Seorang pemuda biasa yang memiliki mimpi untuk menjadi Kultivator terkuat untuk suatu kedamaian alam semesta
Namun semua itu harus terhalang banyak nya kultivator serakah dan iri pada dirinya.
Karna tubuh spesial dan juga memiliki 4 dantian di tambah lagi dia juaga memiliki garis darah yang sangat kuat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR.QUINZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBENCINAN TERHADAP IBLIS
Dalam pertarungan sengit itu, Xiao Mei meraih patahan tanduk dan menebaskan ke masing-masing leher iblis.
Swoossh! Zraakk!
Darah iblis menyiprat layaknya air mancur yang keluar dari kran.
Percikan darah iblis membasuh pakaian hingga wajah Xiao Mei.
Sedangkan ketiga Iblis Banteng terkapar dengan tidak lagi memiliki nyawa.
Xiao Mei tersenyum dengan napas tersengal-sengal.
Dia senang karena telah berhasil membalaskan dendamnya.
Meski Xiao Mei baru saja membangkitkan nadi meridian ke-4, akan tetapi dia mampu membunuh ketiga iblis itu hanya dalam sekali tusukan.
"Sudah berakhir."
"Xiao Mei membuang tanduk yang sebelumnya ia jadikan senjata.
Begitu ia ingin pergi dengan jalan terhuyung-huyung, tak disangka dari arah belakang dirinya mendapatkan tusukan dari tanduk banteng.
Zraakk!
"Arghhh!" Darah menyembur keluar dari mulut kecil Xiao Mei.
Wajahnya yang tampak pucat segera berbalik ke belakang.
Dengan tatapan tidak percaya, Xiao Mei melihat kalau Iblis Banteng yang ia pukul sebelumnya masih hidup.
"Kamu, uhuk.."
Xiao Mei terbatuk mengeluarkan darah segar.
Punggungnya telah tertusuk tanduk.
Kesalahan terbesar Xiao Mei dia telah melupakan kalau kawanan Iblis Banteng sebelumnya ada empat.
Dia melupakan itu, merasa dirinya telah menang.
Namun siapa sangka, iblis yang dia tendang waktu itu malah menyerangnya secara diam-diam.
Iblis itu menarik tanduk yang dia pegang.
Zraakk!
"Gadis kecil, aku sudah bilang.
Kalian para manusia rendahan tidak akan bisa mengalahkan kami, sekarang patuhlah, karena aku yang akan membunuh mu!
" Swoossh!
Iblis Banteng itu menghunuskan tanduk di tangannya lagi, tanduk ini ia copot dari kepalanya sendiri, menjadikan itu senjata untuk membunuh Xiao Mei.
Namun tak diduga, tangan Xiao Mei terjulur menahan tanduk itu.
Walau dengan tangan gemetar berlumuran darah, Xiao Mei sekuat tenaga menghentikan niat lawan untuk membunuhnya.
Dengan nada serak Xiao Mei berkata kepada iblis itu.
"Aku sudah tahu alasan mengapa kalian mengincar ku?
Itu karena kalian takut bila nantinya diriku membocorkan insiden pembantaian desa di depan publik, benar kan?
" Iblis Banteng tersenyum.
"Gadis yang pintar.
Sepertinya membunuh mu segera merupakan pilihan yang tepat.
Sayang sekali, meski kamu sudah mengetahuinya, namun pada akhirnya kamu mati disini!
" Bamm!
Iblis Banteng mengayunkan kakinya menendang Xiao Mei.
"Ugh!" Xiao Mei terpental dan menabrak pohon akibat terkena tendangan yang sangat keras. Dia berkali-kali memuntahkan seteguk darah.
"Sekarang adalah saatnya. Gadis kecil, matilah untukku!"
Whooss!
Iblis Banteng berlari secepat kilat ke depan, sementara satu tanduk runcing di tangannya sudah siap untuk menembus kepala Xiao Mei.
Xiao Mei yang tidak berdaya hanya bisa pasrah.
Lukanya sangat parah, belum lagi energinya telah habis, jangankan untuk melawan, berdiri saja dia sangat merasa kesulitan.
Berpikir kalau hari itu adalah hari kematiannya, Xiao Mei tersenyum memejamkan mata.
Air mata bercampur darah membasahi pipinya, gadis itu bergumam.
"Aku akan mati, hehaha!
" Xiao Mei bergumam.
Tawa keputusasaannya menggema, Xiao Mei sudah siap menerima kenyataan pahit yang menimpa dirinya.
Namun begitu beberapa senti lagi tanduk di tangan iblis hampir menghunus kepala Xiao Mei, seketika terdengar suara seorang pria.
"Iblis sialan!"
Bersamaan terdengarnya suara ini, bilah pisau belati tajam terbang dengan cepat layaknya baling-baling yang sedang menari di udara.
Swoosh!
Iblis Banteng benar-benar tercengang, begitu munculnya bilah pisau, dia tidak dapat menghindar sama sekali.
Zrakk!
Adegan begitu cepat terjadi, kalau leher Banteng telah terputus, kepalanya terpisah dari tubuhnya.
Darah memercik memenuhi udara.
Begitu kepala menggelinding di tanah, tampak seorang pemuda tampan berpakaian kumuh menahan kepala dengan sepatunya.
Pria ini adalah QIN SHAN.
Sesaat sebelum kejadian.
QIN SHAN masih di hutan yang sama sedang sibuk dan berusaha mengaktifkan nadi ketiga.
"Ahhhhh!" QIN SHAN berteriak histeris, membangkitkan nadi ketiga dengan bantuan menyerap inti hewan membuat tubuhnya mengalami rasa sakit yang sangat luar biasa.
"Uhuk.." QIN SHAN muntah beberapa teguk darah.
QIN SHAN mengencangkan kepalan tinju dengan marah.
"Tidak mungkin. Jika orang lain bisa, mengapa aku tidak bisa!
Sekali lagi!"
Dengan teriakan keras, QIN SHAN memaksakan diri sekali lagi untuk mencoba mengaktifkan nadi ke-3.
QIN SHAN tidak terima, orang lain melakukan peroses ini tidak terjadi apa-apa, tapi dia malah merasa tersiksa, alasan mengapa dia mengamuk, karena QIN SHAN merasa tidak adil.
"Nadi meridian, bangkitkan, ahhhhh!"
QIN SHAN berteriak keras.
Teriakannya itu membuat burung-burung di dalam hutan berlarian.
Melewati fase yang begitu menyakitkan, QIN SHAN pada akhirnya mulai merasakan jalur meridiannya merespon.
Swing! Swing!
Begitu tubuhnya bangkit dengan sendirinya, QIN SHAN terkejut, karena pada kenyataannya dia telah mengaktifkan dua jalur nadi meridian sekaligus.
"Nadi ke-4, bagaimana mungkin?
"QIN SHAN bingung seolah tidak bisa percaya atas apa yang dia lihat.
Ketika sudah memasuki kondisi normal,QIN SHAN melirik ke arah hewan macan yang baru saja ia bunuh.
Seketika itu juga, QIN SHAN langsung menyadari sesuatu.
"Apakah hewan macan ini jauh lebih kuat dari pada beruang yang dua murid itu bunuh.
Jika memang begitu, pantas saja sebelumnya aku sangat kesulitan menghadapi hewan tersebut...Dan juga, kekuatan ku!"
Memikirkan apa yang telah dia lakukan tanpa kesadarannya, QIN SHAN menggigil dengan ngeri.
Tanpa ia sadari, kalau QIN SHAN sendiri telah membunuh dan menyerap inti hewan yang kekuatannya jauh dari perkiraannya.
Meski begitu QIN SHAN cukup senang, mengingat dirinya saat ini telah berhasil mengaktifkan nadi ke-3 hingga nadi ke-4.
"Ini namanya keberuntungan yang aku terima dengan secara tidak sengaja."
Ketika QIN SHAN sedang memuji dirinya sendiri, ia mendengar ledakan pertarungan.
Boommm!
QIN SHAN juga mendengar teriakan gadis yang sedang marah.
"Ini." Dengan sangat penasaran QIN SHAN akhirnya pergi untuk melihat tempat kejadian.
Begitu sampai, QIN SHAN terkejut melihat tiga iblis yang tewas, dan satu iblis yang masih hidup sedang menindas seorang gadis, yaitu Xiao Mei.
Niat membunuh QIN SHAN menjadi semakin intens di matanya.
Jika seseorang bertanya hal apa yang dibenci QIN SHAN, ialah makhluk iblis.
Karena iblis—lah, orang-orang yang dia cintai harus pergi meninggalkannya.
"Iblis!"
Dengan dipenuhi niat membunuh, QIN SHAN maju tanpa rasa takut, dengan berbekal sebilah pisau, dia yakin dapat membunuh iblis tersebut.
Zrak!
Kembali di keadaan sekarang.
Xiao Mei dapat samar-samar melihat dengan matanya yang lemah, ada seorang pria muda yang baru saja menyelamatkan hidupnya.
Xiao Mei tahu pria ini lebih tua satu tahun darinya.
Tangannya yang lemah tergerak ke arah pria itu sambil mengatakan.
"Kakak , terima kasih..."
Namun begitu ia menyelesaikan kalimat ini, tangan mungil berlumuran darah Xiao Mei jatuh terkulai lemas, kedua matanya tertutup, gadis ini telah sepenuhnya kehilangan kesadaran.
Sementara QIN SHAN, dirinya saat itu tengah asyik meraba sesuatu di bagian kepala iblis. Tidak ada yang dapat dia temukan selain tanduk.
"Ini." QIN SHAN dengan cepat berbalik.
Dia sampai lupa kalau di belakangnya masih ada seseorang.
Seraya menyimpan tanduk iblis, QIN SHAN berjongkok, mendekati Xiao Mei yang sedang bersandar di batang pohon.
QIN SHAN sempat memeriksa denyut nadinya, kalau Xiao Mei masih hidup.
Namun ekspresi QIN SHAN menjadi serius pada saat melihat samar-samar ada luka berdarah di tubuh gadis itu.
"Gadis ini sedang terluka parah, jika tidak segera diobati, takutnya dia bisa saja mati!"
QIN SHAN masih bingung apakah dia harus menolong atau tidak.
Pada saat itu juga, QIN SHAN baru menyadari, kalau gadis yang saat ini dia lihat juga telah membangkitkan nadi ke-4 sama seperti dirinya.
Mata QIN SHAN lalu menyapu ke arah ketiga iblis yang terbaring tidak bernyawa.
"Gadis ini memang tidak sederhana.
Dia bahkan mampu membunuh ketiga lawan yang bahkan lebih kuat darinya."
QIN SHAN mengakui kekuatan Xiao Mei.
Dia merasa gadis itu sangat berbakat.
"Sudahlah, lupakan saja."
Pada akhirnya QIN SHAN memutuskan untuk membawa gadis tersebut ke tempat yang aman.
Menggendong Xiao Mei di pundaknya, kemudian QIN SHAN beranjak pergi dari sana.