"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"
Deg
Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.
Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.
Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Satu suap lagi, Sayang"
"Aku sudah kenyang, Mas"
Axel menghela nafas, "Kamu baru makan dua suap. Kenyang darimana hm?"
Raya menatap suaminya, "Aku tidak berselera"
"Mas tahu kamu masih sangat kehilangan. Mas juga sama. Tapi dia sudah bahagia di surga, Sayang. Ikhlaskan anak kita ya? Insya allah dia yang akan jadi penolong kita kelak"
Mata Raya berkaca - kaca, "Maaf ya, Mas. Aku ... belum bisa mewujudkan keinginan kamu. Aku sudah gagal menjaganya"
"Sttt. Jangan bicara seperti itu. Semua ini sudah takdir. Kita pasti bisa melewati semua ini. Kamu wanita yang hebat, wanita kuat dan anak kita pasti bangga memiliki ibu seperti kamu"
Raya terisak dalam pelukan suaminya, "Dia sangat tampan. Dia persis sepertimu. Wajahnya, senyumannya. Aku masih ingat dengan jelas rupanya, Mas"
Axel mengusap lembut punggung sang istri, "Kamu bilang, dia tersenyum padamu kan Sayang?", Raya mengangguk, "Itu artinya, dia sudah bahagia disana"
Mama Raisa dan Papa Danu ikut terharu melihat pemandangan didepannya. Mereka urung masuk ke dalam dan menunggu di depan pintu. Setelah suasana agak tenang, barulah mereka masuk.
"Mama dan Papa sudah datang?"
"Iya", Mama Raisa memeluk putrinya, "Bagaimana keadaan kamu, Sayang?"
"Sudah mendingan, Ma"
"Mama bawa makanan kesukaan kalian. Mama yakin, masakan rumah sakit tidak seenak masakan Mama", perempuan paruh baya itu membuka rantang yang ia bawa, "Mama juga bawakan pakaian ganti buat kamu, Xel. Sebaiknya kamu bersih - bersih dulu"
"Terima kasih, Ma", Axel menatap istrinya tersenyum, "Aku ke kamar mandi dulu"
"Iya, Mas"
"Loh, ini tangannya kenapa?", tanya Papa Danu agak terkejut. Pasalnya, kemarin tangan Raya tidak diperban seperti sekarang
Mama Raisa dan Papa Danu menatap Raya seolah meminta penjelasan. "Ini ... Kemarin nggak sengaja terluka"
Mama Raisa dan Papa Danu saling tatap. Sebenarnya mereka tidak percaya dengan apa yang Raya katakan, namun mereka tidak bertanya lagi. Mengingat kondisi Raya yang belum sepenuhnya pulih, apalagi bathinnya yang masih terluka, mereka tidak mau membuat Raya semakin sedih.
"Ya sudah, sekarang makan ya Sayang"
"Aku tadi sudah makan, Ma"
Mama Raisa tersenyum, "Makanannya nggak habis setengah gitu kok. Kamu pasti nggak selera kan? Makan masakan Mama saja ya. Mama spesial masak ini buat kamu loh"
Melihat Mama Raisa, Raya akhirnya mengangguk, "Sedikit saja ya, Ma"
"Iya, yang penting kamu makan"
Mama Raisa menyuapi putrinya dengan telaten. Meski Raya terlihat tidak begitu berselera, namun Mama Raisa berhasil membujuk Raya hingga makanannya habis setengah.
Axel baru keluar dari kamar mandi. Tampilannya tampak lebih segar daripada tadi, ya meskipun kantung matanya begitu kentara terlihat. Karena dia tidak tidur semalaman.
"Sudah selesai makannya?"
"Baru saja selesai"
"Sekarang minum obat dulu ya, Sayang", Axel mengambil obat dan air kemudian memberikannya pada sang istri
"Terima kasih, Mas"
"Sekarang istirahat dulu ya", Raya mengangguk
"Makan dulu, Xel. Kamu pasti lapar kan?"
"Aku tunggu sampai istriku tertidur dulu"
Raya mengusap tangan Axel, "Makanlah dulu, Mas. Jangan sampai kamu ikutan sakit"
Axel tersenyum, "Aku tidak papa, Sayang", Raya menggeleng, "Makan dulu, Mas"
"Sebaiknya kamu makan dulu, Xel. Biar Papa dan Mama yang menemani Raya"
"Ya sudah, aku makan dulu ya"
Axel beranjak lalu duduk di sofa, pria itu mulai menikmati sarapannya. Dari tempat tidurnya, Raya menatap sang suami. Melihat betapa lahapnya Axel makan dia jadi merasa bersalah. Bahkan semalam ia hampir meninggalkan suaminya itu.
"Axel sangat mencintai kamu, Sayang. Dia suami yang baik kan?"
Raya tersenyum, "Dia sangat baik. Dia bahkan suami yang sempurna"
Papa Danu dan Mama Raisa tersenyum, "Mama yakin, kalian pasti bisa melewati cobaan ini"
"Iya, Ma. Terima kasih atas semua kasih sayang kalian"
"Sekarang istirahat dulu ya, biar kamu cepat pulih"
Raya mengangguk, dia juga mulai mengantuk setelah meminum obat. Dan tak lama, Raya pun mulai terlelap.
🌿🌿🌿
Axel baru saja selesai makan, dia hendak membereskan rantang makanannya
"Biar Mama saja, Xel"
"Tidak apa, Ma"
Mama Raisa duduk didepan Axel dan Papa Danu disamping menantunya.
Ceklek
"Maaf baru datang. Papa tadi nunggu toko kue kesukaan Raya buka dulu", Papa Brama membawa dua kresek bertulisan Loly Cake And Bakery
"Mas sudah sarapan?" tanya Mama Raisa pada besannya.
"Sudah, tadi sarapan di jalan", Papa Brama duduk disamping Papa Danu, "Bagaimana kondisi Raya sekarang?"
"Ah iya. Papa juga mau menanyakan itu. Kenapa tangan Raya diperban? Apa semalam terjadi sesuatu?" tanya Papa Danu
Axel menghela nafas, "Semalam Raya memotong nadinya sendiri, beruntung lukanya tidak terlalu dalam"
"Ya Allah, Raya. Bagaimana bisa dia melakukan hal senekat itu? Apa yang dia pikirkan?", Mama Raisa seketika menangis tersedu, antara kaget dan sedih bercampur menjadi satu
Papa Danu menghela nafas, "Raya pasti terpukul karena kehilangan calon anaknya"
"Tentu saja, Pa. Aku tahu sebesar apa Raya ingin kami segera memiliki anak. Tapi malah terjadi hal seperti ini. Jelas Raya merasa sangat terpukul"
Papa Brama mengusap pundak putranya, "Kamu yang sabar ya. Papa yakin, semua akan terlewati dengan baik"
"Iya Pa"
"Kenapa kamu tidak langsung menghubungi kami semalam? Pasti kamu kerepotan menjaga Raya seorang diri"
Axel tersenyum, "Aku hanya tidak ingin kalian terkejut"
"Papa tidak bisa membayangkan seperti apa paniknya kamu semalam. Pasti berat untuk kamu Xel"
"Aku masih bisa melewatinya dengan baik, Pa"
"Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, Xel? Kamu sudah memerintahkan orang untuk menyeledikinya?" tanya Papa Brama
Axel menatap Papanya, "Aku sudah meminta orangku untuk mengecek CCTV toilet Mall, setelah itu baru aku akan melakukan langkah selanjutnya"
"Pokoknya Mama mau masalah ini dibawa ke jalur hukum! Ini termasuk tindak kejahatan. Raya bahkan kehilangan calon anaknya!" ucap Mama Raisa penuh emosi. Apalagi setelah mendengar cerita dari Axel jika Raya berusaha bunuh diri setelah kehilangan janinnya
"Papa tahu. Tapi Mama harus sabar. Kita tidak bisa bertindak sesuka hati. Kita lihat dulu rekaman CCTV nya. Kalau memang kejadian itu termasuk tindak kejahatan, baru kita laporkan pada pihak berwajib"
"Papa tidak dengar? Raya mengatakan jika Sintia mendorongnya! Sudah jelas itu termasuk tindakan kriminal!"
"Kita harus melibat buktinya dulu. Tindakan yang Sintia lakukan itu disengaja atau tidak"
"Sengaja atau tidak, dia telah membuat Raya keguguran! Masalah ini harus dibawa ke jalur hukum!"
"Mama tidak perlu khawatir, biarkan Axel yang mengurus masalah ini. Percayakan semua pada menantu kita"
Mama Raisa menghela nafas, "Mama hanya tidak mau, Sintia berkeliaran bebas begitu saja! Dia bahkan tidak menunjukkan etikat baiknya! Seharusnya, jika dia merasa bersalah dia akan menemui kita dan meminta maaf!"
"Aku akan mengangkat telepon dulu"
Papa Danu mengangguk, Axel keluar lalu berbicara dengan seseorang melalui telpon. Tak lama, ia kembali masuk ke dalam
"Bukti CCTV menunjukkan bahwa Sintia berusaha melukai dirinya sendiri. Karena panik, Raya berusaha mencegahnya tapi reflek Sintia mendorong Raya hingga dia terbentur dan terjatuh. Kejadian ini memang tidak disengaja, tapi kita bisa melaporkannya atas pembunuhan tidak disengaja dengan kelalaian. Artinya, jika kasus ini diproses Sintia bisa di ancam pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun"
"Mama setuju! Bawa kasus ini ke jalur hukum! Sintia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya!"
🌿🌿🌿
Yang masih setia membaca novel ini, terima kasih banyak 🙏🙏🙏. Mohon maaf, untuk beberapa hari ke depan hanya bisa update satu bab saja setiap harinya. Pekerjaan di dunia nyata sedang sibuk2nya. 🙏🙏🙏
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Orang tua egoissss
Kampreeet
Enakan di axel
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya