang sayang uangnya kalau makan ditempat mahal kayak gini. Apalagi sebenatar lagi Alan kuliah, dia harus rajin menabung sekarang.

"Udah ayo masuk." Amaira menarik Alan masuk. Dia langsung memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan yang dia sukai.

"Kamu mau pesen apa Al?"

"Kamu aja deh, aku masih kenyang." Alan sengaja tak pesan agar tagihannya tak terlalu mahal.

"Yah, masak aku sendirian yang makan. Aku pesenin sama ya." Amaira langsung memesan 2 porsi setiap makanan Pesanannya tadi. Alan diam saja, sudahlah biar, batinnya. Lagipula hanya sekali ini saja, dia tak berniat bertemu Amaira lagi selanjutnya.

"Kamu udah punya pacar Al?" tanya Amaira disela sela makan mereka.

Alan menggelengkan kepalanya.

"Masak sih, padahal ganteng lo, masak gak ada yang naksir?"

"Aku gak ingin pacaran Ra. Aku ingin fokus kerja, sebentar lagi aku kuliah, aku harus cari uang untuk biaya kuliah. Mana ada waktu untuk pacaran."

"Kenapa nyari uang untuk kuliah? emang gak dibiayai orang tua kamu?" Alan hanya menggeleng, dia tak berniat menceritakan masalah keluarganya pada orang yang baru dia kenal.

Selesai makan, Amaira memanggil pelayan untuk meminta tagihan makanan mereka. Saat dia mengeluarkan dompet, Alan langsung mencegahnya.

"Biar aku aja yang bayar Ra." Bukanya sok sok an. Tapi rasanya malu kalau jalan sama cewek malah dibayarin.

"Aku aja Al, bukankah kamu harus menabung untuk biaya kuliah. Aku aja yang bayar." Amaira segera mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan memberikannya pada pelayan. " Kembaliannya ambil aja mbak."

Al sebenarnya tak nyaman kalau makan dibayari cewek. Tapi karena tagihannya terlalu mahal, Al membiarkan Amaira yang bayar.

...*****...

Setelah meeting bersama klien. Sean mengajak Rain untuk makan siang di sebuah restoran itali. Lagi lagi Rain tak bisa menolak, padahal dia ada janji makan siang dengan Gaza hari ini.

Sudah 2 hari dia tak bertemu Gaza karena lembur terus. Rain mengirim pesan pada Gaza jika rencana lunch mereka dibatalkan.

Sean memesan makanan untuk mereka berdua. Dia terus memperhatikan Rain yang sibuk dengan ponselnya.

"Siapa yang mengirimkan bunga untukmu kemarin?" tanya Sean. Padahal dia sudah tahu jika Gaza yang mengirimnya, tapi dia pura pura tak tahu.

"Tunangan saya Pak."

"Jadi kamu sudah punya tunangan?" lagi lagi Sean berpura pura tidak tahu.

"Benar." Rain mengangguk.

"Kapan kalian akan menikah?"

"Rencananya bulan depan."

Sean sedikit terkejut. Dia tak menyangka jika secepat itu mereka akan menikah.

Pelayan datang membawa makanan pesanan mereka. Mereka makan dalam diam. Rain masih sibuk dengan ponselnya. Sedang Sean, sibuk memikirkan cara untuk menggagalkan pernikahan mereka.

Kling, Rain melihat pesan masuk diponselnya

Aku sudah didepan restoran tempat kamu makan siang.

Rain melotot melihat isi pesan dari Gaza. Dia tak mengira Gaza akan menyusulnya. Saat dia menoleh ke arah pintu masuk, dia melihat Gaza sudah disana.

"Sayang disini." Rain melambaikan tangannya ke arah Gaza yang baru memasuki restoran. "Maaf Pak, tunangan saya bolehkan ikut bergabung disini?" Sean hampir saja tersedak mendengarnya. Dia tak menyangka Gaza berani datang menemuinya.

Gaza, bertapa terkejutnya pria itu melihat Rain bersama Sean. Tadi saat Rain bilang makan siang bersama bosnya, Gaza tak tahu jika itu Sean. Karena tempatnya lumayan dekat dengan kantor Gaza, dia berinisiatif untuk menyusul Rain.

"Maaf Pak, kantor tunangan saya didaerah sini juga, jadi dia kesini untuk makan siang bersama saya. Bapak tidak keberatankan kalau dia ikut gabung?"

"Tidak." Jawab Sean singkat. Padahal sebenarnya dia sangat keberatan Gaza bergabung bersama mereka.

Gaza berjalan menuju meja yang ditempati Rain dan Sean. Sebisa mungkin dia bersikap biasa walau bayak sekali pertanyaan dikepalanya seputar Sean.

"Yang kenalin ini bos aku, namanya Pak Sean." Rain berdiri untuk mengenalkan Sean.

"Apa kabar Sean?" Tanya Gaza dengan tampang datar seolah oleh enggan sekali bertanya.

"Baik." Jawab Sean singkat, mereka tak saling berjabat tangan ataupun tersenyum. Keduanya seolah ingin mengabaikan satu sama lain. Tatapan mereka menunjukkan jika mereka tak menyukai satu sama lain.

"Apa kalian saling kenal?" Tanya Rain penasaran sambil melihat mereka bergantian.

"Iya, kami teman kuliah." Jawab Gaza.

Deg

Rain Syok mengetahui mereka saling kenal

RAIN

Bagaimana ini, mereka saling kenal. Bagaimana jika Sean mengatakan yang sebenarnya tentang diriku pada Gaza. Apa aibku akan terbongkar hari ini?

GAZA

Jadi Rain adalah sekretarisnya Sean. Apa semua ini kebetulan ataukah direncanakan? Kenapa perasaanku tidak enak. Aku takut Sean merencanakan sesuatu pada Rain untuk balas dendam padaku.

SEAN

Aku tak menyangka kau seberani ini muncul didepanku Ga. Akan kupastikan kau merasakan apa yang aku rasakan dulu. Bersiaplah menerima karmamu.

Mereka bertiga saling diam dan sibuk dengan pikirannya masing masing.

1
Rahmawati
bagus bgt
Rahmawati
bagus
Ariastuti Wahyuningrum
Luar biasa
Erni Fitriana
ku baca karya indah mu
Melda Herawaty
👍👍👍👍
Aneke Laoh
Luar biasa
betriz mom
seharusnya kecelakaan menimpa keluarganya sudah hampir setahun kok 6 bulan Thor.
4 bukan adek nya akan. koma, kejadian dia SMA Sean udah 5 bukan yg lalu 🙏🏻🤗
Irma Dwi
kasihan juga kamu sean
Irma Dwi
gengsi banget bilang cinta,,,,
Tina Nine
Luar biasa
Rusie Abdullah Ibu Kidorin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Achmad Erna
Luar biasa
Ariel Bahtiar
😂😂😂😂
May Keisya
somplak 😂
May Keisya
mertua angker😂
May Keisya
yaelah ini bayik gede pengen gue tabok tuh mulut
May Keisya
Sean ga ada manis2 ya ampuuun...mulutnya emg bikin org darting Mulu😭🤦
May Keisya
Sean dartinggi Mulu😂
May Keisya
🤣🤣🤣....loe orgnya lucu klo Sean byk bikin gedeknya😂
May Keisya
temen2nya Sean ma seannya bnr2 somplak semua🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!