NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal jatuh cinta

Tengah malam, Enzo terbangun karena merasa haus. Dia pun melangkah keluar kamar menuju ke arah dapur untuk mengambil air minum.

Di ruang tengah, dia tak sengaja mendengar Anjani yang sedang menangis sambil memeluk kedua lututnya. Suaranya terdengar sangat pilu. Membuat Enzo berhenti sejenak lalu berlindung dibalik dinding.

Dia ikut merasa sedih mendengar tangisan Anjani. Hendak mendekat untuk memberi hiburan, namun dia sadar jika dirinya bukanlah siapa-siapa.

Yang bisa dia lakukan hanya terus berdiri di sana. Menunggu dengan sabar hingga akhirnya suara tangis itu berhenti sendiri.

Pelan, Enzo kemudian mendekat. Lewat pantulan cahaya lampu yang remang-remang, dia dapat melihat jika Anjani ternyata sudah tertidur.

Mungkin, dia terlalu lelah karena banyak menangis akhir-akhir ini.

"Aku berjanji, Anjani! Selama kamu memberiku kesempatan, aku pasti akan menjagamu selamanya. Kali ini, aku tidak akan mengalah lagi. Aku akan mengejarmu sampai kamu bersedia menerimaku," lirih Enzo sambil membelai lembut rambut panjang Anjani yang lurus terurai.

Ingatan Enzo tiba-tiba terlempar ke masa lalu. Tepatnya, di tahun pertama Anushka masuk kuliah. Waktu itu, sang keponakan membawa seorang sahabatnya ke kediaman utama keluarga Yama.

Enzo yang saat itu sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang pewaris, merasa sangat tertekan dan tak bisa berbuat banyak. Seluruh hidupnya, mulai bangun tidur hingga tidur lagi, selalu diatur oleh orang-orang suruhan sang Ayah.

Jadwal selalu tertata dan wajib di penuhi setiap harinya. Tak ada waktu bermain layaknya pemuda seumurannya. Yang Enzo lakukan hanya belajar, kerja, belajar, dan kerja lagi.

Hingga suatu hari, Enzo merasa sudah benar-benar bosan. Dia merasa muak dengan rutinitas yang tak pernah berubah setiap harinya. Hingga, untuk pertama kalinya, dia berani memberontak dan mencoba kabur dari rumah.

Sekali saja, Enzo ingin melihat dunia yang bebas tanpa banyak kekangan. Sekali saja, dia juga ingin bermain-main seperti keponakan-keponakannya tanpa diawasi oleh orang-orang suruhan sang Ayah.

"Dimana Tuan Muda?" tanya guru yang mengajari Enzo saat itu.

"Bukannya, Tuan Muda ada didalam?" pelayan yang ditanya justru balik bertanya.

Sang guru tampak panik. "Tidak ada. Tuan Muda tidak ada didalam."

"Apa Tuan muda kabur?"

Guru itu langsung memijat kepalanya. Jika Tuan besar tahu jika putranya kabur, maka dirinya akan terancam kehilangan pekerjaan.

"Kerahkan semua pengawal untuk mencari Tuan Muda. Kalau dia benar-benar kabur, kita bisa kena masalah."

Pelayan itu pun mengangguk. Hari itu, kediaman utama keluarga Yama langsung gaduh karena hilangnya calon pewaris. Semua pengawal dikerahkan untuk mencari ke sekeliling rumah. Namun, pemuda itu tak kunjung ditemukan.

"Hei!" sapa seorang gadis muda saat melihat Enzo yang sedang mengendap-endap diantara tanaman bunga yang ada di taman belakang.

Enzo menoleh. Dia langsung menarik tangan gadis itu agar ikut berjongkok bersamanya. Telapak tangannya langsung membungkam mulut gadis yang seumuran dengan salah satu keponakannya itu. Anushka.

"Jangan ribut!" ucapnya berbisik. "Jangan sampai mereka menemukanku."

"Mereka mencari kamu?" tanya gadis dengan mata bulat jernih itu.

"Ya," angguk Enzo. Matanya tetap awas mengawasi sekitar.

"Kenapa?"

Enzo langsung menatap tajam ke arah gadis itu. "Jangan banyak tanya!" jawabnya ketus.

"Kamu... bukan pencuri, kan?" tanya gadis itu lagi.

Enzo mengembuskan napas kasar. "Apa menurutmu, wajah setampan ini bisa jadi pencuri?" Ia menunjuk wajahnya sendiri. "Matamu katarak apa gimana?" imbuhnya sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Lalu, kamu siapa?" tanya gadis itu penasaran.

"Enzo."

Gadis itu terdiam sejenak. "Kamu Enzo? Enzo, pamannya Anushka? Calon penerus Yama House Group?" pekiknya kemudian.

"Ssstt!" Enzo membungkam mulut gadis itu lagi. "Jangan ribut!"

"Maaf."

Enzo kembali menurunkan tangannya. Dia duduk diatas rumput setelah merasa lelah karena terus berjongkok sedari tadi.

"Sepertinya, aku tidak akan bisa kemana-mana," gumamnya dengan nada kecewa.

"Memangnya, Om Enzo mau kemana?" tanya gadis itu.

"Om Enzo?"

"Maaf," ucap gadis itu. "Perkenalkan, namaku Anjani. Aku sahabatnya Anushka, Om Enzo."

"Kenapa kamu harus memanggilku, Om Enzo juga? Apa menurutmu aku sudah kelihatan tua?" protes Enzo.

"Tidak, kok," jawab gadis yang bernama Anjani itu. "Hanya saja, sebagai sahabatnya Anushka, aku harus ikut memanggil Om, kan? Supaya terdengar lebih sopan."

"Sopan darimana?" gerutu Enzo dengan kesal.

"Om Enzo mau kabur dari rumah, ya?" tanya gadis itu lagi. Dia tak peduli meski Enzo sepertinya tidak suka dengan panggilan yang disematkan padanya.

Dia ikut duduk didekat Enzo. Dekat sekali hingga aroma shampo dari rambutnya dapat dicium oleh pemuda itu.

"Om Enzo?" tegur Anjani saat Enzo hanya diam saja.

"Hah? Ya?" balas Enzo yang tidak fokus sama sekali. Dia sempat melamun sebentar. Menikmati aroma harum dari rambut panjang gadis itu.

"Om Enzo kenapa ingin kabur?"

"Aku bukannya ingin kabur. Aku hanya ingin keluar untuk jalan-jalan sebentar."

"Kenapa tidak minta izin baik-baik?" tanya Anjani lagi.

"Karena Papa ku tidak mungkin mengizinkan," jawab Enzo.

Gadis disampingnya tampak menghela napas panjang. "Ternyata, jadi pewaris lumayan susah juga, ya? Untuk sekadar keluar saja, dilarang. Untungnya, Papa ku tidak akan pernah menjadikan aku sebagai pewarisnya. Jadi, aku tidak akan pernah merasakan apa yang Om Enzo rasakan."

"Kenapa?" tanya Enzo. Gantian, kini dia yang merasa penasaran.

"Karena dia punya anak kesayangan yang lain," jawab Anjani. "Om Enzo mau jalan-jalan denganku, tidak? Bagaimana kalau kita ke taman bermain?"

"Sayangnya, aku tidak bisa kemana-mana. Tidak ada jalan keluar sedikit pun."

"Pernah coba keluar lewat lubang anjing?"

"Hah?"

Sebelum Enzo sempat memikirkan sesuatu yang lain, Anjani sudah menarik tangannya lalu membawa dia ke sudut barat taman tersebut. Disana, ada sebuah lubang di bagian bawah tembok yang digunakan oleh anjing penjaga untuk keluar masuk.

"Kita lewat sini saja! ayo!" ajak Anjani.

Dia merangkak lebih dulu melewati lubang itu. Kemudian, dia menunggu Enzo untuk melakukan hal yang sama.

"Cepat, Om Enzo! Nanti, pengawal bisa menangkapmu," teriak Anjani.

Enzo berhitung cepat dengan situasi. Jika dia tidak mau merangkak melewati lubang itu, maka bisa jadi dia tak akan pernah menemukan kebebasannya lagi.

Hidupnya mungkin akan terus berjalan monoton. Kerja, belajar, dan kerja lagi.

"Tunggu aku!" balas Enzo yang seketika menanggalkan gengsinya sebagai calon penerus tahta kerajaan bisnis keluarga Yama di masa depan.

Dia benar-benar merangkak melewati lubang itu. Dan, begitu berhasil melewati tembok yang selama ini telah mengurungnya selama bertahun-tahun, dia merasa benar-benar sangat bangga dan bahagia.

"Ayo kita ke taman hiburan!" ajak Anjani.

Enzo mengangguk.

Hari itu, Anjani mengajaknya berlari menuju ke halte bus sambil berpegangan tangan. Saat itulah, Enzo menyadari bahwa hatinya telah dicuri oleh gadis pemilik mata bulat jernih itu.

1
Cicih Sophiana
alah Luna kamu itu lacik... biar bagai mana pun kelicikan dan kebohongan pasti akan terbongkar cepat atau lambat...
Vivi Zenidar
jadii kasihan sama anton
Asih Niyati
semangat...ubah penampilan...tinggalkan masa lalu...
Dedek Nie
bagus
Rospita Ria Sihotang
Asykkkk
mulaindeh PD kate.
Fia Ayu
Alhamdulillah, akhirnya kekejar jg baca dr bab pertama selama 2 hari, ayo thour up lg, kaga sabar nunggu kelanjutan nya 😁
Nur Hafidah
rasain sandra
Akbar Razaq
akan jadi pukulan telak bagi A nton saat tahu ternyata anak kesayanganya anak bukan darah dagomgnya sementara anak kanding sendiri di siksa dg kejam
Tasmiyati Yati
Mariana menikah dengan Tristan dan Anjani menikah dengan Enzo
Patrish
jujur banget pak Enzo.....bikin gerah..
Tasmiyati Yati
Luna kan pelakor jangan percaya sama Luna siapa tahu itu anak orang lain
Patrish
dasar bebal....
Ari Atik
penyesalan memang ada di akhir pk.....
kalau di awal itu namanya pertimbangan
😡😡
Tasmiyati Yati
memang apa apa bisa di selesaikan dengan ibu Bella sombong amat
Rospita Ria Sihotang
anjaiiii
jangan tertipu rayian gombalnya
sekali penghianat akan tetap penghianat
Rospita Ria Sihotang
wesssd
anjani luar biasa
anjiiirrr
Ari Atik
akhirnya bomm nuklir meledak juga😊😊
Patrish
panik ga???....ya panik lah mas engga....secantik ini mau dibuang...
Rospita Ria Sihotang
perempuan siluman ...
semoga cepat dapat karmanya
Ari Atik
keluarga tamak pasti akan menuai hasilnya😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!