Arumi lengah, dia menganggap pernikahan yang dia bangun selama tujuh tahun ini baik baik saja, dia menganggap bahwa dia telah berhasil memenangkan hati suaminya, sikap dan tanggung jawab Yudha selama inilah yang membuatnya berfikir demikian.
Arumi tersadar ketika Yudha menemukan tambatan hati yang menurutnya mampu membuat hidupnya kembali bergairah.
Akankah Arumi mengijinkan suaminya mendua atau dia akan memilih berpisah, sungguh keduanya sama sama menghancurkan hatinya, terlebih untuk buah hati mereka!.
Mampukah Arumi mengiklaskan perjalanan hidup dan cintanya?
Mari kita ikuti kisah cinta mbak Arumi dalam HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU, yang penasaran dengan pertemuan awal mereka bisa baca kisahnya di IMPIAN DEKA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Saja
Yudha sangat bahagia terlihat senyum merekah indah dibibirnya. Sebentar lagi dia akan bertemu dengan orang orang yang sangat dia sayangi.
Mobil yang ditumpanginya parkir sempurna didepan rumah yang disinyalir tempat tinggal anak dan istrinya.
"Mang mereka tinggal disini?" tanya Yudha.
"Bener den, ayo mari turun," ajak Mang Jono, Yudha pun turun dari mobilnya dengan semangat yang mengebu gebu dihatinya.
Mang Jono pun mengetuk pintu kayu itu, berkali kali dia memanggil penghuni didalam tapi tak ada sekalipun jawaban.
"Kok ga ada yang bukain ya mang, beneran mereka tinggal disini?" tanya Yudha mulai bimbang.
"Beneran den," jawab Mang Jono. Mang Jono pun langsung merogoh ponsel yang ada disaku celananya.
"Sebentar ya Den, coba Mamang telpon mbak Patmi yang biasa bantu bantu disini, jagain anak anak juga," ucap Mang Jono, Yudha pun menghiyakan permintaan orang kepercayaan Deka ini.
Mang Jono pun langsung menghubungi seseorang yang biasanya membantu Rumi menjaga putra putrinya.
Usaha Mang Jono tak sia sia, asisten rumah tangga Arumi pun mengangkat panggilan telponya.
"Hallo," jawab Patmi.
"Pat ini aku si Jono, kok rumah sepi pada kemana?" tanya mang Jono.
"Loh kami kan udah ga disitu, kami udah pindah Jon, emang non ga kasih tau ya ?," tanya Patmi. Jono malah dibikin bingung dengan pertanyaan rekan kerjanya ini. Muka Yudha berubah saat mengetahui bahwa istri dan anaknya sudah tak tinggal disini lagi.
"Kayak nya ga kasih tau deh, aku aja ga tau kamu ga kasih tau kan!" balas Mang Jono.
"Astaga aku lupa Jon, non Rumi sempat kehilangan HPnya, yang kecopetan hari itu. nomer keluarganya kan ada di HP itu. Aku kok ya lupa ga kasih tau bapak (Deka)," ucap Patmi.
"Lalu kalian sekarang tinggal dimana?" tanya Mang Jono.
"Kawasan Pasar Minggu Jon, nanti aku kirim deh alamat lengkapnya!" ucap Patmi lalu dia pun memutuskan panggilan telponya.
"Den mereka udah pindah ke daerah Pasar minggu Den, Mari saya antar," ucap Mang Jono sambil mempersilahkan adek majikanya ini masuk kemobil.
"Hah, mereka pindah mang, kok pindah ga bilang bilang?" tanya Yudha bingung.
"Itu Den, HP non Rumi hilang, kecopetan kata temen saya?" jawab Mang Jono.
"Astaga mang, istri saya kecopetan tapi dia ga papa kan mang?" tanya Yudha khawatir.
"Kayaknya enggak Den, cuma ilang setas tasnya. pulangnya aja ngojek banyarnya dirumah," jawab mang Jono.
"Semuanya ilang mang, dompet nya juga?" tanya Yudha.
"Iya Den, padahal saya yang nganter ngurus ATM KTP nya juga," jawab Mang Jono.
"Banyak ga mang uangnya saat itu?"
"Sepertinya lumayan Den, tapi saya ga tau berapanya. non ga cerita!" jawab Mang Jono. Yudha sangat tahu bahwa istrinya ini memang tertutup terhadap masalah apapun.
Yudha diam, pikiranya melayang entah kemana. Memikirkan hari hari yang Arumi lewati tanpanya. Bahkan saat ada orang jahat yang mengintainya dia sebagai suami tak mampu melindungi Arumi.
Yudha terpaksa bersabar, ini bukan salah siapa siapa hanya dia memang diharuskan bersabar sebentar lagi.
Yudha duduk dengan tenang di dalam mobil itu, tanpa banyak bicara dia pun mengikuti alur kehidupan yang akan membawanya pada tujuanya datang ke Jakarta.
.....
Arumi masih sibuk ditempat kerjanya, hari ini banyak sekali pekerjaan yang harus dia kerjakan. Bahkan makan pun dia belum sempat.
Arumi belum tahu bahwa saat ini Yudha sedang berada dijalan menuju tempat tinggalnya.
Ibu dua anak ini memang pekerja keras, rekan rekan kerjanya sangat menyukainya. Disamping dia rajin ulet dan jujur Arumi juga baik hati.
Arumi masuk kerja di sift ke dua yang Artinya dia bebas tugas saat hampir tengah malam. Arumi harus iklas menjalani ini demi kedua buah hatinya. Uang yang diberikan Yudha tiap bulan bukan tak cukup tapi dia hanya ingin mengantisipasi segalanya. Sebelum saat yang dia takutkan terjadi.
Dia harus bisa menerima ini bukan, yang Arumi pikirkan adalah disaat nanti dia harus mengambil keputusan terberat dalam hidupnya, saat itulah nanti dia harus bertahan sendiri tanpa bantuan Yudha ataupun Deka.
Bersambung...