Notes : zona dewasaaaaaa!
“Om nikahin temenku ya? Ntar dapet istri sekaligus anak di hari pertama kalian menikah!”
Ide gila yang muncul dari Tari, membuat masa depan Lea yang hancur lebur menjadi indah.
Siapa sangka? Luca, pria yang Lea nikahi sebagai ayah darurat dari janinnya, telah merubah kehidupannya menjadi lebih berwarna dan berarti.
Akankah Luca menutup mata dengan siapa ayah kandung dari janin di perut istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kamu Sudah Berusaha
...“Dengan kamu berusaha mengontrol emosi kemaren aja, itu hal yang luar biasa loh.” — Luca Harrison...
“Okay, okay. Aku akan mempercayai semua kegilaan ini. Lalu, siapa yang mengirimkan foto ini?” Lea berusaha menghela nafasnya. Rasa sesak yang sejak kemaren terus melilit jantungnya, kini perlahan mulai menyusut. Hanya saja, masih ada beberapa pertanyaan yang berkelebat di pikirannya.
“Andre,” Luca memanggil pria berkulit sawo matang tersebut. “Koordinasi dengan Sherly untuk kejadian di foto ini kapan aja, terus kamu cek cctv sekitar untuk cari tahu siapa yang mengambil foto saya dan Sherly.”
“Baik, Pak.” Andre mengangguk mengiyakan perintah atasannya. Sedikit banyak, ia dapat bernafas lega karena telah menyelamatkan tunangannya dari situasi yang sangat tidak menguntungkan itu.
“Kebetulan, Pak.” Sherly mengepalkan tangannya mengumpulkan keberanian. “Saya mau mengajukan two months notice.”
“Kamu mau resign?” Luca menatap Sherly terkejut.
Sama halnya dengan Tari dan Lea. Ia tak menyangka akan mendengarkan langsung pengajuan diri wanita yang baru saja ia tuduh pelakor itu. Apa karena ketakutan akan ketahuan?
Sherly dan Andre mengulum senyum. Wanita yang cantik hanya dengan makeup tipis itu menggenggam balik tangan tunangannya. “Kami sudah lama mempertimbangkan ini. Karena, setelah menikah, saya ingin seutuhnya menjadi ibu rumah tangga.”
Luca tertawa pelan. Rasanya berat melepaskan sosok karyawan yang memiliki loyalitas tinggi dan pekerjaan yang nyaris sempurna seperti Sherly. Terlebih lagi selama ini mereka sudah bekerja bersama bertahun lamanya.
Kebersamaan Luca dan Sherly yang selama ini menjadi kesalah pahaman di mata orang, tak membuat Luca peduli, karena memang ia sedikitpun tak memiliki perasaan pada sekretarisnya. Namun, sejak kejadian ini, membuat pria itu menjadi ekstra berhati-hati untuk mengambil keputusan apapun jika menyangkut lawan jenis.
“Kalau memang keputusan kamu sudah bulat, perusahaan nggak bisa nolak.” Luca tersenyum. “Wish the best for you two.”
Setelah menjelaskan kejadian tadi dan mengobrol sesaat, Sherly dan Andre pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing. Kini yang tersisa, hanya Luca, Lea dan Tari.
Luca menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil melipat kedua tangannya. Ia mempelototi Tari yang mendadak seperti cacing kepanasan.
“Om, eh Kak. A—aku p—pulang dulu ya.”
“Kata siapa kamu boleh pulang?”
“Kak, Tari nggak punya maksud jahat,” Lea membujuk suaminya agar tak memarahi Tari.
“Makasih,” ucap Luca tiba-tiba, membuat Tari melongo dan terperangah.
“Hah?” Tari mengerjap-ngerjapkan matanya menatap Luca. “Hehe, Kakak jangan nakut-nakutin aku deh.”
Tari menatap pamannya dengan tatapan menyelidiki. Jarang sekali Luca Harrison mengatakan terima kasih. Terlebih lagi tatapan menindas pria itu membuat ia merasa ada sesuatu di balik kalimat terima kasih itu.
“Makasi karena udah jagain Lea. Dan kedepannya titip Lea dan bayi yang di perutnya juga.”
“Sekarang kamu boleh pulang sendiri.”
“Dih, Om. Gitu doang? Aku pikir tadi kenapa.” Tari menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. “Pokoknya, Om— eh Kak Luca, jangan pernah sakitin Lea! Awas aja kalo sampe Lea terluka.”
Tari pun pamit pulang dan meninggalkan Luca dan Lea berdua, untuk memberikan ruang diskusi pada pasangan itu. Meskipun pelaku masih di selidiki, tapi yang terpenting untuk saat ini adalah meluruskan semua kesalah pahaman dan meredam amarah serta kecemburuan gadis yang sedang berbadan dua itu.
“Kak.” Lea tertunduk sambil memainkan jemarinya. “Aku kesal setengah mati ngeliat foto itu kemaren.”
Luca mengangguk sambil menatap istrinya yang sedang mengeluarkan uneg-uneg.
“Tapi aku berusaha dewasa loh kemaren,” Lea mengangkat wajahnya menatap Luca. “Aku nggak yang langsung marah, lempar piring ke Kakak terus ngomel-ngomel nggak jelas sebelum ngeliat langsung dengan mata kepala aku sendiri.”
“Makanya kemaren aku minjem hape Kakak.”
“Tapi, kayaknya kelakuan aku masih kekanakan ya? Tiba-tiba emosi tadi, terus marah-marah depan karyawan. Bikin Kakak malu.”
“Aku minta maaf.”
Luca duduk dengan tegap menghadap Lea, kemudian ia meraih kedua tangan istrinya. “Kamu udah dewasa kok.”
“Dengan kamu berusaha mengontrol emosi kemaren aja, itu hal yang luar biasa loh. Padahal, bisa aja ‘kan kamu lempar piring ke saya yang baru pulang kerja? Tapi kamu memilih tidur untuk meredam emosi ‘kan?”
“Kok Kakak tau?”
“Feeling.” Luca tersenyum. Ada rasa bahagia meskipun kesal karena foto yang dikirim ke istrinya membuat perasaan dan mental istrinya yang sedang hamil terganggu. Tapi, dengan kejadian itu, ia juga dapat merasakan kecemburuan yang istrinya miliki.
...🌸...
Keesokan harinya, seusai pulang kerja, Luca dan semua karyawan kantor berangkat menuju Hotel Oleander. Benar. Pria itu mentraktir semua karyawan untuk merayakan pernikahannya yang tak sempat di publikasikan. Yah, apalagi kalau bukan karena private dan teruburu-buru?
Pria bermata biru dan tubuh tegap itu, berjalan menyusuri lorong hotel. Kemudian ia membuka pintu sebuah kamar, di mana kartu akses sudah ia tempelkan di mesin sensor.
"Sudah lama?" tanya Luca pada wanita yang ada di dalam kamar tersebut.
Sosok tubuh wanita yang tinggi dan langsing sedang memunggungi Luca. Kemudian ia berbalik, dan menyambut kedatangan pria itu.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung …....
bukannya jihan itu pacar gerry yg selingkuh..
bukannya istri noah atau mama tari namanya kinan???
❤❤❤❤❤
kasihan kalo kuca terpisah ama Lea..
inisial namanya aja udah sama lhoooo..
emang udah jodohhh.
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
moga2 masih hidup..
dan segera bersatu ama Lea..
❤❤❤❤❤
suaminya msh hidup
apa istrinya ngga tau kalau Luca blm meninggal