NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syari_Andrian

Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."

Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."

Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sindy tertangkap..

Rey dan timnya tiba di lorong panjang menuju ruang utama. Langkah mereka berhenti sejenak ketika suara langkah kaki lain bergema dari ujung lorong. Tampak puluhan anak buah Sindy muncul, lengkap dengan senjata di tangan.

"Sepertinya mereka tahu kita datang," ujar salah satu anggota tim Rey.

"Biarkan mereka tahu. Ini kesempatan kita untuk mengakhiri semuanya," balas Rey dengan tenang, meskipun tatapan matanya penuh fokus.

Sindy muncul di tengah barisan musuh dengan senyum dingin. "Reyland Adijaya," ujarnya sambil melangkah maju. "Aku tidak menyangka kamu akan sejauh ini mengejarku. Tapi kamu tahu ini sia-sia, bukan?"

Rey mendekat beberapa langkah, berdiri hanya beberapa meter darinya. "Sindy, aku tidak punya waktu untuk permainanmu. Ini berakhir sekarang. Serahkan dirimu, atau aku akan memastikan kamu tidak punya tempat lagi untuk kabur."

Sindy tertawa kecil. "Kamu pikir ini tentang aku kabur? Oh, Rey, aku selalu berada selangkah di depanmu. Sementara kamu sibuk mengejarku, aku sudah menyiapkan rencana cadangan. Dan kali ini, bahkan kamu tidak bisa menghentikannya."

Rey mendekat lebih jauh, mengabaikan ancaman di sekitarnya. "Rencana apa yang kamu maksud, Sindy? Hancurkan hidup lebih banyak orang? Membalas dendam tanpa arah? Kamu tahu ini hanya akan menghancurkan dirimu sendiri."

Mata Sindy menyipit, menunjukkan kemarahan. "Aku tidak perlu ceramah darimu, Rey. Kamu dan keluargamu menghancurkan hidupku. Jadi aku akan memastikan kamu merasakan sakit yang sama."

Sebelum Rey bisa menjawab, Sindy memberi isyarat kepada anak buahnya. "Hancurkan mereka!" teriaknya.

Pertempuran meletus di lorong itu. Rey dan timnya melawan dengan segala kemampuan mereka, menghadapi serangan musuh yang datang dari segala arah. Suara tembakan dan benturan memenuhi udara, sementara Rey terus maju, fokus pada satu tujuan: menangkap Sindy.

Di tengah kekacauan, Sindy mencoba melarikan diri ke ruang tersembunyi di belakang lorong. Namun, Nisa yang mengikuti dari kejauhan muncul dan menghadangnya.

"Sindy!" seru Nisa, berdiri tegap di hadapannya. "Kamu tidak akan lari lagi."

Sindy terdiam sejenak, lalu tertawa sinis. "Nisa. Anak kecil yang sekarang berpikir dia bisa menghadapi aku? Kamu hanya beruntung karena ada Rey di sisimu."

Nisa mengepalkan tangannya, menatap Sindy tanpa gentar. "Ini bukan soal keberuntungan. Ini soal keberanian untuk melawan orang sepertimu. Aku tidak akan membiarkanmu terus merusak hidup orang lain."

Sindy mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, mengacungkannya ke arah Nisa. "Kalau begitu, mari kita lihat seberapa beraninya kamu."

Namun, sebelum Sindy sempat menyerang, Rey muncul dari belakang, menahan tangannya dengan cepat. "Sudah cukup, Sindy," katanya dengan nada dingin.

Sindy meronta, tapi kekuatannya kalah jauh dari Rey. Anak buahnya yang tersisa sudah dikalahkan oleh tim Rey, dan dia kini benar-benar terpojok.

"Ini sudah selesai," kata Rey sambil mengamankan pisau dari tangan Sindy. "Kamu kalah."

Sindy hanya tertawa getir. "Kamu pikir ini akhir? Kamu tidak tahu apa yang akan datang, Rey. Ini baru permulaan."

Rey menatapnya tajam. "Apa pun rencanamu, kami akan selalu ada untuk menghentikannya." Dia lalu memberi isyarat kepada timnya untuk membawa Sindy pergi.

Nisa menghampiri Rey, napasnya masih berat akibat ketegangan. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya.

Rey mengangguk, menatapnya dengan lembut. "Aku baik-baik saja karena kamu ada di sini."

Sindy ditangkap dan dibawa pergi, tapi ancaman yang dia tinggalkan masih menggantung di udara. Rey dan Nisa tahu bahwa ini mungkin bukan akhir dari semua konflik, tetapi mereka juga tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapi apa pun yang akan datang.

1
Ellsya
Lumayan
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
thalexy
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
Regrater
Kepayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!