Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 mengoceh si pengintai
Saat ini Arjuna sedang perjalanan pulang sekolah dengan
mengendarai motornya.
'Sudah kuduga, lagi-lagi ada yang mengawasiku,' batin
Ajuna.
la merasakan ada orang yang mengawasinya sejak
beberapa hari lalu selain Jacob.
Namun beda dengan Jacob yang punya niat membunuh,
Arjuna tak merasakan niat buruk dari orang yang
mengawasinya.
Beruntung orang itu tak mengawasi Arjuna saat Arjuna
membunuh Jacob dan pergi ke distrik Rex.
'Apa dia hanya mencari informasi tentangku? pikir Ajuna.
Tanpa Arjuna ketahui, orang yang mengawasi Arjuna
adalah salah satu agen SINS bernama Nikki yang cukup lihai
dalam pengintaian.
'Baiklah kalau itu yang kau inginkan,' batin Ajuna.
la membelokkan motornya ke sebuah kafe dan mencari
tempat di pojokan. Tentu saja Nikki diam-diam mengikutinya
dan mengawasinya dari jauh.
Tujuannya adalah mendapatkan sidikjari dan sampel
DNA milik Ajuna, seperti perintah Armstrong sebelumnya.
Armstrong curiga Arjuna adalah Brian Allen, karena itu ia
ingin mencoco kkan sidik jari dan DNA Arjuna dengan Brian
yang ada di database.
Arjuna bepura-pura memesan minuman seperti
pelanggan umumnya.
"Bocah, mumpung di kafe, pesankan aku 1 porsi lasagna,"
pinta Erebos yang menyukai makanan itu.
'Kau gila? Aku sedang diawasi seseorang. Orang itu akan
merasa aneh jika ada 1 porsi lasagna yang tiba-tiba habis,
kesal Ajuna.
"Bodo amat, cepat belikan," rengek Erebos.
'Nanti aku pesankan di rumah, brengsek,' kesal Ajuna.
"Cih, baiklah," Erebos manyun.
Setelah itu Arjuna ke toilet untuk menjalankan
rencananya.
Arjuna mengaktifkan skill stealth nya lalu keluar dari
melewati Nikki tanpa Nikki sadari.
la menuju ke toko yang ada di seberang jalan untuk
membeli wig dan pakaian.
Rupanya rencananya adalah mengetahui siapa identitas
Nikki dan alasan Nikki mengawasinya.
Arjuna memakai pakaian yang baru ia beli beserta wig.
Ya. Arjuna menyamar menjadi orang lain lalu masuk ke
kafe lagi.
la berpura-pura tersandung dan menabrak Nikki yang
sedang duduk. Nikki sendiri tak menyadari bahwa orang yang
menubruknya adalah Ajuna.
Sambil meminta maaf, Arjuna mengaktifkan skill Demon's
Eye nya.
'Demon's Eye!'
Sringg...
Arjuna memberikan ilusi bahwa Nikki masih berbicara
dengan dirinya.
Saat Nikki sedang larut dalam ilusinya, Arjuna mengambil
ponsel Nikki dan memasang aplikasi peretas di ponsel pria itu.
Arjuna juga mengambil dompet Nikki dan menemukan
kartu identitasnya.
Khekeke... kena kau,' batin Arjuna terkekeh.
Setelah l menit, ilusi pun berakhir.
Arjuna berpura-pura melanjutkan obrolannya seperti saat
di ilusi Nikki lalu pergi dari kafe itu.
Dengan skillnya, Arjuna pun masuk kafe menuju ke toilet
lagi, menonaktifkan skillnya, berganti pakaian, lalu kembali ke
mejanya dan berpura-pura mengerjakan sesuatu dengan
laptopnya.
'Hmm... dia seperti siswa pada umumnya. Aneh sekali jika
pak Armstrong mencurigainya,' batin Nikki.
la yang dari tadi mengawasi Arjuna merasa tak ada yang
aneh dengan Ajuna. la merasa Arjuna bukanlah Brian, apalagi
wajahnya berbeda.
Tanpa Nikki ketahui, Arjuna meretas ponsel Nikki untuk
mencari informasi.
Dengan keahlian meretasnya, Arjuna dengan cepat
mendapatkan informasi yang penting, mulai dari SINS beserta
semua anggotanya, dan progres penyelidikan mereka.
'Sialan, tak kusangka mereka sudah mencurigaiku,' batin
Arjuna kesal.
Arjuna merasa bodoh karena telah melewatkan sesuatu
yang penting dan meninggalkan celah sampai-sampai para
penyidik kini sudah mencurigainya.
"Untungnya dewa berpihak padaku,' kekeh Ajuna.
Kini ia tahu rencana SINS.
Karena itu ia akan mengecoh mereka.
'Hmm... sidik jari dan sampel DNA, batin Ajuna.
Arjuna tersenyum licik.
la menyusup ke database badan forensik nasional dan
juga kependudukan.
Arjuna memanipuliasi data DNA dan sidikjari yang ada di
dalamnya. Dengan begitu, meski Nikki mendapatkan sidik jari
dan DNA nya, hasilnya takkan cocok dengan yang ada di
database.
Setelah pura-pura mengerjakan sesuatu selama 1 jam,
Arjuna pergi dari kafe itu.
Nikki menunggu sampai Arjuna tak terlihat, lalu ia dengan
cepat mengambil gelas minuman Arjuna tadi untuk diambil
sidik jari dan DNA nya.
***t**t*
k**k*k*
Arjuna akhirnya tiba di rumahnya.
Vanessa rupanya juga sudah berada di rumah dan
bersantai nonton TV, padahal sepulang sekolah tadi ia pergi
membeli keperluan pribadinya.
Vanessa tak kepo lagi mengapa Arjuna pulang telat,
karena ia gak mau dicap cerewet.
Glekk...
Arjuna menelan ludahnya. la terkejut saat melihat
Vanessa yang hanya mengenakan tanktop putih dan celana
pendek, hingga kedua asetnya terlihat menyembul dan paha
putihnya terekspos seolah memanggil untuk dielus.
'Apa dia ingin menggodaku? batin Arjuna ge-er.
'Dia gak tahu apa kalau adikku ini mudah ngereog,' kesal
Ajuna.
Vanessa sendiri tak bermaksud untuk menggoda, karena
ia hanya memakai yang biasa dia pakai ketika di kamarnya
dulu.
la lupa jika tinggal dengan Ajuna.
Ehemm..."
Arjuna berdehem untuk menyindir Vanessa yang
berpakaian terbuka.
“Ah kamu sudah pulang?" ucap Vanessa.
"Ya," jawab Arjuna singkat lalu masuk ke kamarnya.
la mencoba untuk bersikap seperti biasa.
"Huh dasar cowok kulkas," kesal Vanessa. la sungguh gak
habis thinking dengan Arjuna yang sifatnya begitu dingin
padanya.
Padahal cowok-cowok di luar sana begitu memujanya.
Kemudian Vanessa baru ingat bahwa ia memakai baju
yang minim.
Blushh..
Wajahnya memerah. la malu sekali berpenampilan seperti
ini di depan Arjuna tadi.
Tapi dia santai banget? Apa gak nafsu liat aku begini?
batin Vanessa kesal.
Huh, udah lah, Vanessa merasa bodo amat. Biarlah ia
memakai pakaian seperti ini meski di depan Ajuna.
Di kamar Ajuna.
"Hahaha... bocah, tuh gadis kayaknya minta dikawinin.
Udah sono hajar saja," bujuk Erebos dengan tertawa.
"Jangan bercanda. Akhir-akhir ini aku terlalu banyak
berurusan dengan wanita. Membuat pusing saja," ucap Ajuna.
"Ck... tak usah munafik, bocah. Memang siapa tadi yang
meniduri gurunya di sekolah ?" sindir Erebos.
Glekk.
Arjuna terdiam. Kata-kata Erebos menusuk tajam se
dalam-dalamnya.
"Oke fine, kali ini kau yang menang," ucap Ajuna.
Erebos terbahak.
"Jangan lupa pesankan aku lasagna, bocah," Erebos
menagih janji Arjuna saat di kafe.
Arjuna memutar bola matanya malas, dan akhirnya ia
memesannya online.
Setelah memesannya, Arjuna menghubungi Becker.
la meminta maaf karena membatalkan janjinya untuk
menemui asisten yang dia minta.
"Tak apa, Tuan Evans. Saya maklum anda sibuk," Becker
memakluminya.
"Baiklah, besok saya akan ke perusahaan," ucap Ajuna.
"Baik, Tuan," ucap Becker.
Arjuna berbaring di ranjangnya.
la masih memikirkan misinya yang belum ia selesaikan,
padahal waktunya tersisa 2 x 24 jam.
Sialan, apa yang harus aku lakukan?' kesal Ajuna.
la lalu mencoba mencari film untuk dijadikan referensi,
barangkali ada adegan dimana perampok menyusun strategi
untuk merampok bank.
Tak mungkin ia mencari tutorial merampok bank kan.
Dengan otak cerdasnya, Arjuna tiba-tiba mempunyai ide.
la langsung membuka laptopnya dan mencoba untuk
meretas sesuatu.
'Hm, sepertinya ini akan berhasil,' batin Ajuna.
"Sistem, buka status," perintah Ajuna.
Ding...
"Membuka status tuan rumah."
Name: Arjuna Evans
Usia:17 tahun
Ras: Manusia
Level Kekuatan : Langit Tingkat 2 (14.910/15.000)
Status Erebos: 80%
Skill : Peretasan, Stealth, Businessman, Demon's Eye,
Power Gates
Senjata: Twin Dagger, Dark Sword
Kekayaan:51.510.000 dollar (Skyline Enterprise, Skyline
Construction)
Misi yang sedang berlangsung : Merampok sebuah bank
Hadiah yang belum dibuka: -
'Hm bagus, setelah berhasil menyelesaikan misi, aku akan
naik level,' batin Ajuna.
**********k******
Keesokan harinya, Arjuna memasak sarapan.
la selalu membuat sarapan untuknya dan Vanessa. la tak
keberatan akan hal itu.
Selain ia pandai memasak, Arjuna tak ingin memakan
masakan Vanessa yang rasanya ancur itu.
"Pagi Ajuna," ucap Vanessa dengan senyum cerah.
"Ya," jawab Ajuna.
"Aku bantu masak ya," tawar Vanessa.
"Tidak, kamu duduklah," ucap Ajuna.
Vanessa mencebik.
la tahu alasan Arjuna menolak bantuannya.
"Aku akan mencari beberapa ART dan tukang kebun
untuk mengurus rumah. Apa kau punya kenalan?" tanya
Ajuna.
"Ohh kalo itu aku tahu. Waktu di rumah Reyes, ada
sepasang ART dan tukang kebun yang baik dan dekat
denganku. Aku udah menganggap mereka orang tuaku sendiri.
Aku yakin mereka saat ini sedang mencari pekerjaan," jawab
Vanessa.
"Bagus, hubungi mereka. Kita pekerjakan mereka," ucap
Ajuna.
"Benarkah?" tanya Vanessa senang.
"Ya," jawab Ajuna.
"Oke deh," ucap Vanessa bersemangat.
Setelah selesai sarapan, Vanessa berangkat lebih dulu.
la memesan taksi online untuk berangkat.
Lalu setelahnya Arjuna berangkat dengan motornya.
Di tengah perjalanan, ia melihat Vanessa yang berada di
pinggir jalan, berusaha mencari taksi.
la pun langsung mendatangi Vanessa.
"Sedang apa kamu? Bukankah kamu berangkat duluan
tadi?" tanya Ajuna.
"Itu... taksi online yang aku naiki mogok. Aku terpaksa
turun untuk memesan taksi lagi," ucap Ajuna.
Arjuna melirik jam tangannya yang kini hampir masukjam
pertama.
"lkut aku. Kau akan terlambat jika menunggu taksi," ajak
Ajuna.
Vanessa membolakkan mata. la gak salah dengar kan?
"Kamu mau memberi aku tumpangan?" tanya Vanessa
kaget.
"Ya," jawab Ajuna.
"Bukankah kamu tak ingin berdekatan denganku agar tak
ada rumor macam-macam?" tanya Ajuna.
"Tak masalah, itu urusan mudah," ucap Ajuna.
Tentu Vanessa begitu senang.
la merasa Arjuna mulai berubah dan menjadi hangat
padanya.
"Oke baiklah, makasih Ajuna," ucap Vanessa tersenyum.
Di perjalanan, Vanessa tak henti-hentinya berhenti
tersenyum. la merasa begitu bahagia berangkat sekolah
bersama Ajuna.
la memegang pinggang Arjuna agar tidak jatuh.
Karena Arjuna diam saja, Vanessa mencoba
keberuntungan. la menempelkan tubuhnya ke punggung
Arjuna dan mengalungkan kedua tangannya ke pinggang
Ajuna.
Arjuna hanya diam.
la sebenarnya tak ingin seperti itu, namun entah kenapa
ia jadi menikmatinya.
Arjuna merasakan sesuatu yang empuk di punggungnya.
'Lumayan,' batin Ajuna.
"Dasar bocah mesum," ledek Erebos yang nangkring di
setang motor.
******k******
Seampainya di sekolah, semua siswa begitu heboh
melihat Arjuna berangkat sekolah bersama Vanessa.
Hal ini membuat mereka menduga Arjuna dan Vanessa
pacaran.
Banyak yang merasa patah hati.
Cewek-cewek seakan tak rela Arjuna jalan bareng cewek
lain, sedangkan cowok-cowok kesal karena primadona mereka
dekat dengan cowok.
"Ma-maaf, Ajuna. Gara-gara aku, semua orang jadi pada
heboh," ucap Vanessa.
"Tak masalah. Nanti juga pada berhenti," ucap Ajuna.
Rumor keduanya pacaran pun langsung menyebar
seantero sekolah.
Tentu saja kehebohan ini sampai ke telinga 2 orang, yang
membuat hati mereka panas.
Siapa lagi jika bukan Meyrin dan Joana.
Keduanya kesal bukan main mendengar Arjuna berangkat
sekolah bersama-sama.
"Tidak, itu tidak mungkin. Arjuna tak mungkin jalan sama
si Vanessa," Joana mencoba untuk menenangkan dirinya.
Di lain tempat, Meyrin pun tak terima.
"Dasar cowok, udah dapat enaknya malah nyari cewek
lain," kesal Meyrin.
Di kelasnya.
Entah kenapa Arjuna tiba-tiba merasa merinding.
'Sepertinya ada yang membicarakanku, batin Ajuna.
"Ada apa?" tanya Joana polos.
"Ciyeee.. Joana akhirnya jatuh cinta!" Liam terbahak.
"Gawat nih, bentar lagi matahari bakalan terbit dari barat
" tawa Kelvin.
Joana awalnya bingung, tapi ia menyadari bahwa ia
keceplosan ngomong.
"It-itu tak seperti yang kalian pikirkan! Aku cuma salah
ngomong tadi!" bantah Joana. la merutuki dirinya sendiri yang
keceplosan, padahal niatnya hanya bicara dalam hati.
Namun Kelvin dan Liam tak percaya dan terus meledek
Joana.
Joana tak terima diledek kedua sahabatnya dan
menggeplak mereka 1 per satu.
Arjuna hanya diamn sambil memainkan ponselnya, tak
menghiraukan trio berisik itu.
"Eh bentar, siapa itu Ajuna?" tanya Kelvin kepo saat
melihat wallaper ponsel Ajuna.
Arjuna terkejut dan langsung memasukkan ponselnya ke
dalam saku.
Ya. Wallpaper di ponsel Arjuna adalah foto Luna. la masih
menyimpan foto Luna dan tak ingin menghapusnya.
Baginya dengan memandang foto Luna, ia bisa
mengobati kerinduannya pada mendiang kekasihnya itu.
*Bukan siapa-siapa," jawab Arjuna enteng.
"Bohong, siapa dia Ajuna? Cewekmu? Gila cantik banget,"