NovelToon NovelToon
EMERIS SANG PEWARIS

EMERIS SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:421
Nilai: 5
Nama Author: Nens

Ada sebuah rahasia besar dibalik sosok M, seorang dance crew populer di Surabaya dan sekitar Jawa Timur. Sosok yang misterus dan di puja banyak kaum hawa itu nyatanya memilih menjadi pelampiasan sang selebgram cantik asal Surabaya, Miki namanya.
Miki yang baru saja ditinggal pergi pacarnya demi gadis lain pun menerima M sebagai pelampiasan. Ia mengabaikan berbagai macam rumor yang beredar tentang M yang selalu memakai masker hitam ditiap kemunculannya.
Tapi siapa yang akan menyangka, sosok asli dari M si dancer jalanan itu, dancer yang di rumorkan memiliki wajah yang buruk rupa hingga harus menyembunyikan wajahnya di balik masker hitam itu, nyatanya adalah seorang pewaris tunggal dari Misha Corp sebuah perusahaan raksasa yang terkenal di Indonesia. Emeris Misha.
Kisah cinta Miki dan sang pewaris pun memunculkan banyak rahasia besar yang telah terkubur dalam pada keluarga Misha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30

Sebuah mobil mewah putih melaju cukup kencang di jalanan kota Surabaya. Sang supir terpaksa harus mengemudikan mobil secara sedikit ugal-ugalan karena bos mudanya tengah dalam mood yang buruk. Sehingga berkali-kali ia meminta sang supir melajukan mobil secepat mungkin agar mereka bisa segera sampai ke penthahouse sang bos muda.

"Mungkin kita nyampe rumah setengah tahun lagi kalo nyetirmu gemulai macem gini," ucap Emeris dengan ujung siku menempel ke kaca mobil dan tangan menopang dagu. Sedang tangan kanannya sibuk memainkan Hp M.

Thomas melirik sebal sekilas  ke arah Emeris. Kemudian ia beralih melirik spedometer yang menunjukkan nyaris menyentuh angka 80km/jam. Dengan kecepatan seperti ini di jalanan kota Surabaya..., bayangkan saja seperti apa Thomas mencoba tetap fokus dan tenang dalam menyetir. Dan itu masih di kompori oleh ucapan-ucapan sinis bernada halus sang bos mudanya.

"Gemulai dia bilang...," Thomas bergumam sangat lirih.

Ia tidak berniat mebalas sinisan Emeris.  Ia tahu benar bosnya memang dalam mode senyap yang menunjukkan ketenangan di luarnya. Tapi jangan salah, di dalamnya ada sesosok kyubi yang hampir terbangun dari tidurnya. Jadi yang ia lakukan hanya sedikit menekankan kakinya ke pedal gas.

Sedikit.

Sedangkan Emeris, setelah ia melontarkan sinisannya, pikirannya kembali terfokus pada screen hp M. Pada sebuah kolom chat yang sudah dipenuhi oleh chatan dirinya dan bercentang double berwarna biru. Tanpa ada chat balasan dari pihak seberang.

Ia mengigit bibir bawahnya, kemudian mendengus kasar. Ditelfonnya si pihak seberang yang jelas-jelas mengacuhkannya.

Lalu kemudian, nada sambung berkepanjangan tanpa ujung pun ia dengar berkali-kali. Berkali-kali. Sebanyak ia menelfon, sebanyak itu pula nada itu terdengar.

Miki tidak mengangkat telfonnya.

Ia kembali mengirimi chatMiki.

Me:

Miki..

Me:

Miki!!

Me:

Di read doang?

Lagi-lagi. Chatnya hanya bertumpuk dengan centang double berwana biru. Ia sadar dirinya memang di acuhkan oleh gadis Hobbit itu. Ia sangat sadar. Maka dari itu, ia menjadi sangat marah dan kesal.

Matanya menatap screen hp-nya dengan tatapan lurus nan dingin.

Ckiiit!!!

Mobil menikuk masuk ke area hotel, melesat cepat melewati lobby depan kemudian meluncur ke parkir basement. Mobil pun berhenti dan Emeris segera melompat keluar.

Ia melangkah dengan langkah lebar meninggalkan Thomas yang masih membenarkan letak parkir mobil. Bos mudanya dengan sengaja naik seorang diri menggunkan lift tanpa menunggu sang tangan kanan.

Lift pun naik menuju muka pintu Penthahouse Emeris. Sapaan kedua penjaga pintu rumahnya pun menyambutnya dengan ramah. Tapi Emeris melenggang masuk begitu saja.

Ia berjalan lurus ke arah kamarnya. Melepas jasnya dan melemparnya begitu saja di sova dalam kamar. Ia berjalan dengan langkah lebar ke arah meja kerjanya dimana benda yang ia butuhkan itu berada.

Emeris duduk dan segera menyalakan komputernya. Ia mengetik sesuatu kemudian.

"Kamu yang maksa aku buat ngelakuin ini," gumamnya yang lalu menggerakkan jemarinya dengan cepat nan lihai di atas keyboard.

Beberapa menit ia nampak serius dengan apa yang tengah ia kerjakan. lantas....

CTAK!!

Bunyi sentakan jarinya di atas tombol enter pun menandakan usainya ramuan yang tadi ia racik.

"Kita liat, apa yang kamu lakuin sampe sengaja nyuekin aku," gumamnya lagi seraya menunggu apa yang ia cari muncul di screen lebar monitornya.

Sedetik kemudian, muncul gambar sebuah kaki dengan sendal slip bulu tengah melangkah.

"Pooh!" terdengar suara yang familiar.

"Apa?"

Emeris mendengar suara laki-lakiyang asing di telinganya.

"Headset kakak mana?" ia kembali menedengar suara Miki. Hanya saja monitor menampilkan gambar rok dan lutut yang mungil.

"Dia punya adik...," gumam Emeris sambil terus menonton apa yang ditampilkan oleh screen monitornya.

"Ah, bentar!"

Gambar mendadak bergerak naik. Kini Emeris bisa melihat sebuah ruangan serupa kamar anak laki-laki dengan beberapa moncong kamera yang di jajar rapi di atas sebuah lemari geser berwarna hitam. Detik berikutnya dengan cepat gambar berubah menampakkan kembali kaki bersendal slip bulu itu.

"Nih,kak!"

"Ok!"

Terdengar kembali percakapan singkat dari Miki dan Pooh. Gambar kemudian menampakkan kaki mungil itu berjalan dan terdengar bunyi pintu yang di tutup.

Emeris mengerutkan keningnya. Ia lalu kembali mengutak-atik keyboard barang sejenak. Dan kemudian tampilan screen pun berubah menampilkan dagu Miki dari bawah.

Yup!

Emeris tengah meng-hack smartphone milik Miki. Ia terpaksa memakai cara kotor ini untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh pacar M itu sehingga mengacuhkan chat dari pacarnya. Hal seperti ini bukanlah sebuah hal yang sulit bagi Emeris yang nota bene CEO dari  PT. MCKO.

Yang juga seorang kepala dan otak programmer dalam proyek pengembangan game baru MCKO. Dan baru saja ia mengubah posisi hacknya dari kamera belakang ke kamera depan.

Kini pun ia dapat melihat wajah Miki yang tengah menunduk, kemungkinan Miki tengah memainkan HPnya.

Sekali lagi Emeris menurunkan jemari ajaibnya di atas keyboard. Lalu muncullah tampilan screen hp Miki di monitor sebelah kirinya. Kini 2 monitor besar di depannya tengah menampilkan kegiatan Miki di waktu yang bersamaan.

Monitor kiri adalah tampilan screen hp Miki sedangkan monitor yang berada tepat di hadapannya adalah gambar wajah Miki yang di ambil dari kamera depan hp si gadis Hobbit itu.

Kini Emeris dapat melihat apa yang tengah Miki lakukan dengan HPnya.

Mata Emeris pun melirik ke monitor kiri.

Me:

Dia chat lagi.

My Olivee:

Nggak kamu bales lagi?

Me:

Yup!!

Read doang!

My Olivee:

Dih. Kenapa segitunya sih??

Me:

Stop bela dia!

My Olivee:

Bukan bela. Cuma kan

Yang penting anaknya udah nongol.

Nggak ilang dan dia ngechat km

Me:

Iya! Setelah bikin aku

Seharian uring-uringan nggak jelas

Mikirin dia!

My Olivee:

Baru jadian jangan bikin masalah.

Kali aja dia seharian lagi sibuk.

Bales aja gih. Jadinya kamu bisa

tanya kenapa dia ngilang.

Me:

Aku juga lagi sibuk!!

Biar dia ngerasain gimana

Rasanya nggak dikasih kabar

Sama orang yang namanya pacar!!

My Olivee:

Bales dendam?

Me:

Emang!

And harus! Wajib!!

Emeris menyunggingkan senyum geli di ujung bibirnya. Matanya beralih memandang wajah Miki yang terlihat penuh dendam sembari membalas chat sahabatnya.

Jadi ini...,  ini alasannya dia sengaja mangacuhkanEmeris. Gadis hobbit itu tengah marah dan kesal karena M menghilang tanpa kabar seharian ini.

"Keh keh keh...," Emeris terkekeh sembari menempelkan punggungnya di sandaran kursi gamingnya.

Ia sama sekali tidak menyangka akan ada seorang gadis yang uring-uringan ketika dirinya menghilang tanpa kabar. Tapi bagaimanapun juga itu memang kesalahannya. Ia lupa kalau dia....

Ah! Maksudnya M memiliki seorang pacar anak SMA.

Teng!!

Bunyi dari HP Miki membuat M kembali menoleh ke kedua monitornya. Ia melirik ke monitor kiri. Dia tengah mencas HPnya. Kemudian memasuki You Tube. Memilih-milih video. Miki pun memutar landscape hp nya.

Video MV salah satu boyband korea pun muncul. Musik mengalun. Tanpa sadar Emeris juga ikut menonton MV tersebut.

"Oh my my my..., oh my my my...," tiba-tiba saja Emeris mendengar suara Miki yang ikut menyanyikan lagi tersebut.

Lelaki tampan bermata sipit itu menoleh ke monitor di hadapannya. Seketika itu juga ia membeku ditempat. Ia menatap lurus monitor dengan wajah datar.

Di monitor itu ia dapat melihat isi kamar Miki dan tentunya Miki. Yang tengah memakaikan gantungan baju pada dress navy yang tadi ia kenakan. Tubuh Miki sendiri saat ini hanya berbalut CD berwarna hitam dan bra berwarna senada.

Lekuk tubuh Miki terlihat jelas oleh mata Emeris yang masih terpaku di depan monitor. Ia seakan hilang kesadaran hingga hanya bisa menonton tanpa mampu menyadarkan diri.

Jadi malam itu, Emeris terus menonton monitor tengahnya dari Miki yang mengenakan piamanya lalu naik ke atas kasurnya. Kemudian gelap...,karena gadis itu mematikan lampu kamarnya.

Emeris menegakkan badannya. Menarik napas dalam untuk melemaskan otot-otot yang tanpa ia sadari ikut menegang.

"Fuh...!" desisnya.

Ia sama sekali tidak berfikir akan mendapat tampilan macam itu.

****

Oliveemelirik Miki dengan tatapan aneh. Sedari tadi ia melihat sahabatnya itu nampak dalam mood over good sekali. Buktinya, ia melihat gadis kecil berambut panjang di sampingnya itu menyalin catatan dipapan tulis dengan bibir yang naik turun, antara senyum dan manyun imut.

"Waras?" tanya Olive dengan suara berbisik.

"Hem?" Miki melirik Olive.

"Moodnya lagi enak ya?" tanya Olive lagi masih dengan suara berbisik.

"Lumayan lah. Timbang kemarin," Miki tersenyum sambil menjawab Olive dengan suara berbisik pula.

"Gara-gara udah bales M?"

"Emang ada alasan lain?"

"Girang banget coba, udah nyiksa orang."

"Dia yang nyiksa aku duluan!"

"Endingnya sampai sekarang belum kamu bales chat dia?" Olive kepo.

Miki mengangguk.

"Mau sampai kapan?"

"Sampai dia mohon ampun!"

"Gimana mau mohon ampun, kamunya aja nggak ngasih kesempatan buat ngobrol sama dia."

"Kamu belain M terus deh. Suka sama dia?" Miki mencureng tidak senang.

"Iyalah. Biar dia pacarmu, dia tetep idolaku!" Mata Olive membulat menantang.

Keduanya lantas saling adu pandang mata. Saling memelototi 1 sama lain.

Teeeett!! Teeeeett!!

"Ok, anak-anak. Sekian! Besok kita lanjut lagi!" pamit bu guru yang kemudian pergi meninggalkan kelas karena bel istirahat telat berbunyi. Yang artinya jam pelajarannya pun usai sudah.

Teman-teman kelas Olive dan Miki pun langsung berhamburan keluar kelas atau hanya sekedar pindah tempat duduk untuk ngerumpi. Sedangkan Miki dan Olive, keduanya masih saling adu pandang dengan sengit.

Detik berikutnya..

"Temen apaan yang nggak nyuport temen sendiri!!" Miki mulai menjambak gemas rambut Olive.

"Temen lagi buat salah kok di support! Gila!" Olive membalas Miki dengan hal yang sama. Menjambak dengan gemas.

"Heh! Dia itu pantes di kasi pelajaran! Kemaren kamu kan tahu dia nyiksa batinku!" Miki menarik rambut Olive.

"Aduh! Bukan berarti kejahatan dibales kejahatan!!" Olive membalas.

"Auuuh!! Sssh!! Sejak kapan sok bijak gitu omonganmu?!"

"Sejak negara api menyerang!!"

Semua mata teman sekelas keduanya pun menatap tingkah kedua sahabat itu dengan jengah. Mereka sudah kenyang melihat tingkah absurd keduanya ketika berselisih paham. Saling adu jambak. Lantas sama-sama merasa kesakitan. Kemudian saling meminta maaf dan kembali tertawa terbahak-bahak.

Ya begitulah siklus perselisihan paham antara keduanya. Keduanya hampir taidk pernah terlibat pertengkaran serius yang membuat keduanya jadi tidak akur.

"Sakit!" Miki meringik.

"Sama!" timpal Olive.

Keduanya pun berpandangan. Lalu masing-masing melepas genggaman pada rambut lawannya.

"Maaf," ucap Miki terlebih dahulu.

"Maaf juga," balas Olive.

Sunyi kemudian.

"Hahahaha...," pecahlah tawa keduanya didetik berikutnya.

Dan para penonton pun melengos seakan tid

ak habis pikir dengan tingkah kedua sahabat itu. Mereka pun kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Ngantin yuk, aku pengen minum jus," ajak Miki.

Olive mengangguk. "Tunggu," pintanya sambil merapikan bukunya.

Sembari menunggu, Miki pun melakukan hal yang sama. Secara bukunya juga masih berserakan di atas meja.

Keduanya lalu berjalan keluar kelas menuju kantin. Disela langkah mereka tentunya suara cekikikan dan canda tawa keduanya mengiringi tanpa henti. Saking serunya bercanda, mereka jadi tidak sadar dengan banyaknya murid yang berlari melawan arus. Bukan menuju ke kantin, justru mereka berlari menjauh kantin menuju arah sebaliknya.

Mereka baru sadar akan keanehan itu ketika mereka hampir mencapai kantin. Keduanya memandangi teman-teman dan adik kelasnya dengan bingung.

"Mik, ada apaan nih?" Olive menoleh ke kanan dan kekiri dengan kebingungan.

"Nggak tahu, Liv. Kok pada lari keluar kantin?" Miki membalikkan badan mengamati semuanya berlari menuju luar sekolah.

"Miki!" seru teman sekelas Miki dan Olive yang berlari ke arahnya.

"Hah?" sahut Miki.

"Pacarmu di depan!" ucapnya Damar begitu sampai di depan Miki.

"Hah? Pacar??" ulang Miki.

"Miki!!!" belum juga Damar menjawab suara Ali terdengar menggelegar memanggil sahabat kecilnya.

Mata Miki dan Olive membelalak lebar karena kaget dengan suara Ali.

"Mik! Hosh..., hosh...!" Ali ngos-ngosan.

"Kamu lari dari mana coba?" Miki menepuk-nepuk punggung Ali yang membungkukkan badannya karena kelelahan.

"Darihh...,depannhhh.... Hhhh...," suara Ali bercampur deru napas.

"Beli apaan di depan?" tanya Olive polos.

"Cilok," sahut Ali tidak kalah polos. "Ah! Kok malah cilok sih?!" dumelnya kemudian dengan kesal begitu sadar ia terpancing pertanyaan Olive.

"Lha, ya emboh!" sambar Olive.

Aku melirik Olive dengan bibir menclek dan mata setengah mendelik. Gadis bermata bulat itu membalas tatapan Ali denganujung dagu yang terangkat tinggi.

"Ah!" Ali mengibaskan tangannya ke arah Olive. Ia kemudian  beralih menatap Miki.

"Ada apaan?" tanya Miki begitu ia kembali mendapatkan perhatian Ali.

"Di depan ada M," jawab Ali.

"Hah? Ngapain?" mata Miki mendelik.

"Aku tadi juga mau bilang gitu. Pacarmu, M..., lagi diluar. Sama mantanmu. si Bian!" Damar memperjelas.

Miki menatap Damar dalam diam untuk beberapa detik.

M dan Bian. Di depan.

Ngapain??

1
naotaku12
Aku suka banget ceritanya, terus berinovasi ya thor!
Kruzery
Menggugah perasaan
I'm Nens: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!