"Aku pikir kamu sahabatku, rumah keduaku, dan orang yang paling aku percayai di dunia ini...tapi ternyata aku salah, Ra. Kamu jahat sama aku!" bentak Sarah, matanya berkaca-kaca.
"Please, maafin aku Sar, aku khilaf, aku nyesel. Tolong maafin aku," ucap Clara, suaranya bergetar.
Tangan Clara terulur, ingin meraih tangan Sarah, namun langsung ditepis kasar.
"Terlambat. Maafmu udah nggak berarti lagi, Ra. Sekalipun kamu sujud di bawah kakiku, semuanya nggak akan berubah. Kamu udah nusuk aku dari belakang!" teriak Sarah, wajahnya memerah menahan amarah.
"Kamu jahat!" desis Sarah, suaranya bergetar.
"Maafin aku, Sar," bisik Clara, suaranya teredam.
***
Mereka adalah segalanya satu sama lain—persahabatan telah terjalin erat sejak memasuki bangku kuliah. Namun, badai masalah mulai menghampiri, mengguncang fondasi hubungan yang tampak tak tergoyahkan itu. Ketika pengkhianatan dan rasa bersalah melibatkan keduanya, mampukah Clara dan Sarah mempertahankan ikatan yang pernah begitu kuat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18. The Penthouse 2
Clara tertawa lepas, tawa yang khas hanya miliknya. Seperti anak kecil yang polos, tapi juga seperti menangis. Entahlah, tawa Clara selalu berhasil membuat orang di sekitarnya terhibur. Sarah sampai gemas dibuatnya, berulang kali memuji betapa menggemaskannya tawa Clara.
"Gimana mau spoiler aku aja juga belum nonton kok. tadinya aku mau nonton bareng kamu, terus aku kira kamu udah nonton. Eh ternyata belum ya? kok bisa? bukannya kamu fans berat itu tuh karakter di sana...ish agak lupa aku.
Ehmm...Bae Rona. Iya kan?? Kenapa nggak sempet? kamu lagi ngapain sih? bukannya kamu nggak ngapa-ngapain ya?" tanya Clara penasaran.
Rasa keponya yang berlebihan kadang membuat lawan bicaranya tidak nyaman. Tapi itu berbeda dengan Sarah. Ia justru senang melihat Clara yang penasaran dan merengek-rengek bertanya kepadanya. Sarah sering menjuluki Clara mentari kecil saking gemasnya.
Sarah menggeleng pelan, tersenyum manis khas dirinya. Lalu tangannya pun terangkat menyentuh hidung dan bibirnya sendiri. "Hehe, Aku lagi sibuk ngerjain tugas kuliah, Ra. belum sempat buat nonton, kemarin aja aku mau nonton eh rebahan dikit ketiduran," jelasnya, lalu terkekeh kecil.
"Oh iya, aku lupa!" Clara menepuk dahinya, baru ingat sesuatu. "Kita kan ada tugas kuliah ya? yang kemarin tuh. Haduh aku lupa loh! Kamu udah selesai, ya?" tanyanya sedikit cemas. Seingatnya tugas kuliah itu lumayan banyak dan agak rumit, sementara ia lupa tanggal deadline-nya dan sama sekali belum mengerjakan.
"Kurang dikit sih, ya mungkin kalau aku kerjain nanti bakal selesai. Udah kamu nggak usah khawatir, nanti aku bantuin kok.
Ya kali aku tega biarin sahabat aku pusing ngerjain tugasnya sendirian sementara aku udah tinggal santai-santai. aku bantuin, Ra," kata Sarah penuh perhatian. Sejak dulu memang seperti ini.
Clara sering lupa mengerjakan tugas dan deadline-nya selalu mepet, sementara itu Sarah selalu menyelesaikan tugasnya jauh hari dan membantu Clara mengerjakan tugasnya.
Clara menatap Sarah dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat tersentuh oleh kebaikan Sarah yang tak pernah lelah membantunya dan begitu perhatian. Jika saja Sarah adalah orang lain, ia takkan mungkin membantunya seperti ini dan berulang kali.
Mungkin dia akan bosan dan meninggalkannya, karena kenyataannya ia adalah anak yang cukup merepotkan, kurang pandai, dan tak sepintar Sarah.
"Sar," Clara menggenggam tangan Sarah yang terlentang di meja. Bibirnya mengerucut manis, matanya masih berkaca-kaca.
"Kamu emang sahabat terbaikku deh. Makasih ya, makasih udah mau bantuin aku. Padahal tadi aku rencananya ngerjainnya itu mau minta bantuan Google loh. Aku nggak mau ribet soalnya. tapi kalau kamu mau bantuin aku ya...hehe, aku senang banget. Makasih ya bestie," ucap Clara lembut, sedikit manja. Senyumnya merekah, manisnya bagai gula aren.
Sarah mengangguk, ikut tersenyum. "Sama-sama, udah aku bantuin aja. daripada kamu minta bantuan Google yang rata-rata jawabannya itu nggak bener, atau bikin bingung, mending aku bantuin aja.
Ya, sekiranya aku ngerti lah dan jawabannya itu pasti gampang dimengerti sama dosen. Kalau Google itu kan rata-rata jawabannya pakai IA ya? Aku nggak mau kamu dimarahin dosen gara-gara ngerjain tugasnya minta bantuan Google," katanya.
"Iya, bener banget, Sar! Google itu kadang jawabannya bikin tambah pusing, kayak lagi masuk labirin!" Clara tertawa kecil, mengangguk setuju dengan ucapan Sarah.
"Untung ada kamu, bestie! Nggak kebayang deh kalo harus ngerjain tugas kuliah seserem ini sendirian. Makasih banget udah jadi life saver!" Ia kembali menatap Sarah dengan mata berbinar.
Sarah terkekeh, mencodongkan tubuhnya ke Clara, lalu mencubit pelan pipinya. Ia pun menjauhkan tubuhnya lagi. "Sama-sama, Ra. Nggak masalah, kita kerjain bareng-bareng nanti. Lagian, aku juga nggak sampai tega liat kamu stress gara-gara tugas.
Bayangin aja, kamu stress, aku juga ikutan stress. Jadi, mending kita kerjain bareng, sambil cerita-cerita, dan ngemil cemilan enak. Gimana?"
Awalnya, Clara mengerucutkan bibir melihat Sarah mencubit pipinya—walau hanya pelan—namun ia langsung mengangguk antusias. "Ide bagus! Ehm, kita kerjain nanti sore gimana? di rumah kamu? Aku lagi males banget pulang ke rumah, paling-paling pulang juga cuma mau ngambil buku-buku aja," katanya, wajahnya sedikit berkerut. Terlihat sedih, tapi juga malas.
Sarah mengangguk setuju, "Oke, kita kerjain di rumahku aja! Nanti aku siapin cemilan favorit kamu, popcorn sama coklat! Tadi aku udah beli beberapa sebelum ke kampus. Terus sambil ngerjain tugas, kita juga bisa sambil nonton drakor! Seru, kan?" Ia tersenyum lebar, bersemangat dengan rencana tersebut.
Clara langsung bersemangat mendengarnya, "Wah, itu ide yang sempurna, Sar! Nanti kita bisa sambil maraton drakor, eh, tapi nontonnya setelah tugas kita selesai aja gimana? apalagi tugasku hehe! Jangan sampai kita terlena buat nonton sebelum tugas kelar, nanti bisa berantakan!" Clara menambahkan dengan nada serius yang lucu, membuat Sarah tertawa.
Sarah tertawa kecil mendengar celetukan Clara. "Setuju banget! Tugas dulu, baru drakor. Nanti kalau udah kelar, kita bisa nonton drakor sepuasnya! Mau nonton yang mana? Ngelanjutin yang The Penthouse 2?" tanyanya.
Clara berpikir sejenak, jari-jari tangannya sibuk memainkan ujung-ujung rambutnya. "Hmm, boleh juga sih, kita bisa tamatin itu dulu terus lanjut nonton Drakor lain," jawabnya, hening beberapa saat.
Ia melanjutkan, terlihat semangat sekali. "Btw, ya Sar! Dari awal nonton sampe sekarang aku masih gemes banget sama akting-nya Han Ji Hyun sama Choi Ye-bin! Nontonin mereka lama-lama bikin darahku naik!"
Clara tertawa terbahak-bahak.
Bersambung ...