BRUK!!!
Seorang wanita cantik dengan pakaian yang bersimbah darah berlari masuk kedalam lift di sebuah hotel bintang lima. Tak sengaja dia menabrak seorang pria dan mengotori pakaian rapi pria itu dengan darah nya.
Setelah sebelum nya wanita itu di kejar-kejar oleh beberapa orang pria kekar berpakaian serba hitam.
Setelah lepas dari maut. Ternyata tidak membuat seorang Killa Roses bebas. Dia harus bersedia menikah kontrak dengan seorang CEO pemilik hotel tersebut. pria dingin dan kaku bernama Marvin Louis.
Hingga suatu hari ia mendapat kesialan ketika sedang menjalankan misi. Marvin memergoki Killa yang tengah mengobrak-abrik rumah nya, mencuri berkas penting. Marvin pun memperkosa Killa dan merenggut mahkotanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 30 : Percakapan yang berujung sensual
Diluar kamar. Setelah membanting pintu dengan keras. Killa berjalan dengan menggerutu menuju kamar tempat sang adik berada.
Namun tiba-tiba saja terdengar suara teriakan histeris seorang wanita. Tak lain adalah Naya. Killa tersentak kaget dan langsung cepat-cepat ia berlari ke kamar tersebut.
"Naya?" pekik Killa yang langsung memeluk sang adik yang tengah duduk di atas tempat tidur.
"Kakak....hiks hiks hiks" Naya menangis memeluk sang kakak dengan erat.
"Tenanglah Nay, ada kakak disini, kamu sudah selamat...." Killa mengelus-elus kepala Naya. Mencoba menenangkan nya.
"Hiks hiks hiks, Naya takut kakak kenapa-kenapa! Karena orang-orang itu berkata akan membunuh kakak...."
"Kamu tidak perlu khawatir mereka semua sudah di tangkap dan dijebloskan ke penjara...."
"Benarkah?"
Naya melepaskan pelukan nya. Menatap sang kakak dengan wajah yang penuh air mata. "Kak bajumu berdarah!"
Killa terkejut, sontak dia langsung menunduk melihat bajunya. Benar saja dress yang ia pakai sudah ternoda. "Kakak terluka, dimana yang sakit kak? Apa kakak terluka karena sudah menyelamatkan Naya? hiks hiks maafkan Naya kak...." Naya kembali terisak.
"Sudah lah, kamu tau kakak adalah wanita kuat....Luka seperti ini saja tidak ada rasanya bagi kakak" ucap Killa.
"Tapi kak...."
"Kamu istirahat yah, kakak mau ngobatin luka kakak dulu yah...." Killa mengusap pucuk kepala Naya lalu beranjak.
Killa pun segera keluar dari kamar Naya. Dia berjalan dengan langkah lunglai. Kepala nya terasa sangat sakit. Pandangan nya juga semakin kabur dan bergoyang-goyang.
"Kenapa kepala ku sakit sekali...."
Killa berpegangan di dinding. Ia pun mulai tidak kuat menahan tubuhnya yang melemas. Akhirnya Killa terjatuh dilantai. Tapi belum sempat terjatuh pinggul ramping nya di tangkap oleh Marvin.
"Killa! Kau kenapa?" tanya Marvin menatap dengan penuh kekhawatiran.
Killa menggelengkan kepala. " Aku tidak tahu, kepala ku sakit sekali" jawabnya lemah.
Dengan sigap Marvin pun menggendong tubuh Killa masuk kedalam kamar dan merebahkan nya perlahan diatas tempat tidur.
"Mau kemana?" Killa menarik tangan Marvin. Pria itu hendak melangkah pergi.
"Tunggulah sebentar...." Marvin melepaskan tangan Killa, lalu pergi dengan tergesa-gesa.
Tidak lama kemudian, dia kembali dengan membawa kotak P3K. "Aku bisa mengobati luka ku sendiri..." Killa berusaha bangun. Tapi kepalanya sangat berat.
"Sudahlah, jangan keras kepala dan membantah! Aku akan mengobati luka mu..." ucap Marvin dengan tatapan dingin nya. Membuat Killa membeku ditempat, ditambah tubuhnya yang lemas. Mau tidak mau Killa menuruti perkataan Marvin.
"Jangan menahan tanganku, bajumu harus dilepas" Marvin membuka resleting dress yang Killa kenakan. Gadis itu sempat menolak tapi kemudian pasrah.
Kini tubuhnya terpampang jelas. Dress yang dia kenakan tadi sudah terlepas, tergeletak dilantai. Killa merasa sangat malu, ia memalingkan wajahnya yang kini sudah memerah. Marvin tersenyum tipis sekilas. Melihat tingkah Killa yang malu-malu.
"Bukan hal baru, kenapa kau harus malu seperti itu? Aku sudah pernah melihat seluruh tubuhmu..." ucap Marvin seraya tangan nya dengan cekatan membersihkan luka diperut Killa dan lehernya.
"Errggh....tolong pelan-pelan" Killa mengerang menahan sakit.
"Iya aku akan melakukan nya perlahan...." sahut Marvin.
Seketika keduanya tersadar. Jantung mereka berdegup kencang. Sebenarnya percakapan ini berujung kepada hal apa? Kenapa kesan nya sangat sensual sih?
Marvin menelan salivanya, mencoba untuk tetap fokus mengobati luka Killa. Gadis itu diam saja menutup matanya. Bibir nya bergetar menahan sakit.
Lagi-lagi Marvin menatap bibir ranum itu. Pikiran kotornya mulai merajalela kembali. Ingin rasanya dia mengecupnya, agar bibir itu bisa diam tak lagi bergetar.
"Malam ini tidur lah disini, aku akan tidur diruang kerjaku...." ucap Marvin seraya beranjak dari duduk nya dipinggiran tempat tidur.
Killa mengangguk. Marvin segera pergi masuk kedalam ruang kerja nya. Ruangan yang tadi nya dingin dan sejuk karena udara dari AC. Kini menjadi hangat dan penuh kecanggungan.
Kenapa aku selalu saja tidak bisa, tidak perduli padanya? Apakah ini karena aku merasa sangat bersalah telah merenggut kesucian nya? Apa aku merasa iba dan kasihan pada Killa? Menyebut namanya saja membuat dadaku berdebar-debar.
...🌹Note : Jangan lupa like dan beri Author hadiah yah🌹...
