Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.
Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?
Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Penglihatan Ray mulai kabur, tangannya terus memegang pergelangan tangan Charlotte dengan kencang,
“Aaaah...sakit...Ray....aku disini...aku disini,” teriak Charlotte yang kesakitan karena lengannya di genggam namun dia tetap mencoba memeluk Ray.
“Char,” teriak Edward berdiri.
“Aku...tidak apa apa papa,” ujar Charlotte sambil mengangkat tangan sebelahnya dan menghentikan Edward.
Tiba tiba tangan Ray mulai mengeluarkan cahaya berwarna abu abu dan mendadak seluruh tubuh Charlotte di selimuti cahaya abu abu, Liam dan Laura langsung mundur sementara Edward, Jonah dan Elena berdiri.
“Aaaaaaaaaah,” Charlotte berteriak kesakitan.
Tapi dia memeluk Ray yang ada di sebelahnya dan cahaya abu abu terang juga akhirnya menyelimuti tubuh Ray, cahaya terang menyilaukan langsung memenuhi seluruh ruangan. Liam, Laura, Edward, Jonah dan Elena langsung mengangkat lengan mereka untuk menutupi mata karena silau,
“Air....air....padamkan apinya....api...semuanya api.....tolong mereka,” terdengar suara Ray yang terbata bata di dalam cahaya.
“Ray....aku....disini....aku bersamamu.....tenanglah,” ujar Charlotte terbata.
Tiba tiba “blam,” terdengar suara ledakan kecil, “buaak,” tubuh Ray menghantam dinding dan dia tidak sadarkan diri, begitu juga Charlotte yang terpental jatuh ke lantai dari sofa tepat di depan pintu. Cahaya terang berangsur angsur menghilang, Liam dan Laura membuka matanya, mereka menoleh melihat Ray yang duduk tersender di dinding tidak sadarkan diri,
“Ray,” teriak keduanya sambil menghampiri Ray.
Sementara itu, Jonah, Edward dan Elena melihat kondisi Charlotte, namun karena mata mereka masih silau pandangan mereka sedikit kabur, mereka berusaha memfokuskan penglihatan mereka ke lantai, “bzz....bzzz....bzzz...ctak...ctak,” ketiganya kaget karena banyak listrik yang keluar di tubuh Charlotte, selain itu penampilan Charlotte juga berubah karena rambutnya menjadi silver. Elena langsung jongkok di sebelah Charlotte, tapi ketika tangannya terjulur ke arah Charlotte, “aw,” tangannya tersengat aliran listrik, dia langsung menoleh melihat Edward di sampingnya sambil memegang tangannya.
“Ed....dia....”
“Iya...aku tau...dia sama seperti Tiana...pengguna elemen gabungan empat elemen dasar yang langka, kekuatannya berada jauh di atas elemen dasar namun masih setingkat di bawah darkness dan holy,” ujar Edward.
“Coba aku periksa dia,”
Elena menjulurkan telapaknya, sebuah cahaya hijau keluar dari telapaknya, tiba tiba aliran listrik yang keluar dari tubuh Charlotte menghilang, mana nya yang meluap bisa di kendalikan oleh Elena. Setelah memastikan kondisi Charlotte aman, Elena membuka mata sebelah kanan Charlotte yang sedang terpenjam, ternyata mata kanan Charlotte yang pupil nya berwarna biru pada awalnya, berubah menjadi berwarna merah, tapi begitu Elena memeriksa mata kiri nya, warna pupil yang awalnya biru, berubah warna menjadi ungu.
“Benar....tidak salah lagi, dia awalnya hanya memiliki elemen angin dan api. Tanpa sengaja Ray membangkit kan dia, sekarang dia mengalami kebangkitan dan memiliki elemen air juga tanah kemudian ke empat elemen di dalam tubuhnya menyatu menjadi elemen baru....elemen petir yang kekuatannya hanya setingkat di bawah darkness dan holy, tidak banyak orang yang bisa mencapai tahap ini,” ujar Elena.
“Sama seperti Tiana....waktu itu, guru Wendell juga yang membangkitkan seluruh elemen Tiana menjadi seperti ini,” ujar Jonah yang kemudian menutup mulutnya dengan tangan.
“Di satu sisi aku senang Charlotte bisa mewarisi elemen milik Tiana...tapi di satu sisi aku sedih...karena takdir dia di masa depan tidak akan mudah,” ujar Edward.
“Kamu harus terima kenyataan ini Ed, masa depan Charlotte bersama dengan Liam, Laura dan Ray, mereka pahlawan, kita sebagai orang tua harusnya bangga,” balas Jonah di sebelahnya sambil memegang pundaknya.
“Aku tahu Jonah dan aku yakin Tiana juga pasti mengatakan hal yang sama dengan mu,” balas Edward memegang tangan Jonah di pundaknya.
“Bisa tolong aku angkat dia dan membaringkannya di kursi ?” tanya Elena.
Edward dan Jonah langsung maju, mereka mengangkat tubuh Charlotte bersamaan dan membaringkannya di kursi, Elena langsung memeriksanya kembali. Sementara Edward dan Jonah segera mendekati Liam dan Laura yang sedang berusaha membangunkan Ray yang menunduk tidak sadarkan diri. Edward memegang pundak Jonah dan membuat Jonah menoleh melihat dirinya,
“Jonah, ada kemungkinan dia melihat masa depan lagi, waktu itu guru Wendell juga sama kan ketika melihat masa depan dimana Liam dan Laura menjadi pahlawan yang menang melawan raja iblis dalam perang,” ujar Edward.
“Sepertinya begitu, entah apa lagi yang di lihat anak itu, kasihan dia,” ujar Jonah.
******
Sementara itu, di sebuah gedung perkantoran di wilayah bisnis jakarta, di lantai tempat sebuah perusahaan besar, terlihat lampu di ruang akunting masih menyala. “Ugh,” Ray melenguh,
“Mau sampai kapan tidur, besok kita sudah harus menyerahkan laporannya, cepet kerjain lagi, aku diamkan kamu karena kamu terlihat lelah sekali,” ujar seorang wanita.
“Huh,” mendengar suara wanita yang sangat tidak ingin dia dengar lagi, Ray langsung bangun terduduk, dia melihat sekeliling, matanya langsung membulat dan dia melihat ke depan, ternyata dia terbangun di mejanya yang masih berbekas seperti ada orang yang tidur di atasnya, duduk di kursi yang empuk tapi tegak dan ada sebuah monitor di depannya yang berisi angka dari atas sampai ke bawah.
“Loooooh......kok ?” teriak Ray.
“Apa sih kamu, tolong ya, aku harus cepat pulang nih, suami ku sudah marah marah karena aku pulang malam terus, ayo cepat, tinggal dua jurnal lagi yang masih selisih,” ujar wanita di belakangnya.
“Waaaaaa bos, kenapa ada bos di sini,” teriak Ray sambil memundurkan kursinya yang menggunakan roda.
“Lah wajar lah aku ada disini, aku manager akunting dan bos mu, kamu ngigo ya,” teriak bos.
“Berarti....semua itu hanya mimpi ? yang aku jalani satu setengah tahun di sana hanya mimpi ?” tanya Ray syok.
“Haaah iya kamu mimpi, cepet balik ke kenyataan, cari selisihnya terus print, besok kita serahkan ke pimpinan,” jawab bos sambil menghela nafas.
“Iya..bos, maaf,” balas Ray.
Dia kembali menggeser kursi nya ke depan meja, kedua tangannya naik ke keyboard, tapi ketika dia melihat jari tangannya, dia menyadari sesuatu, dia langsung berdiri dan berlari keluar ruangan untuk pergi ke toilet. Begitu dia bercermin di atas tempat mencuci tangan, yang dia lihat di sana adalah wajah Raymond Roderick.
“Aku masih Raymond, berarti semua bukan mimpi, aku di kantor tapi dengan wujud Raymond ? apa yang sebenarnya terjadi ?” tanya Ray bingung.
“Ray....Ray....Ray,”
Terdengar sayup sayup suara beberapa orang memanggilnya. Ray menengadah ke langit langit dan berbalik melihat kebelakang.
“Ray....Ray....Ray,”
Ray berlari keluar dari toilet dan berlari di koridor kantor berusaha mencari asal suara itu, lama kelamaan suara itu semakin menghilang,
“Teman teman.....Liam, Laura, Charlotte...dimana kalian ?” teriak Ray.
“Aku disini Ray....bangun Ray,” terdengar suara Charlotte yang cukup jelas kepalanya.
“Char...dimana kamu ?” teriak Ray.
Setelah melewati koridor yang gelap, dia sampai kembali di ruang akunting yang lampunya masih menyala, dia masuk ke dalam dan melihat monitor yang menyala di mejanya, layar monitor yang sebelumnya berisi angka, tabel dan jurnal sekarang menjadi putih dan kosong. Tiba tiba pundaknya di pegang seseorang dan terdengar suara nafas seorang wanita di telinganya,
“Teman teman mu menunggu mu, cepat pulang, aku juga mau pulang ketemu suami ku hehe,”
“Eh...uaaaah,”
Wanita di belakang Ray mendorong tubuh Ray, membuat dirinya masuk ke dalam monitor, ketika sedang terjatuh di lorong putih, dia melihat layar monitor yang semakin lama semakin mengecil, ada seorang wanita yang sedang melambaikan tangan di dalamnya. “Waaaaaaaa,” Ray berteriak karena merasa dirinya jatuh dan tiba tiba seluruhnya menjadi terang benderang menyilaukan.
******
“Uaaaaaah,”
Ray terduduk di atas ranjang, nafasnya terengah engah dan tubuhnya penuh keringat, dia menoleh ke kiri dan melihat Liam, Laura juga Ignesia tersenyum melihat dirinya dan nampak sangat senang melihat dirinya bangun sampai menitikkan air mata.
“Ray,” terdengar suara Charlotte memanggilnya.
Ray menoleh melihat ke kanan, “wuaaaaaaaah,” Ray langsung ketakutan melihat penampilan baru Charlotte dan merangkak mundur, “blugh” Ray terjatuh dari ranjang dan terjerembab ke lantai, Liam dan Laura langsung jongkok membantunya karena Ray jatuh tepat di depan mereka.
“Kenapa kamu Ray, kenapa kaget melihat Charlotte ?” tanya Liam.
“Eh...Charlotte ?” tanya Ray.
Dia merangkak dan mengintip di sisi ranjang melihat Charlotte di depannya, Charlotte terlihat sedih dan memalingkan wajahnya yang meneteskan air mata,
“Cha...Char ?” tanya Ray berdiri.
“Ini aku Ray....maaf aku mengejutkan mu, aku...berubah,” ujar Charlotte sedih.
Ray langsung naik kembali ke ranjang dan turun di sisi sebelahnya, kedua tangannya langsung membuka dan memeluk Charlotte yang menangis di pelukannya.
“Aku bersyukur kamu tidak apa apa Ray hik...hik...hik,” ujar Charlotte menangis.
“Terima kasih Char (apa ini...kenapa dia jadi begini....wajah itu...penampilan itu...walau tubuhnya berbeda tapi aku tidak mungkin lupa mata ungu nya yang menandakan dia memiliki elemen petir, mata ungu itu hanya ada satu orang yang memilikinya di anime, novel dan manga, dia...salah satu dari lima jendral iblis.....Cagalia),” balas Ray termenung.