Hidup saudara kembar antara Cahaya dan Bulan berubah ketika sang ibu memperkenal kan mereka kepada Farid, salah satu anak dari sahabat nya.
Saat mereka sudah kelas 3 SMA, Aya selaku pemeran utama sudah mencintai orang lain selain farid.
Hingga Ulan berbuat rencana sesuatu yang merubah dinamika di antara Aya dan Farid.
Apa itu rencana nya? selengkap nya ada di A Jilted Twins , saudara kembar yang di tolak cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Futsal.
Sehabis bel pulang sekolah sudah berbunyi, Aya dan Anya berjalan bersanding menuju ke parkiran sekolah.
Di belakang sana, ada perkumpulan para cowok termasuk Farid sama Lingga yang sedang berkumpul untuk bersiap-siap menuju ke arena futsal.
Berselang, Aya dan Anya sudah sampai di parkiran sekolah. Seketika Aya menoleh ke arah Ulan yang tiba-tiba menghampiri Lingga di dekat gerbang sekolah yang pertama.
"Apa Ulan akan ikut ke arena futsal?" Gumam Aya, entahlah.. ia juga belum mengetahui hal itu.
Aya terus menatap dan menatap Ulan sampai Anya yang ada di samping nya dicuekin begitu saja oleh Aya.
"Malah bengong buruan ke gramedia jangan buang waktu" Ajak Anya.
"Iya maaf An" Jawab Aya, habis itu ia naik ke motor dan menyalakan mesin motor nya.
Aya dan Anya pun langsung pergi menuju ke gramedia. perjalanan hampir menempuh sepuluh menit.
Mereka sudah masuk ke dalam jejeran rak buku, ia pun normal memilah dan memilih buku yang akan mereka beli dan baca nanti nya
Berselang tujuh menit.
Raut wajah nya Aya mendadak berubah menjadi jutek, sudah terlihat gadis itu sama sekali tidak menikmati jika berada di toko buku ini.
"Lu sebenarnya mau liat futsal kan ay? Tapi lu terlihat munafik gak mau bilang sama Farid sewaktu itu?" Kata Anya. Agak lain emang pemikiran gadis satu ini.
Aya langsung menoleh "Loh kok jadi Farid sih? gue gak lagi mikirin dia, udah ah yuk kita baca buku ini" Kata Aya sambil menunjukan buku novel yang ia pegang.
Anya tersenyum jahat, bukan ada niat jahat ingin menahan Aya lama-lama di gramedia, tapi Anya ada niatan lain untuk Aya pergi ke tempat futsal itu.
Anya menepuk kening "Ah gue baru ingat"
Aya mengerut kening "Baru ingat apa lu?"
"Sore ini mau ada kumpulan sama keluarga gue di rumah Ay"
"Loh kok? terus nanti gimana baca buku nya? jadi apa enggak habis ini?"
"Baca dirumah masing-masing dulu aja ya, soal nya jam lima kumpulan nya" Anya sambil menyatukan kedua telapak tangan.
Sejenak Aya mikir sambil lihatin Anya, habis itu ia pun mengerti keadaan Aya, walau tau Anya itu lagi berpura-pura.
"Oke"
"Yaudah kuy bayar dulu" Ajak Anya, dan Aya menuruti kemauan sahabat nya itu.
**
Di tempat futsal.
Lingga dan Ulan seperti biasa nya menempel seperti perangko, tiba-tiba ada seseorang yang datang ke arena futsal tanpa di undang.
Orang itu adalah Rania. Ulan yang melihat langsung tidak suka kalau Rania datang untuk melihat mantan kekasih nya bertanding.
Apa lagi saat Anya selesai adu mulut dengan Rania saat di kelas tadi.
Anya menceritakan semua kebusukan Rania ke Ulan tentang hubungan dengan cowok lain di belakang Farid.
Hal itu dikatakan Anya setelah ia adu mulut dengan Rania saat masih berada di sekolah.
"Lu emang gak tau malu ya Ran" Labrak Ulan.
Perkataan Ulan yang sangat keras sukses membuat semua cowok yang akan tanding futsal kompak menoleh tertuju ke sumber suara.
"Kenapa tuh mereka?"
"Entahlah" Lingga pun menghampiri. "Sayang, please jangan ribut disini" tegur nya.
Farid masih bingung sampai saat ini, karena teman-teman sekelas nya masih belum memberi tahu apa penyebab keributan pada Rania dan Anya. Ia pun menghampiri Ulan di ambang pintu.
"Tapi sayang, gue gak akan setuju kalau ular betina seperti dia dekat-dekat sama mantan gue" Kata Ulan.
"Iya tapi kan itu urusan nya mereka, lu jangan ikut campur dong sayang" Kata Lingga.
"Karena gue sudah ada janji sama kakak gue, jadi gue akan ikut campur yang berhubungan dengan Farid" lirih Ulan. "Dengar kan Ling?"
Lingga mendengar perkataan itu hanya bisa mengangguk "Iya sayang oke" Jawab nya tersenyum.
Sisi lain Farid juga mendengar lirihan suara Ulan secara diam-diam "Ling sorry gue pinjem Ulan dulu"
Ulan kaget "Eh lu rid kapan lu..."
"Iya jangan lama-lama mau dimulai soalnya" Lingga memberi izin.
"Oke Jawab Farid
"Ikut gue sebentar lan" Kata Farid, Ulan sedikit menahan.
"Ah gak mau ah.. Ling, lu kok izinin Farid?!"
"Selesaikan masa lalu lu yang belum tuntas itu sayang, gue ngertiin kalau soal ini" Kata Lingga.
"Yaudah iya" Ulan terpaksa harus mengalah disaat Farid terus memaksa untuk ngobrol empat mata dengan nya di suatu tempat.
"Jadi apa yang akan lu omongin Rid?" Ulang mencoba senyum menatap Farid.
"Gue mau tau kenapa alasan lu putus dari gue dan nyuruh gue pacaran sama kakak lu?" Tanya Farid. Selama satu tahun semenjak Ulan dengan Farid putus, Sampai saat ini Ulan selalu menutup alasan putus dengannya.
Berhubung tadi ada petunjuk dari Ulan, Farid langsung menanyakan hal tersebut.
"Apa lu tau perasaan hancur nya gue saat putus dari lu dulu?" Tanya Farid.
"Iya tau, tapi gue gak mau setiap hari nyatikin perasaan kakak gue, makanya gue putus dari lu Rid."
"Apa hubungannya sama Aya, dia dulu selalu menghindar saat ada gue"
"Rid" Tukas Ulan
"Lu sendiri juga gak sadar dan gak peka, Kak Aya juga orang nya munafik dan gak mau mengungkap perasaan sama lu dulu... Ini terbukti saat gue kemarin pacaran sama kak Lingga, dari dulu kak Aya selalu pasrah kalau berhubung sama cowok yang gak peka, karena lu sama lingga sama-sama cowok gak peka" Kata Ulan, Farid terdiam sejenak sambil memikirkan suatu hal.
"Gak peka?, Gue maksud nya" Farid nunjuk ke diri sendiri. Ulan mengangguk kepala.
"Lalu apa Aya suka dengan gue sekarang?"
"gue gak tau dengan perasaan kak Aya seperti apa sekarang, harus nya lu sendiri yang pastikan perasaan aya saat ini" Kata Ulan.
"Penyesalan datang terakhir dan gue akui itu, itulah kenapa gue sengaja rebut Lingga dari hidup Aya.. karena gue mau lu pacaran sama kak Aya seutuh nya, gue minta ke lu rid jangan sampai lingga pacaran dengan kak Aya, biarkan lingga pacaran sama gue, dan tugas lu tolong jaga kakak gue seutuhnya"
Farid tersenyum dengan semua pengakuan mengejutkan dari Ulan, Farid masih belum menjawab permintaan dari Ulan. ia memilih balik badan, lalu meninggalkan Ulan yang sedang terdiam dengan mata berkaca-kaca.
Sampai di lapangan futsal, Farid duduk tanpa beban, aslinya di dalam pikirannya itu sedang hancur berkeping-keping.
"Bagi dong minuman nya Lex" Kata Farid merebut bungkus teh kotak yang masih tersegel.
"Lah rid kemana Ulan?" Tanya Lingga.
"Kenapa sayang, gue disini" Jawab Ulan sambil bergelanyut di lengan lingga dan memeluk tubuhnya seketika.
Farid reflek melihat itu dan buang pandangan ke arah lapangan sambil menyeruput teh kotak yang di samping nya ada Rania yang terus manja padanya.
Setengah jam kemudian...
Pertandingan futsal sedang berlangsung, Farid terus diberi semangat oleh Rania, Ulan bingung sendiri karena Aya terlihat tidak hadir di arena pertandingan futsal untuk melihat Farid.
"Selalu aja begini kak Aya" Keluh Ulan.
Jelas mengeluh karena ulan risih mendengar jeritan Rania yang terus menyemangati Farid dengan penuh semangat.
"Gue kalau jadi lu malu sumpah!" Cibir Ulan.
"Mana buktinya kalau gue ada cowok selain Farid? jangan nuduh gue yang aneh-aneh ya" Protes Rania.
"Oh lu jadi mau nantangin gue buat nyari bukti kuat?" Ulan tersenyum sinis.
"Gue bukan nantangin lu ya, kalau lu ada bukti ya tinggal sebar aja gak usah pakai drama"
Ulan mendekat ke arah Rania dan menatap nya tajam "Kalau gue sudah ada bukti, gue mau lu janji gak akan nangis"
Rania balas dengan tatapan tajam "HAH, gue nangis? Lawak banget! Sudah tahun 2025 masih aja nangis rebutin cowok"
"Kalian jangan ribut dong" Lerai Sofi yang menghampiri mereka.