Shut Up Pak Davin

"Lo gak mau bikinin gue ponakan? " dilan menyenggol lengan valerie.

"Kasian anaknya Regan. Dia pasti butuh temen,"

"Nanya itu mulu. Gak ada pertanyaan lain apa," Valerie berdecak sebal.

"Kenapa gak bapak aja yang bikin anak sendiri? "

"Bapak pikir bikin anak segampang itu,"

"Ya gampang. tinggal bikin," ucap dilan.

"Tinggal bikin? bapak pikir bikin anak kayak bikin cilok? "

"Kasian Kan anaknya Regan. dia pasti butuh temen," ucap dilan sembari mengusap pipi zea. bayi temannya itu.

"Yauda bapak bikin anak duluan aja, "

"Gue mau childfree," ucap dilan.

"Saya juga. Emangnya cuma bapak doang yang mau childfeeee," ucap Valerie sebal.

"Tapi Davin gak mau childfree. Iya gak Vin? " tanya dilan.

"Kata siapa? "

"Davin sendiri bilang sama gue,"

Valerie menatap suaminya sinis. "Lo bilang gitu sama dia? "

"Gak konsisten banget. Katanya nunggu gue siap,"

"Lo punya niatan ngehamilin gue kan pasti? " valerie menatap suaminya kesal.

"Kamu jangan teriak teriak. nanti kalau bayi nya bangun gimana," ucap Davin menegur istrinya itu.

"Ishh, gue mau pulang," ucap Valerie sebal.

"Kan udah gue bilang. kalau mau datang kesini, jangan barengan sama dilan,"

"Gue tau banget kalau istri Lo itu musuh bebuyutan banget kalau lagi sama dilan," kata Regan.

•••••

"Lo kenapa tadi gak belain gue waktu dirumah Regan? "

"Lo gak sayang sama gue kan? "

"Kenapa Lo gak dukung gue tadi,"

"Hal yang kamu debatin sama dilan itu hal yang menurut saya gak penting," sahut Davin.

"Jelas kok. Jelas banget malahan,"

"Dia ga suka kalau gue childfeeee, padahal dia sendiri punya niatan buat childfree. Dia ngehina gue kalau gue gak berbakti sama lo. kenapa dia gak Lo marahin atau Lo pecat gitu? "

"Lo itu kalau sayang sama gue jangan setengah setengah. Harusnya Lo lebih belain gue daripada dia,"

"Udah la, gue ngambek banget sama Lo hari ini," ucap Valerie sebal. Wanita itu segera pergi meninggalkan ruang tamu dan masuk kedalam kamar miliknya.

Davin mengusap wajahnya kasar, bagaimana lagi cara meghadapi istrinya itu.

"Marahan lagi den? " tanya BI oda yang sedari tadi menyimak obrolan kedua majikannya itu.

Davin mengangguk.

"Bibi ada saran gak? "

"Dipeluk coba,"

"emmm,"

"Ayo buruan den,"

"saya masuk dulu, bi," ucap Davin melangkah masuk kedalam kamar istrinya.

Davin mengambil duduk ditepian ranjang disamping suaminya, laki laki itu menatap istrinya yang masih tidur dengan posisi membelakangi tubuhnya itu.

"Saya minta maaf kalau memang saya salah,"

"Ya emang Lo salah,"

"Ngapain masuk ke kamar gue,"

"Agata..."

"coba tidur hadep sini,"

"Keluar gak. gue gak mau tidur sekamar sama Lo, gue udah bilang kan kalau gue ngambek banget sama Lo hari ini,"

"Lo lebih belain dilan daripada gue, Lo pasti lebih sayang sama dilan daripada gue,"

"Kamu cemburu sama Dilan? "

"Gak,"

"Gue gapapa banget kalau misalnya Lo mau selingkuh dari gue. tapi ya jangan sama dilan juga,"

"Saya masih normal. Dibandingkan sama dilan, saya jauh lebih milih kamu,"

"Dilan sama regan itu temen saya dari SMA. makannya kalau sama mereka saya deket banget,"

"Saya bisa ceritain semua masalah saya sama mereka. Karena saya sudah percaya sama mereka berdua,"

"Jangan gampang percaya sama orang,"

"Meskipun mereka temen Deket Lo. tapi, jangan ceritain semua masalah hidup Lo ke mereka,"

"Mending ceritain ke gue,"

"Cerita ke kamu? yakin mau dengerin? "

"Ish, Lo kenapasi. Lo gak percaya banget sama gue,"

"Saya percaya sama kamu,"

"Respon Lo kayak orang gak percaya sama gue,"

"Tadi di kantor. dilan bilang kalau Lo marahin semua karyawan, kenapa? "

"Gue takut deh kalau lihat Lo marah,"

"Projek yang sudah saya persiapin matang matang tiba tiba di batalin karena perusahaan itu kesandung masalah korupsi,"

"Padahal perusahaan udah ngeluarin biaya yang cukup besar untuk projek ini, "

"Kepala aku beneran pusing banget ngurusin masalah ini,"