NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

    Viona pergi meninggalkan ruangan dengan senyum puas diwajahnya, meninggalkan yang lain didalam untuk saling bertukar pandangan dengan bingung.

    Billy yang merasa paling terhina setelah apa yang baru saja terjadi padanya. Begitu Viona tidak terlihat lagi, Billy dengan segera mengenakan pakaiannya, mencoba untuk mendapatkan kembali sebagian harga dirinya.

    Freya, yang jelas-jelas tidak senang dengan perilaku Billy, melemparkan jaket lelaki itu tepat ke arah mukanya. Dulu, Freya selalu menganggap Billy menawan dengan keterampilan dance-nya yang memukau dan kata-katanya yang romantis, tetapi hari ini benar-benar mimpi buruk baginya. "Lo bahkan ngga bisa ngalahin cewek serendah Viona! Billy, apa yang salah sama pikiran lo?."

    Billy sudah merasa gelisah dan kata-kata Freya malah memperburuk keadaan. "Lo ngga ngerti, Freya! Bahkan kalau itu bukan gue, orang lain pun juga ngga akan bisa ngalahin Viona!."

    "Apa? Lo bilang gue ngga ngerti? Yang gue tau adalah hari ini lo udah mempermalukan diri lo sendiri!." Balas Freya berteriak.

    Saat Freya dan Billy sedang bertengkar hebat, sementara Ziya membenarkan pakaiannya dan berjalan ke arah mereka. "Freya, tenang ya? Lo cuma salah paham sama Billy. Lo tau? Viona emang jago bela diri. Dia sendiri yang cerita itu ke gue, dan gue pikir dia cuma bercanda. Bagaimana pun, ini semua salah Viona. Maafin aku."

    Mendengar kata-kata itu, Freya tiba-tiba menyadari bahwa keterampilan bela diri Viona adalah alasan mengapa Billy di pukuli.

    Ziya meraih tangan Freya dan kembali menjelaskan. "Lo jangan marah tentang hal ini. Ngga akan ada orang lain yang tahu tentang apa yang terjadi hari ini. Kalau kita ngga kasih tau siapa pun, semuanya pasti akan baik-baik aja, kan?." Sambung Ziya menjelaskan.

    Veyra mengangguk setuju. "Bener banget! Kalau kita diem aja, ngga akan ada orang yang tahu!."

    Mendengar hal ini, Billy merasa lega. Sementara Freya tetap diam. Inilah yang Ziya inginkan. Dia ingin mereka semua akur, jadi dirinya bisa memanipulasi mereka demi keuntungannya sendiri. Kalau mereka bertengkar, Ziya akan kehilangan beberapa senjata ditangannya.

    Setelah semuanya menjadi tenang, mereka berniat untuk pulang. Membuka pintu dan keluar ruangan. Begitu melangkahkan kaki keluar, mereka melihat seorang pria berjas berdiri didekat pintu dengan dua pria di belakangnya yang tampak seperti pengawal. Ketika melihat Ziya dan yang lainnya, para pria itu segera memberikan tagihan pada mereka.

    "Saya yang bertanggung jawab di ruangan ini, dan ini adalah tagihan kalian. Siapa yang akan membayar?."

    "Oh, biar gue aja yang bayarin." Billy mengulurkan tangannya dan mengambil tagihan itu, lalu menoleh ke arah teman-temannya. "Gue yang ngasih usulan buat kita dateng ke sini. Jadi, udah seharusnya gue yang bayarin."

    Billy baru saja kehilangan mukanya didepan teman-temannya dan sekarang dia harus menyelamatkan sebagian darinya.

    Namun ketika melihat jumlah uang yang ditagihkan, kedua mata Billy terbelalak kaget dan menarik napasnya dalam-dalam. "Kok bisa semahal ini?."

    Jumlah yang tertera pada tagihan tersebut sebesar 200 juta, Billy sudah menghabiskan uang sakunya dan dia hanya mempunyai 50 juta di rekeningnya. Dia pikir uang sebanyak itu sudah cukup untuk membayar tagihan di klub semewah Starlight.

    "Tunggu bentar, kita cuma minum beberapa botol anggur dan cemilan yang ngga semahal itu, kan?." Tanya Ziya, dengan matanya yang menajam, memperhatikan kategori pada tagihan dan menjadi agak membingungkan. Mereka hanya makan beberapa makanan ringan saat tiba, bermain dadu, dan minum bir setelahnya.

    Pria itu dengan sopan memberitahu mereka. "Sebelumnya botol-botol anggur yang dipesan oleh Nona Viona harganya sangat mahal. Dan dia memberitahu kami... bahwa kami harus menagih ini pada kalian karena Nona Viona sama sekali tidak meminum anggur itu sedikit pun."

    "Omong kosong! Viona bahkan ngga ngomong kalau dia pesen anggur yang paling mahal! Tapi kalau dia yang pesen, kenapa kita yang harus bayar?." Billy marah besar, paru-parunya terasa seperti mau meledak. Gadis itu, setelah dia pergi, dia tetap menyusahkan nya!

    "Bener banget! Anggur-anggur itu seharusnya bukan kita yang bayar! Kalau bapak mau nagih bayarannya, bapak bisa cari Viona dan minta ke dia!." Freya juga ikut marah-marah.

    Pria itu tidak mengatakan apa-apa, tetapi matanya menyipit sedikit, kilatan berbahaya melintas di matanya. "Jadi, apa itu artinya kalian tidak mau membayar tagihannya?."

    Billy hendak buka suara, tetapi Fero telah lebih dulu menahan pergelangan tangan Billy. "Billy, kita sekarang ada di klub Starlight." Kata Fero mengingatkannya.

    Dengan perkataan Fero, semua orang tersadar dari lamunan mereka. Billy langsung menutup mulutnya dan dengan enggan memeriksa saldo rekeningnya. Jika di total, dia hanya punya 50 juta.

    Melihat situasi ini, Fero pun merasa sangat khawatir. "Gue beli banyak barang buat apartemen baru gue beberapa hari yang lalu dan sekarang gue cuma punya 25 juta.

    "Kemarin gue liburan sama sepupu dan gue masih punya uang saku 15 juta." Timpal Veyra.

    "Ck! Uang saku gue di potong dan karena kemarin nonton konser sama beli barang-barang branded... jadi tabungan gue tinggal 10 juta." Kata Freya, raut wajah mereka tertekuk kesal.

    Tiba-tiba perhatian mereka tertuju pada Ziya.

    Ziya ingin mengatakan bahwa dirinya tidak punya uang, tetapi Freya telah lebih dulu menyela. "Eh, tunggu! Ziya, bukannya lo terakhir kali ngomong ke gue kalau lo punya tabungan 200 juta yang udah lo kumpulin selama ini ya? Ini pas banget, lo bisa ngasih 100 jutanya, kan?."

    Jantung Ziya berdebar kencang dan dia hampir muntah darah. Dia sangat menyukai sikap Freya yang riang dan sembrono, tetapi ketika sikap itu di tujukan padanya, Ziya menjadi sangat marah sehingga dia ingin mencekik sahabat bodoh nya itu.

    Ziya telah membuang 200 juta selama beberapa tahun terakhir ini, bahkan tabungan itu yang sebagian dia dapatkan dari Viona. Meski pun Arga sangat kaya raya, pria itu selalu tegas dan mengendalikan pengeluarannya dan Viona.

   Berbeda dengan Viona, meskipun pengeluaran di batasi, ketiga kakak laki-lakinya itu selalu memanjakannya, terlebih lagi Dirga yang sudah mempunyai perusahaan sendiri.

    Uang saku Ziya juga tidak banyak dan dua hari yang lalu sudah di potong oleh Arga, lalu sekarang teman-temannya meminta 100 juta darinya yang itu berati akan membuat kerugian besar padanya?! Ziya merasa seperti akan meledak saat itu.

   Dia ingin berteriak pada Freya dan menyuruhnya untuk mengurus urusannya sendiri, tetapi dia juga tahu bahwa itu tidak akan menyelesaikan apa pun. Jadi, Ziya menarik napasnya dalam-dalam dan mencoba untuk tenang.

    "Kenapa, Ziya? Ayo cepetan transfer!." Freya tak kuasa menahan diri untuk mendesak Ziya ketika melihat Ziya justru melamun.

    Veyra mengernyitkan dahinya dan bisa merasakan Ziya yang sedang dilema. "Ziya! Toh, cuma 100 juta doang... ngga banyak kok. Atau ngga gini deh, lo bisa ngasih 50nya."

 

    Ziya menghela napas lega. Veyra baru saja mengatakan bahwa dia bisa memberikan setengahnya.

    Namun, Freya kembali buka suara. "Ngga apa-apa. Ziya itu kan baik banget dan kita semua sahabat deket. Lo pasti mau ngasih 100 juta kan, Ziya?."

    Melihat mata Freya yang penuh percaya, Ziya merasa tenggorakan nya tercekat dan seperti tidak dapat berbicara. Jika dia tahu bahwa Freya akan sebodoh ini, dia akan menduga bahwa Freya melakukan ini dengan sengaja.

    Sungguh sahabat yang buruk! Sekarang setelah dia dalam posisi sulit, Ziya merasa sulit untuk mundur.

    Ziya tahu bahwa jika dirinya tidak memberikan uangnya, rencananya tidak hanya akan gagal, tetapi juga akan menyebabkan keretakan diantara dirinya dan sahabat-sahabatnya! Jadi, Ziya menahan rasa sakit dihatinya dan memaksakan bibirnya untuk tersenyum. "Ngga apa-apa, gue akan transfer 100 jutanya. Karena mau bagaimana pun kita semuanya sahabat baik di sini."

    Ziya merasa kesal karena harus mengeluarkan uang sebanyak itu, tetapi dia tidak ingin menimbulkan masalah dalam hubungan persahabatan mereka. Dia tahu bahwa ini adalah harga yang harus dibayar untuk menjadi bagian dari mereka, dan dia tidak ingin ditinggalkan.

    "Hebat! Ziya, lo emang sahabat gue yang paling baik." Seru Freya sembari memeluk Ziya.

    Ziya memaksakan bibirnya untuk tersenyum, tangannya gemetaran saat menekan layar di ponselnya untuk mentransfer sejumlah uangnya itu pada Billy.

    Sialan! Jantungnya serasa berdarah saat menekan tombol transfer. Itu adalah tabungan hidupnya! Dan siapa yang akan tahu kapan si bajingan Billy itu bisa membayarnya kembali!

    Ziya sangat marah, tetapi tidak bisa mengungkapkannya. Dia menggertakkan giginya dan menyalahkan Viona atas segalanya. Ini semua salah Viona karena dia telah membuat masalah! Ziya bersumpah akan mencari cara untuk membalas dendam pada Viona dan melampiaskan semua rasa frustasinya.

    ***

    Sementara itu Viona mengikuti manajer dan tiba di sebuah garasi, terletak di bawah tanah klub Starlight. Dengan tatapan ingin tahu, Viona memperhatikan saat manajer itu berjalan ke pintu otomatis dan menekan tombol di dinding. Pintu mulai terangkat, dan mata Viona melebar karena antisipasi. Saat pintu terangkat sepenuhnya, Viona akhirnya melihat pemandangan di dalam dan terdiam karena takjub. Didalam garasi besar dan luas itu terdapat deretan mobil mewah yang mempesona!

   

    "Ya, ampun!." Seru Viona kegirangan, hampir berputar di tempat karena gembira. Wajah mungilnya dipenuhi kegembiraan. "Apa semua mobil ini buat aku?."

    "Ya, ini semua ini punya Nona, kalau nona menyukainya." Kata manajer itu lalu tersenyum.

    Keluarga Algara sudah tidak asing lagi dengan kemewahan, mobil mewah sudah menjadi pemandangan yang umum. Namun, bahkan untuk Viona, ini adalah pertama kalinya melihat dia melihat puluhan mobil edisi terbatas tepat di depannya, semuanya tersedia untuk dipilih!

    Viona tahu satu atau dua hal tentang mobil, dan dia tidak bisa tidak memperhatikan bahwa banyak dari mobil itu adalah edisi terbatas global, dengan harga yang sangat mahal. Viona merasa seperti melayang di udara. Dia berjalan mengelilingi, menyentuh dan mengagumi mobil-mobil itu, tidak dapat menahan senyum di wajah cantiknya.

    Namun, Viona dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya. Dia masih seorang mahasiswa dan tidak perlu mengendarai mobil semahal itu, terutama karena ayahnya pasti tidak akan menyetujui pemborosannya. Setelah memikirkannya, tatapan Viona tertuju pada beberapa motor yang tampak keren di belakang.

    Matanya berbinar saat melihat sebuah motor sport berwarna hitam. "Apa aku boleh pilih yang ini?."

    Manajer itu terkejut dengan raut wajah Viona yang antusias, tetapi kemudian dia tersenyum. "Tentu saja boleh kalau nona menyukainya. Tapi, motor besar itu mungkin bukan pilihan yang paling cocok untuk nona, kan?."

    Varell telah menyiapkan begitu banyak mobil mewah untuk Viona, tetapi Viona malah memilih sebuah motor? Sang manajer tidak dapat membayangkan gadis cantik dan polos ini menunggangi motor sebesar itu dengan sikap yang begitu riang. Lagi pula, apakah gadis itu bisa mengendarainya? Jika terjadi kecelakaan, Varell pasti akan menyalahkannya! Saat sang manajer sedang asyik melamun, tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh yang keras. Dia berbalik dan melihat Viona mengenakan helm, duduk di atas motor sport itu dan tampak bersemangat untuk mencobanya.

    "Nona Viona, tolong turun dulu... mari kita bahas ini." Manajer yang biasanya terlihat tenang itu kini menunjukkan tanda-tanda panik diwajahnya.

     Ini terlalu gegabah! Tepat saat manajer itu hendak mengatakan sesuatu, ponsel yang di simpan di sakunya tiba-tiba berdering. Dia mengangkat panggilan telpon itu karena si penelpon adalah anak buahnya yang dia tugaskan untuk menagih bayaran pada teman-teman Ziya. Setelah mendengar apa yang dia katakan, wajah manajer itu berubah menjadi senyum puas. "Bagus, kau sudah menangani masalah ini dengan baik."

    Setelah menutup panggilan telepon, manajer itu menoleh ke arah Viona. "Nona Viona, sesuai perintah nona mereka sudah membayar sebesar 200 juta melalui transfer. Diantara mereka yang bernama Ziya membayar 100 juta."

   

    "100 juta? Itu lebih dari yang aku harapkan!." Bibir Viona melengkung membentuk senyuman puas.

    Selama bertahun-tahun, Ziya tidak hanya meminjam barang-barang dari Viona, tetapi juga selalu menggunakan uangnya. Namun, kali ini, Viona membuat Ziya hanya membayar kembali dengan bunganya!

    "Nona Viona, uangnya akan di transfer ke rekening anda nanti, harap periksa dengan cermat."

    "Transfer aja 50 juta, sisanya bisa di salurin ke klub Starlight." Viona kembali memasang helmnya dan menyalakan mesin motornya lagi.

    Sang manajer menyaksikan dengan ngeri. "Nona Viona, kita bicarakan ini dulu."

    "Tenang, pak. Aku jago kok." Kata Viona.

    Ya, Viona memang bisa mengendarai motor dan ia bahkan cukup terampil dalam hal itu. Namun alasan mengapa ia ingin mempelajarinya cukup memalukan untuk diceritakan, itu semua karena Leo. Ketika Viona mengejar-ngejar cinta Leo, ia mencoba untuk bersikap tenang dan melakukan hal-hal yang menurutnya akan disukai Leo, yang membuatnya belajar cara mengendarai sepeda motor.

    Namun, Viona tidak pernah menyangka bahwa dirinya memiliki bakat alami untuk itu, ia tidak hanya mengembangkan hasrat untuk bisa mengendarai motor, tetapi ia juga menjadi cukup ahli dalam hal itu.

Sayangnya, Leo tidak setuju dengan gadis yang mengendarai motor karena menurutnya itu terlalu liar, jadi Viona pun menyerah untuk mempelajari cara mengendari motor lagi .

    Namun sekarang, Viona tidak ada hubungannya lagi dengan si idiot Leo! Ia ingin mengendarai sepeda motor karena dirinya sendiri, jadi ia akan mengendarainya!

    Manajer itu bingung. Apakah gadis ini serius?

    Viona yang menyadari kekhawatiran manajer itu pun tersenyum dengan percaya dirinya. "Jangan khawatir, aku udah lama bisa nyetir motor. Bapak mua liat aku nunjukin trik?." Tanya Viona.

    Tanpa menunggu jawaban, Viona meraih stang motor dan mengangkat roda depan dari lantai, melakukan aksi mengangkat roda depan di sekitar garasi.

Manajer itu sangat ketakutan hingga dia memegangi dadanya dan bersandar ke dinding, berusaha mengambil pil jantung yang bekerja cepat. Tangannya gemetar saat ia merobek bungkusan pil itu dan memasukkan pil itu ke dalam mulutnya. 'Astaga, Nona Viona ini terlalu liar! Kalau sesuatu terjadi padanya, akulah orang yang akan pergi ke neraka tanpa menemukan jasadku.' Batinnya.

    Keterampilan mengendarai motor Viona sangat mengesankan. Dia selalu bisa mengendarai dengan baik, tetapi sejak dia berhenti mengendarai motor untuk menyenangkan Leo, dia lupa betapa dia mencintai hal seperti ini. Sekarang, saat dia melaju kencang di garasi, dia merasa bebas dan bersemangat. Angin bertiup di rambutnya dan deru motor di bawahnya menjadi alunan musik di telinganya.

Sang manajer menyaksikan dengan kagum saat Viona melakukan lebih banyak trik, melakukan aksi-aksi yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia tidak dapat menahan rasa kagumnya akan keterampilan dan keberanian Viona.

    Setelah beberapa menit, Viona melambat dan menghentikan motornya. Dia menoleh ke manajer dan menyeringai, "Jadi, apa bapak masih berpikir kalau ngga bisa mengendarai motor?."

    Manajer itu menggelengkan kepalanya, masih tidak percaya. "Tidak, tidak, nona sangat hebat. Dan saya hanya... saya khawatir pada nona."

    Viona tertawa. "Jangan khawatir, pak. Aku bisa ngatasin semua ini."

1
Devi Sri lestari
bgs
R@3f@d lov3😘
takut Billy 🤣🤣🤣Padahal cuma diisengin Viona
R@3f@d lov3😘
udah kalah juga masih sombong 😏😤billy"
R@3f@d lov3😘
🤣🤣🤣dikerjain habis" an itu Leo
R@3f@d lov3😘
kasihan kamu Freya 😏punya teman kayak ziya sampah dan penghianat
R@3f@d lov3😘
lanjut kak
R@3f@d lov3😘
padahal ceritanya bagus,,malah gak ada yang baca🙄tenang ja kak aq sukaaaaaaaa 🤗 ceritanya
Violetta Gloretha: maaciww kak😘🤭
total 1 replies
R@3f@d lov3😘
cinta varell sangat tulus sama Viona 😍
R@3f@d lov3😘
buat viona lebih tegas kak
R@3f@d lov3😘
emang enak dicuekin 😂🤣
R@3f@d lov3😘
ternyata ada benalu dan sampah 😏 dirumah Viona
R@3f@d lov3😘
menarik
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!