Seruni baru saja lulus Sekolah Menengah Atas,niat hatinya ingin bekerja membantu Bapaknya menjual ikan hasil tangkapan si Bapak.Namun Bapaknya malah mengajak Seruni bekerja menjadi pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya di Kota.
Dari sinilah teror bermula,Keluarga Jaka Sasongko sering mengalami penampakan seorang wanita yang sangat mengerikan.
Anehnya,hanya Seruni yang berani menghadapi hantu itu.Bukan dengan bacaan ruqyah ataupun Doa pengusir setan lainnya,melainkan dengan batang penyapu atau apa saja yang Seruni temukan di dekatnya.
Siapakah Seruni sebenarnya??Kenapa hantu yang begitu digeruni jadi takut kepada gadis desa ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Tak Dihargai
Seorang laki-laki tua berjanggut putih tebal menyeringai melihat kedatangan Tuan Jaka.Beliau mempersilahkan tamunya masuk ke dalam gubuknya.
"Sudah lama sekali kamu tidak berkunjung"Ucap si Kakek dengan suara serak mendalam.Ia berjalan dengan bantuan tongkat bambu kuning yang mengkilap.
"Maaf Kek,saya sangat sibuk"Jawab Tuan Jaka segan.Ia mengekori si Tuan Rumah dengan pelan-pelan.
"Hemmmmm"Si Kakek manggut-manggut.Ia duduk di balai-balai bambu yang sudah lusuh.Tuan Jaka duduk melantai di atas tanah tanpa risih.Itu memang ia lakukan sebagai tanda hormat kepada Si Kakek
"Aku sudah merasakan bahwa kau akan segera menemui ku,karena aku merasakan aura kuntilanak itu didekatmu"
"Ampun Kek"Tuan Jaka menakupkan kedua telapak tangannya di atas kepala"Memang benar Kuntilanak itu datang lagi setelah sekian lama.Dan kini ia berani merasuki putriku"
"Bukan hanya merasuki putrimu,tapi sudah menjalin ikatan dengan putrimu"
"Apa?"Tuan Jaka terperanjat,ia tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Berhati-hatilah,karena dia telah menyatu dengan putrinya"
"Maksud Kakek??"
"Dia datang dengan anak dari hasil perbuatan mu"
"Apakah anak itu?"Suara Tuan Jaka gemetar.Si Kakek tua mengangguk perlahan"Lalu..lalu...apa yang harus aku lakukan Kek?"Rasa takut menyeruak dalam diri laki-laki angkuh itu.
Si Kakek menghela nafas panjang"Aku akan membuat dinding pelindung yang lebih kokoh dari sebelumnya.Tapi jika putrinya bertindak,pelindung itu tak berguna.Kecuali dia bukan perawan lagi"
"Maksudnya aku harus membuat anak gadisnya tak perawan?"
Si Kakek mengangguk perlahan,ia mengambil sejumput kemenyan lalu ia taburkan ke atas bara yang berasap.
Asap putih mengepul sampai ke bumbung,aroma khas tercium menyengat hidung.
"Dia membuntutimu,tapi dia tidak bisa mendekatimu"Ucap Si Kakek dengan mata terpejam.
"Dia akan menyerangmu dari segala penjuru,jika kamu ingin hidupmu tenang tanpa gangguan.Seperti apa yang aku katakan tadi,kau harus membuat anak gadisnya kehilangan keperawanan"
Tuan Jaka mengangguk mengerti,di otaknya sudah terencana pikiran jahat untuk Seruni.
Si Kakek mengambil sesuatu disebuah kotak hitam ditepi balai -balai.Lalu menyerahkan kepada Tuan Jaka.
"Ambillah ini,letakkan ditempat yang tersembunyi yang bisa dibawa kemana-mana oleh putrimu.Aku tahu dia tidak suka dengan benda seperti ini"
"Baik Kek"Tuan Jaka menerima pemberian Si Kakek dengan penuh khidmat.
"Tunaikan segera niatmu,jangan ditunda"Sambung Si Kakek.
"Baik Kek"Tuan Jaka merogoh sakunya,ia memberikan amplop yang sudah ia sediakan sebelum berangkat.Lalu berpamitan untuk pulang.
"Hati-hati"Ucap Si Kakek,ia mengantar kepergian salah satu pasiennya dengan tatapan yang masygul.
___
Tuan Jaka tidak pulang kembali ke tempat wanita simpanannya,ia langsung menuju Rumah Ny Desi.Ia sudah membulatkan tekad untuk membayar orang untuk menguntit Seruni agar ia bisa tahu kegiatan keseharian gadis itu.
Dan juga ia berniat meletakkan pemberian sang Kakek ke dalam tas putrinya malam ini juga.Ia tidak mau membuang-buang waktu lagi.
Sesampainya di kediaman Ny Desi,Tuan Jaka langsung menuju ke kamar Geysa.Karena malam sudah larut,keadaan di dalam Rumah sangat sepi.Dengan hati-hati sekali Tuan Jaka melangkah ke kamar putrinya.Ia tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang menatapnya kosong.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Geysa kaget,diruang makan ia sudah melihat Papanya.Tuan Jaka tersenyum menyambut kedatangan putrinya.
"Selamat pagi sayang"Sapanya penuh kasih.Geysa tak bergeming ,ia duduk disamping Mamanya tanpa menghiraukan sapaan dari Papanya.
"G,,jawab dong sapaan Papa"Pujuk Ny Desi.Geysa tetap tak merespon,malah ia menampakkan wajah kesal.
"GG masih marah ya sama Papa?"Sambung Tuan Jaka.
"Siapa yang nggak akan kecewa,jika orang yang dibanggakan membuat hati terluka"Ketus Geysa.
"Baiklah,Papa janji Papa akan meninggalkan wanita itu dan akan selalu stay dirumah.Papa nggak akan pergi kalau bukan urusan kerja"Tuan Jaka mengkuotakan janji.Padahal ia sudah punya niat yang tengah direncanakan.
"Hem"Geysa tersenyum kecut"Janji gampang diucapkan,tapi susah untuk ditunaikannya.Udah ah!!!Geysa malas...Ma G berangkat sekolah dulu ya"
Geysa bangkit lalu mencium tangan Ny Desi kemudian mencium kedua belah pipi sang Mama.
"Hati-hati ya sayang"
Geysa menjawab dengan senyuman,kemudian ia bergegas berangkat ke sekolah tanpa sedikitpun melirik sang Papa.Tuan Jaka menghela nafas sambil geleng-geleng kepala menyingkapi sikap putrinya.
"Sabar Pa,GG emang gitu kalau sudah kesel sama orang.Tapi nanti lama-lama pasti ok lagi kok"Ny Desi mencoba menghibur suaminya.Tuan Jaka tersenyum meskipun hanya setengah hati.
"Ma,Roy juga mau berangkat kuliah ya"Roy yang sedari tadi hanya diam menyimak pun angkat bicara.
Ny Desi mengangguk sembari tersenyum,Roy mencium tangan Sang Mama dengan penuh khidmat.Tak lupa ia juga mencium tangan Tuan Jaka.
"Kamu berangkat sama anak tukang kebun itu?"Tanya Tuan Jaka setelah Roy menyalami.
"Iya Pa"
"Setiap hari?"
"Iya Pa"
"Nggak baik kalau kamu tiap hari berangkat semobil dengan anak gadis orang,mulai hari ini biar Said yang nganterin dia ke Kampus"Tegas Tuan Jaka.Roy tersenyum tipis.
"Sejak kapan Papa perduli dengan hal seperti itu?"
Kedua netra Tuan Jaka membulat sempurna mendengar sanggahan dari putra Sambungnya.Namun Roy tetap tak membuang senyumnya sedikit pun.Ia melengos pergi tanpa perduli kepada suami Ibunya itu.
"Lihat anakmu!!dia sudah tidak menghargai aku lagi?"Tuan Jaka begitu berang.Ny Desi hanya diam saja.
"Apakah ini ajaranmu kepadanya?"
"Roy sangat menghormati aku sebagai ibunya"Bantah Ny Desi kalem.
"Ooohhh jadi karena aku bukan bapak kandungnya jadi dia tidak menghargai aku lagi??"
"Papa sudah bersama Roy sejak kecil,jadi Papa pasti tahu gimana sikap Roy kepada Papa sejak dulu.Seharusnya Papa intropeksi diri kenapa Roy bisa jadi pembangkang seperti sekarang?"Balas Ny Desi tanpa menunjukkan emosinya.
"Jadi kamu menyalahkan aku?!!"
"Jangan melempar kesalahan kepada orang lain Pa,aku sedikit pun tidak pernah menyalahkanmu ketika anak-anak mengutuk perbuatanmu.Aku menyalahkan diriku sendiri agar mereka tidak membencimu.Mereka sudah besar,sudah bisa membedakan siapa yang benar dan siapa yang salah?Jadi hentikan mencari-cari kesalahan orang lain sedangkan disini Papa lah sang pendosa!"Ny Desi bangkit sebelum suaminya menyanggah lagi.Ia melangkah pergi begitu saja masuk ke dalam menuju kamar pribadinya.
Tuan Jaka mendengus kesal,ia menggebrak meja makan dengan kasar.Hatinya sakit karena di Rumah ini ia sudah tidak dihargai lagi,bahkan oleh putri tunggalnya sendiri.
___
Geysa melewati mobil Papanya disaat hendak menghampiri mobil pribadinya.Mendadak langkahnya terhenti,ia menoleh ke kanan dan ke kiri.Lalu berjalan mundur dengan perlahan.Ia mencoba membuka pintu mobil,eh ternyata nggak dikunci.
Geysa tersenyum senang,dengan secepat ia bisa gadis itu menyusup ke dalam mobil Tuan Jaka.Ia mencari sesuatu yang diminta oleh wanita yang selalu datang ke dalam mimpinya.Tangan Geysa meraba-raba bawah jok kemudi.Ada sesuatu yang menempel di sana.Menempel dengan kuat seperti di seletip.
Kuku-kuku runcingnya berusaha membuka secara paksa benda tersebut.Dapat!!!Geysa tersenyum penuh kemenangan.Ia segera keluar dari mobil Papanya lalu masuk ke mobil pribadinya dengan tergesa.
setiap bab nya ada saja kejutan2 tak terduga.
akhirnya nicta dan yas hidup bahagia.