Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09. Bastian mau datang
Amara walau pun takut tapi akhir nya datang juga kerumah Sela, karena memang cuma dia yang tau rumah teman nya ini. apa lagi Sela sudah mengirim foto kaki nya yang patah, mau tak mau Amara akhir nya datang bersama dengan Celin juga untuk segera membawa Sela kerumah sakit agar segera di tangani dokter.
Kasihan juga Sela yang terlalu lama menahan sakit sampai susah mau nafas, Bara tadi sudah masuk kamar mandi karena mau cuci tangan akibat tangan nya penuh dengan darah Sela. tidak ada yang tau bahwa Bara di kamar mandi menjilati darah nya Sela dengan rasa haus tak terkira, bahkan dia bergumam terus menerus.
"Manis sekali, darah nya sangat manis." lirih Bara tak berhenti.
Darah Sela memang banyak yang keluar karena daging nya di tembus dengan tulang yang sangat runcing, maka nya darah mengalir deras tidak terkira dari luka tersebut. Bara memang menyentuh terus pada bagian yang luka, sehingga membuat Sela agak kagum, tidak ada raut wajah jijik di wajah Bara.
Nyata nya sekarang di kamar mandi malah di jilati darah yang ada di telapak tangan nya, ini lah jika tulang wangi di temukan dengan iblis. dulu Aryo juga sangat ingin mendapatkan perawan Sela, maka nya berusaha keras untuk mengambil wanita ini jadi istri nya dan gagal.
"Kenapa Bara lama sekali di kamar mandi?" heran Sela.
"SELA!" Amara datang dengan wajah panik nya bersama Celin.
"Astaga, ini sampai parah ya kok banyak sekali darah mu!" pekik Celin ngeri.
"Bawa aku kerumah sakit sekarang, aku harus di pasang gips ini." Sela sudah tidak kuat menahan sakit.
"Ayo kita papah dia, kuat kan?" Celin menatap Amara yang mengusap lengan berulang kali.
"Kuat kok, dia saja kecil begini." angguk Amara siap membawa Sela.
"Itu ada tadi Bara kalau kalian tidak kuat, masih di kamar mandi orang nya." ucap Sela menunjuk kamar mandi.
"Kau menyimpan pria di dalam rumah?" Amara dan Celin menatap nya tajam.
"Eh bukan, dia itu pemburu dan mau menolong ku tadi." jelas Sela gugup juga.
"Ya sudah dia bisa membantu juga, mana sih?" Amara penasaran juga dengan bentuk pria yang Sela maksud.
"Ini Sela memang agak lain seperti nya, enggak ada orang gini kok kamar mandi mu!" kesal Amara melongok kedalam juga untuk memastikan.
"Coba kau panggil, dia tadi kata nya mau kekamar mandi." suruh Sela.
"Jangan menerima orang sembarangan, kau ini pun suka bandel!" rutuk Celin mendekati pintu kamar mandi.
"Iya nih, kalau di bilangi suka bandel dan sok kuat! ngapain juga menerima orang tidak di kenal masuk kedalam rumah." Amara ikut merutuk juga karena tindakan Sela menurut mereka cukup bahaya.
Tok, Tok.
Celin mengetuk pintu kamar mandi sambil berteriak kecil memanggil nya, namun dari dalam kamar mandi sangat hening seolah sama sekali tidak ada orang di dalam nya. bahkan suara air pun tidak ada terdengar, Amara mengetuk nya lagi dan kali ini agak kasar karena mereka sudah tidak sabar.
Krieeeet.
"Eh terbuka, maaf ya kalau ada orang di dalam." Amara takut juga bila Bara sedang buang air.
"Tidak ada orang nya kok." ujar Celin sudah melihat kedalam.
"Masa iya enggak ada, Bara tadi masuk kedalam sana loh!" Sela juga kaget karena Bara mendadak tidak ada.
"Bara manusia enggak ada, ada nya bara api." ketus Celin langsung meninggalkan kamar mandi.
"Bahaya emang kalau tinggal sendirian, jadi mudah halusinasi kan!" Amara malah membahas soal sendirian lagi.
"Demi Allah tadi ada Bara di sana." kekeh Sela agar teman nya percaya.
Namun Celin dan Amara susah bodo amat mau ada Bara atau pun tidak, mereka yang penting segera membawa Sela kerumah sakit untuk.di obati luka nya ini. paling juga nanti harus rawat inap entah sehari atau dua hari karena luka nya lumayan juga.
Tidak ada yang tau bahwa sesosok mahluk dengan wujud sangat mengerikan menatap mereka dengan mata merah dan taring mencuat, rasa haus akan darah membuat dia kembali pada wujud yang sebenar nya. kaki yang sangat kokok dengan kuku tajam panjang, terkena goresan sedikit saja maka akan langsung koyak tubuh manusia.
...****************...
Ponsel Sela yang tadi sempat di bawa oleh Amara terus saja berdering dan ada juga pesan masuk, tapi baru mau di angkat malah mati duluan karena batrai nya habis. jadi Amara pun membiarkan nya saja, lagi pula tadi tidak ada nama juga nomor yang menghubungi Sela sehingga sudah pasti tidak penting.
"Enggak di angkat, Di!" Bastian kecewa jadi nya.
"Mungkin karena nomor baru, dia pasti lagi kerja juga." jawab Dion sembari memainkan stick ps nya.
"Coba lah sekali lagi, aku tak sabar ingin dengar suara nya." Bastian segera menghubungi kembali.
"Alah Bas, kau kok terus saja berusaha mencari Sela! dulu saja kau ceraikan di saat di kantin, itu ceria yang paling tidak terhormat." ejek Dion.
"Nama nya juga dulu masih anak anak, mana aku juga takut kalau Mama sampai tau." sahut Bastian.
"Kok sekarang malah tidak aktif, cuma memanggil saja ni!" kesal Bastian karena tidak ada berdering di ponsel.
"Hahahahaaa....
Dion tertawa kencang melihat bagai mana Bastian yang kesal karena tidak bisa mau menghubungi Sela, pasti di matikan ponsel nya pikir Dion. kalau di lihat dari gaya nya Sela, memang tidak mungkin dia mau mengangkat panggilan dari orang asing, maka nya Bastian pasti susah untuk menghubungi mantan istri nya itu.
"Nanti saja di coba lagi pas sudah malam, sekarang dia kerja loh." cegah Dion.
"Ah aku tak sabar pula mau menunggu malam, padahal cuma pengen ngobrol." keluh Bastian membaringkan tubuh nya.
"Kau masih cinta kah pada nya?" Dion ingin mendengar dari mulut Bastian.
"Cinta?"
Bastian malah melongo saat di tanya soal cinta pada wanita itu, mungkin saja ini memang cinta dan Bastian yang enggan menyadari nya. padahal dari tingkah saja sudah jelas, bahkan Bastian memang sangat mencintai mantan istri kecil nya.
"Ting!"
"Eh ada pesan masuk." Bastian langsung melihat pesan.
"Maaf Sela nya lagi sakit sehingga tidak bisa menerima panggilan."
"Sela sakit, Di." panik Bastian setelah melihat pesan.
"Ya tanya dong dia sakit apa dan di rawat apa enggak!" suruh Dion pula.
Bastian mengirim pesan lagi dan tak lama di balas kembali oleh Amara, di jawab bahwa Sela sedang di rumah sakit karena mengalami patah kaki. karuan saja Bastian dan juga Dion langsung menuju rumah sakit yang di serlok, mereka pergi berdua saja.
Siang guys, semangat ya menjalani ibadah nya.
kukira di edisi ini akan aman sentosa🤭, ternyata ada nyawa2 yang terancam dan berujung pada kasus yang menggemparkan.
#menungguTokohUtama
#kembalinyaKakakAdik
#Beraksi
kasih bintang 🌟 🌟 dua aja... kerjanya kurang bagus... perlu latihan lagi...🤣🤣🤣🤣