Kematian yang menyedihkan kembali membawanya hidup dalam sosok yang lain. membalaskan dendam yang belum usai kepada orang-orang yang sudah menyakitinya tanpa ampun. Penderitaan yang ditanggung begitu besar, hingga bernapas rasanya menyakitkan.
Namun, itu dulu. Kini ia kembali dengan penampilan yang baru. Kelemahan terbesarnya kini telah musnah. Semua yang dulu menganggapnya sampah akan dia singkirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hairunnisa Ys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chloe Licik
"Lalu apa yang harus kita lakukan, Ma?" tanya Chloe dengan wajah cemas.
"Tentu saja kita harus segera bertindak Chloe."
Keduanya akan segera melaksanakan rencana untuk melengserkan posisi Eve sehingga gadis itu tidak akan pernah menempati posisi tertinggi di perusahaan William.
--------
Hari ini Eve akan menemani Halena pergi menemui teman ibunya. Ia sudah siap dengan gaun merah yang terbungkus anggun dengan tubuhnya yang terlihat sangat seksi. Setiap mata yang menatap penampilan elegan, akan jatuh hati tanpa mereka sadari. Eve segera mendekati ibunya yang sudah menunggu di ruang tamu. Wanita itu tampak terpana saat melihat putrinya sangat cantik.
"Mama, ayo kita berangkat," ucap Saira pelan.
"Sayang, kamu sangat cantik, bahkan Mama sangat panglin melihatmu."
"Lain kali aku akan memakai bikini kalau kita tidak segera pergi."
Halena tampak tertawa kecil dan langsung menggandeng tangan putrinya menuji sebuah mobil yang sudah tersedia. Seorang sopir langsung membuka pintu mobil dan keduanya segera masuk. Mobil melaju perlahan menuju sebuah restoran terkenal, itu karena menunya sangat mahal dan berkelas. Mereka berdua sudah sampai di restoran tersebut.
"Ayo sayang, teman Mama sudah menunggu di dalam."
Saira mengikuti langkah ibunya dengan berjalan sejajar. Tampilannya yang sangat sempurna mencuri perhatian hampir seluruh penghuni restoran tersebut. Di tambah keluarga Halena termasuk keluarga terkaya di sana. Wajah mereka sering wara wiri di majalah bisnis.
"Putri Mama menag snagat cantik, sampai-sampai mereka juga tidak bisa mengalihkan tatapan darimu." goda Halena sambil tersenyum.
Saira tidak menanggapi ucapan ibunya. Ia tetap berjalan di samping Halena sampai mereka sampai di meja yang dituju.
"Sudah lama menunggu?" tanya Halena yang membuat temannya mengalihkan tatapan dari benda pipih yang sedang ia pegang.
"Tidak, kami baru saja sampai," ucapnya tersenyum kemudian matanya beralih pada Saira.
"Siapa gadia cantik yang bersamamu ini?" tanya wanita bernama Moona dengan tatapan terpana.
"Dia putriku," ucap Halena senang.
"Tunggu, ini Evellyn?" tanya Moona dengan tatapan terkejut. Melihat anggukan sahabatnya, ia menjadi sangat bahagia mendemgarnya.
"Dia tumbuh sangat cantik, halo sayang." sapa Moona lembut.
"Halo Tante," ucap Saira singkat.
"Moona, apa kamu datang sendirian?"
"Ah, tidak Halena, aku juga datang bersama putraku. Dia tadi permisi ke toilet."
Saira tampak curiga dengan pertemuan ibu bersama temannya. Namun, ia malas untuk melanjutkan pikiran negatifnya. Perlahan mulai terdengar ketukan sepatu pantofel mendekat ke arah mereka. Pria itu duduk tanpa melihat ke arah Saira yang sedang melihat ponselnya. Ia sedang memantau sesuatu dari sana.
"Kembali juga ini anak, Halena kenalin ini putraku. Namanya Asthon Romeo Dominic. Romeo ini teman Mama namanya Halena."
"Salam Halena," sapa Romeo ramah.
"Wah, kamu tampan sekali, setampan namamu."
Kemudian Romeo menatap kearah Saira yang tampak tidak terganggu dengan percakapan mereka. Romeo bisa menebak bahwa gadis itu sedang pura-pura tidak mengacuhkannya agar ia merasa tertarik. Tapi bagi Romeo metode itu tidak berpengaruh sama sekali padanya. Memangnya apa yang gadis itu harapkan darinya. Halena melihat tatapan Romeo dan ia pun berdehem kecil.
"Sayang, kamu tidak mau kenalan sama anak temennya Mama. Orangnya sangat tampan." bisik Halena pelan.
-----
kenapa jadi abu-abu 🤔
cuiiiiiihhh 🖕🖕
apa itu masuk ya Thor🤔
cuuiiiiiiihhhh 🖕🖕🖕🖕🖕