Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Dilema
Kamar pengantin...
Masih terlihat Javiero menatap tajam Joanna yang duduk di atas ranjang dengan sebuah bantal yang menutupi bagian depan tubuhnya.
Jari jemari tangannya yang lentik meremas kuat ujung bantal.
Ingatan Javiero langsung tertuju kembali pada kejadian saat mereka tengah bercinta semalam yang baru saja terjadi.
Refleks, Javiero mendongakkan kepalanya ke atas sembari terpejam lalu menatap kembali ke arah Joanna.
Air menitik pelan dari pangkal bahu Joanna saat dia duduk dengan merapatkan bantal bersarung motif mawar putih.
Menggunggah selera Javiero untuk menyentuh tubuh Joanna yang mulus serta menggiurkan.
Javiero menelan ludahnya pelan, berusaha untuk menahan birahinya.
Cepat-cepat Javiero mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari mencari-cari sesuatu untuk menutupi tubuh polos Joanna yang terbuka.
Javiero mengedarkan pandangannya ke arah sekitar ruangan kamar.
Namun, barang yang dia cari benar-benar tidak tersedia sehingga membuat Javiero agak sedikit kesal.
Javiero melangkah cepat menuju lemari yang ada di dalam kamar.
KRIEEET... !
Dibukanya kedua pintu lemari dengan kasar lalu memperhatikan isi di dalam lemari.
Kosong !
Tidak ada satupun selembar pakaian ganti yang tersedia di dalam lemari, isi lemari benar-benar kosong, tidak ada apa-apa.
Javiero menghela nafas panjang kemudian menutup kedua pintu lemari.
BRAK !
Di bantingnya kedua pintu lemari secara keras.
Javiero memutar tubuhnya menghadap ke arah lain kemudian dia berjalan tergesa-gesa menuju ke dalam kamar mandi.
Sesaat kemudian Javiero kembali dengan membawa kain sprei yang ada bekas noda darah perawan Joanna.
"Kenapa kamu menyembunyikan nya !?", ucap Javiero.
Javiero memicingkan kedua matanya ke arah Joanna yang masih menutupi tubuhnya dengan sebuah bantal.
Tidak ada jawaban dari Joanna yang hanya memandangi Javiero yang berdiri sambil membawa kain sprei.
"Aku tahu kalau aku telah merenggut keperawan mu tanpa aku sadari kamu malu saat mengetahui hal tersebut menimpa mu", ucap Javiero.
Javiero merobek kain sprei menjadi dua bagian.
KRESH... KRESH... KRESH... !
Membuang sisa kain sprei yang terkena noda darah perawan milik Joanna.
"Mungkin dengan sebagian kain ini akan membantu mu untuk menutupi tubuhmu karena aku tidak dapat menemukan sehelai pakaian ganti wanita di dalam kamar ini"
Javiero berucap sembari menghampiri Joanna lalu memakaikan sisa kain sprei ke tubuh Joanna yang baru saja selesai mandi.
"Tampaknya kain ini cukup untuk dipakai pada tubuhmu yang langsing, Joanna", kata Javiero.
Joanna hanya terdiam saat Javiero melilitkan sisa kain sprei pada tubuhnya.
Mau tidak mau, Joanna terpaksa menerimanya karena dia tidak punya pilihan lain selain menurut pada kemauan Javiero.
Gaun pengantin miliknya telah robek tak beraturan bahkan mungkin tidak lagi layak untuk dipakai.
"Coba kamu berdiri supaya aku dapat memastikan ikatan kain ini terlilit kuat atau tidak !", ucap Javiero.
"Ehk !?", gumam Joanna sambil mendongakkan kepalanya ke arah Javiero.
"Kenapa ?", tanya Javiero. "Apa kamu tidak mendengar ucapanku ataukah kamu telah tersihir oleh ketampanan ku !?", sambungnya mulai usil.
"Apa !?", sahut Joanna.
Joanna mulai kesal saat Javiero menggodanya.
Kata-kata Javiero terdengar di telinganya seperti pria itu sedang mengolok-olok dirinya karena tidak dapat mempertahankan keperawanannya.
Anggapan Joanna bahwa dirinya dengan mudah memberikan kegadisannya pada orang lain yang baru dia kenal tanpa mengenalnya sebelumnya.
Joanna langsung beranjak dari atas ranjang sembari melemparkan bantal ke arah lain.
Pada saat Joanna bermaksud berdiri tanpa dia sadari salah satu kakinya tersangkut kain sprei yang melilit tubuhnya.
Dalam hitungan detik, Joanna langsung jatuh hingga mendorong Javiero yang ikut terjatuh bersamanya ke atas lantai kamar.
BRUK !
Untuk kedua kalinya mereka terjatuh bersama-sama sembari saling berpelukan erat.
"Ufh !?", keluh Joanna saat dirinya menimpa tubuh Javiero.
Tubuh mereka saling bergesekan keras sehingga membuat suhu pada tubuh mereka menjadi naik, panas.
Kedua wajah mereka berubah menjadi merah padam. Baik Javiero maupun Joanna sama-sama terlihat memerah wajahnya.
Sejenak keduanya saling termenung, dan diam melamun seolah-olah tenggelam pada pikiran mereka masing-masing.
"Maaf...", ucap Joanna.
Joanna berusaha bangkit dari atas tubuh Javiero sembari menggerakkan tubuhnya tetapi gerakan tubuhnya justru mematik gairah Javiero.
"Apa kamu tidak bisa diam ?", kata Javiero.
"Maksudmu !?", sahut Joanna kaget.
"Jika kau terus menggerakkan tubuh mu di atas tubuh ku maka aku tidak akan menjamin keamanan mu lagi...", ucap Javiero.
"Aku tidak mengerti", sahut Joanna.
Joanna masih menggerak-gerakkan badannya di atas tubuh Javiero sehingga kedua badan mereka kembali saling bergesekan kuat.
Wajah Javiero merah padam, mencoba untuk tetap tersadar meski keringat dingin terus mengalir dari keningnya.
"Apa dia sengaja melakukannya agar aku kembali tergoda !?", gumam Javiero dalam hatinya.
Tubuh Joanna terasa hangat saat berada di atas tubuhnya.
Gesekan demi gesekan semakin kuat terasa di tubuh Javiero, membuat pria tampan itu menjadi salah tingkah.
"Uhk !?", desah Joanna dengan bibir terbuka.
Joanna tak sengaja menyentuh bibir Javiero sehingga posisi mereka seperti sedang berciuman.
"Ufh !?", ucap Joanna.
Javiero yang sedari tadi berusaha menahan dirinya agar tidak tergoda langsung menarik wajah Joanna lebih dekat.
Ciuman hangat mendarat tepat di bibir Joanna.
Javiero tidak membiarkan Joanna lepas darinya lagi bahkan memberinya kesempatan untuk menghindar, pria itu tidak memberinya sedetikpun.
Bibir keduanya saling bertautan erat, suara keras saat bersentuhan satu sama lain dari bibir mereka terdengar liar.
Javiero memperdalam ciumannya pada bibir Joanna.
Menghisapnya kuat-kuat hingga Joanna terlena dalam setiap ciuman-ciuman yang dilancarkan oleh Javiero.
Tanpa mereka sadari, mereka telah tenggelam ke dalam ciuman mesra mereka.
Joanna yang tersulut nafsunya semakin agresif membalas ciuman-ciuman mesra Javiero.
Keduanya saling bergulingan di atas lantai kamar yang dingin, tidak memperdulikan kerasnya permukaan lantai kamar saat ini.
Tiba-tiba Javiero mengangkat tubuh Joanna naik ke atas ranjang.
Beberapa detik kemudian, keduanya kembali bercinta, mereka menerima serta memberi kenikmatan satu sama lainnya. Dan semakin tenggelam dalam nafsu birahi yang telah menguasai diri mereka.
Suasana di dalam kamar berubah menjadi sangat panas penuh gairah cinta dari Joanna dan Javiero.
Erangan-erangan kecil terdengar saling bersahutan saat Joanna dan Javiero menyatukan tubuh mereka kembali.
Keringat deras mulai membasahi keduanya dan keadaan ranjang terlihat acak-acakan serta basah penuh oleh keringat dari mereka berdua saat bercinta.
Satu jam kemudian...
Suasana di dalam ruangan kamar kembali tenang.
Tampak Joanna masih terbaring di atas ranjang dengan kedua mata terpejam serta deru nafas masih memburu kuat.
Tidak terlihat keberadaan Javiero di sisi ranjang.
Di ruangan lain, terlihat Javiero berdiri di depan wastafel sembari menatap ke arah cermin.
Air membasahi wajah tampan Javiero.
''Seharusnya aku tidak terjebak dalam permainan cinta ini...", ucapnya sembari tertunduk dalam.
lanjut lah..
Good Job author ❤️