Jodoh Dadakan Narendra

tepat pukul 2 siang Naren dan ayuna sudah tiba kembali di kampung halaman Ayuna, terlihat ibu indah yang sedang duduk di sebuah bangku depan rumah bersama salah satu tetangga mereka dan entah apa yang mereka obrolin namun terdengar tawa yang keluar dari mulut mereka, dan obrolan itu pun langsung terhenti begitu melihat motor yang di Kendari oleh Naren berhenti.

" assalamualaikum !" ucap Naren dan ayuna hampir bersamaan setelah turun dari motor.

" Wa'allaikum salam !" Jawab ibu indah dan juga bik Neni tetangga yang tadi mengobrol bersama ibu indah.

Naren dan ayuna pun langsung menyalami punggung tangan ibu indah dan juga bik Neni dengan takzim.

" Udah pada makan belum, makan dulu gih tadi ibu udah masak tuh di dapur lauk nya kalau mau makan ?" Tanya ibu indah pada anak dan menantu nya, bik Neni juga tadi langsung pamitan setelah berbasa-basi sedikit.

" Kita udah makan tadi Bu di jalan, mau langsung istirahat aja, capek banget soalnya !" Jawab Ayuna dan langsung di angguki oleh ibu indah.

" Ya udah atuh langsung istirahat aja kalo kaya gitu mah, kasian juga itu suami kamu pasti capek abis nyetir jauh !" Ucap ibu indah dan langsung di angguki oleh Ayuna, setelah itu Ayuna pun langsung mengajak Naren untuk istirahat di kamar nya, sebelum itu juga Ayuna sudah memberikan oleh-oleh yang di bawakan oleh bunda Farah kepada sang ibu, dan Bu indah berkata nanti ingin menelpon untuk mengucapkan terima kasih kepada besan nya itu.

" Una mau mandi dulu ya by sebentar, gerah banget soalnya !" ujar ayuna begitu mereka sudah masuk ke dalam kamar.

" Gantian nanti ay, aku juga mau mandi !" Sahut Naren sambil melepas jaket yang melekat di tubuh nya.

setelah sang istri keluar dari dalam kamar, Naren pun langsung memilih untuk merebahkan dirinya di atas kasur, seketika beberapa tulang nya langsung berbunyi ketika Naren menggeliatkan badanya, hingga tanpa sadar akhirnya Naren pun tertidur.

Begitu masuk ke dalam kamar Ayuna melihat sang suami yang sudah tertidur, akhirnya Ayuna pun memutuskan untuk tidak membangunkan Naren, Ayuna membiarkan sang suami tertidur dan akan membangunkan nya nanti jika sudah sore, lumayan kan Naren bisa istirahat dua atau tiga jam.

Selesai mengeringkan rambutnya dan memakai pelembab wajah, Ayuna pun memilih untuk keluar dari dalam kamar, tidak jadi istirahat sebab sudah segar setelah mandi.

Ayuna menghampiri ibu indah yang sedang menonton televisi di ruang depan.

" Bu ?" Panggil Ayuna membuat ibu indah menoleh kan kepalanya ke arah sang anak.

" Loh ga jadi istirahat neng ?" Tanya ibu indah dan di balas dengan gelengan kepala oleh Ayuna.

Ayuna pun langsung mendudukan dirinya di sebelah sang ibu yang sedang menonton televisi.

" Bu !" Panggil Ayuna lagi dan kembali mengalihkan tatapan mata ibu indah dari televisi.

" Kenapa neng ?" Tanya ibu indah.

" Una mau ngobrol sebentar sama ibu !" Ucap Ayuna membuat ibu indah langsung mematikan televisi nya.

" Mau ngomong apa neng, kok kaya serius gitu ?" Tanya ibu indah lagi kali ini dengan ekspresi wajah yang agak khawatir.

" sebener nya una sama kang Endra pengen ngomongin ini nanti malam sama ibu dan bapak, tapi Una pengen tanya pendapat ibu dulu gimana sebelum nanti Una ngomong sama bapak juga !" Ujar ayuna membuat ibu indah semakin mengerutkan alis nya.

" Ya udah atuh, sok mau ngomong apa jangan bikin ibu penasaran !" sahut ibu indah.

" Kemarin pas di jakarta Una sempet ngobrol sama kang Endra sama orangtua nya, mereka nanya Una mau apa engga kalau lanjut kuliah, kalau misal mau biar semua biaya sama segala macem nya mereka yang urus, kata ayah sama bunda sayang kalau kemampuan otak Una ga di asah terus, menurut ibu gimana !" Ujar ayuna namun ibu indah tidak langsung menyahuti.

" Ya kalau menurut ibu kenapa ga kamu coba aja, bener apa kata mertua kamu neng, tapi apa ga ngerepotin mereka nanti, biaya kuliah kan mahal neng ?" Tanya ibu indah,.dirinya akan merasa sangat tidak enak hati jika benar besan nya akan membiayai semua keperluan kuliah sang anak.

" sebenernya kang Endra Bu yang mau biayain, tadi nya ayah Bagas yang mau urus semuanya, tapi kata kang Endra biar dia aja karna Una itu istrinya jadi semua kebutuhan Una bakalan dia yang tanggung karna itu udah jadi tanggung jawab nya, gitu kata kang endra !" ujar ayuna.

" Terus keputusan kamu gimana ?" Tanya ibu indah.

" Kalo una pribadi sih Una mau banget lanjut kuliah Bu, ibu tau kan cita-cita Una waktu kecil, tapi gimana sama adik-adik nanti ?" Sahut Ayuna membuat ibu indah menghela nafas nya merasa bersalah pada anak sulung nya itu.

" kamu ga perlu pikirin soal adik-adik kamu neng, mereka masih ada ibu dan bapak, insyaallah ibu sama bapak masih bisa membiayai pendidikan mereka sampai lulus nanti, dari dulu kamu udah banyak mengalah demi Alif dan Aliya, sekarang waktunya kamu pikirin buat diri kamu sendiri !" Ujar ibu indah.

" Tapi nanti Una bakalan tinggal di jakarta bu, apa ibu ga keberatan ?" Tanya Ayuna.

" Kenapa ibu harus keberatan, toh kamu ikut sama suami kamu sendiri bukan sama suami orang, dan memang itu sudah menjadi kewajiban kamu untuk mengikuti kemanapun dia tinggal, karna sekarang tanggung jawab itu sudah berpindah ke suami kamu. tapi bukan berarti ibu sama bapak lepas tangan begitu aja, tapi suami kamu pasti banyak pekerjaan di jakarta kan dan ga selama nya pekerjaan itu bisa di tinggal !" Ujar ibu indah.

" Ibu cuma bisa mendoakan untuk kalian, soal adik-adik kamu ga perlu di pikirin, Alif juga udah SMA, sebentar lagi juga selesai sekolah nya, ibu sama bapak juga kan masih ada penghasilan dari kebun dan kerjaan ibu yang lain !" Sambung ibu indah.

Sebagai orangtua ibu indah sangat ingin memberikan yang terbaik untuk para anak-anak nya, tetapi apa boleh buat keadaan lah yang membuat ibu indah dan pak Ahmad tidak bisa apa-apa selain menyekolahkan anak mereka hingga jenjang sekolah menengah atas.

Beruntung Ayuna mendapat suami yang baik dan berkecukupan seperti Narendra, pasalnya Ayuna sudah merasa kan kesulitan hidup sejak masih kecil, sehingga kini ibu indah merasa lega anak nya sulung nya itu sudah mendapatkan jodoh yang baik, ibu indah dan pak Ahmad selalu mendoakan untuk kebahagiaan ketiga anak nya.

" Jadi ibu gapapa kalau misal Una ikut kang Endra pindah ke jakarta ?" tanya Ayuna dan di jawab dengan anggukan kepala oleh ibu indah.

" Asal kamu bisa bawa diri dan itu semua untuk kebaikan, ibu selalu mendukung apapun itu, lagian emang itu udah jadi kewajiban kamu neng !" sahut ibu indah membuat Ayuna merasa sedikit lega, tinggal bicara dengan bapak nya saja nanti.

❤️❤️❤️❤️❤️