Erik, bos besar yang mempunya kekuasaan dan kekuatan. bertemu dengan seorang gadis muda berusia 19 tahun.
Alessia Carolin, gadis muda berusia 19 tahun. dia adalah gadis yang sangat luar biasa, tak sengaja bertemu dengan seorang pria berusia 30 tahun bernama Erik Regan. seorang pengusaha yang begitu kejam bahkan bisa dibilang bos mafia yang menguasai begitu banyak bisnis.
Sebuah pernikahan terpaksa karena hutang budi, akankah pertemuan dua orang itu mendapatkan sebuah jalinan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DAPAT BONUS
"Ups..," dengan sengaja Caroline melakukan hal itu. Dia akan memberikan hukuman kepada wanita yang mencoba untuk mengganggu rumah tangganya.
"Aku pasti akan membalas dendam padamu!!" teriak Adelin.
"Kenapa kamu marah-marah? Memangnya apa yang sudah aku lakukan." jawab menyebalkan dari Caroline.
Raut wajah Adelin benar-benar tidak bisa dikatakan, Adelin sudah terjatuh dengan posisi yang sangat mengenaskan. Malahan dia dipermainkan oleh Caroline.
"Aku pasti akan membalasmu!!" seru Adelin kembali.
"Dari tadi kok bilang aku pasti akan membalasmu, aku pasti akan membalasmu. Apa kamu tidak ada pekerjaan lain?" tanya Caroline penuh ejekan.
"Tuan benar-benar mencari isteri yang sama persis dengannya." ucap Kelvin.
"Benar sekali, Tuan benar-benar mencari sosok istri yang sama sepertinya. Bisa dibilang 9 banding 10." jawab Elios.
Trio kepo itu ternyata terus memperhatikan Caroline yang sedang memberi pelajaran Adeline.
"Aku pasti akan membuatmu merasakan pembalasank." Adelin berdiri sembari membersihkan tubuhnya.
Caroline kembali berdiri, kedua matanya terus menatap Adelin dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Secara umur aku lebih mudah, secara wajar, yah... wajahku lebih mulus, lebih kencang bahkan lebih alami. Kalau wajahmu sih udah tua apalagi yang aku tahu kalau kamu itu pernah melakukan operasi plastik kan? berarti wajahmu itu palsu, wajah plastik yang bisa terbakar kapan saja. Kalau wajahku kan wajah alami, mudah berseri kencang mulus."
"Beraninya kamu mengatakan hal itu!!" Adelin sangat marah.
"Memangnya kenapa? Kenapa aku tidak boleh mengatakan itu padamu. Benar kan yang apa yang aku katakan, wajahmu itu terlihat sudah keriput ada garis-garis tidak teratur di sana, Yah walaupun wajahmu kau tutupi dengan begitu banyak make up.. aku yakin sih make up itu tidak akan membantu sama sekali." Caroline terus memberikan cibiran kepada Adeline.
"Kamu tidak tahu saja kalau Erik itu pernah tidur denganku. Aku yakin dia tidak akan pernah mengatakannya padamu, Kamu hanyalah wanita kedua setelah aku." Adelin terlihat memprovokasi Caroline. Namun sayangnya hal itu tidak akan berguna sama sekali.
"Maaf ya aku tidak akan percaya dengan kata-katamu. Anggap saja kalau kamu itu gila, suamiku adalah pria yang tidak akan bisa kamu rayu. Yang aku tahu sih.. kalau dia itu memiliki suatu kelangkaan. wanita bekas seperti dirimu mana mungkin dia mau." jawab santai Caroline yang membuat Adelin malah murkah.
Salah satu tangannya terangkat hendak menampar Caroline, namun sayangnya situasi malah terbalik.
PLAKK!!
Tiba-tiba saja Caroline menampar Adeline karena dia tidak mungkin kan mau ditampar terlebih dahulu oleh wanita itu. Adelin terdiam, dia menatap Caroline dengan amarah yang semakin membludak.
"Jangan pernah mencoba untuk melakukan sesuatu kepadaku, dengarkan aku baik-baik. Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku sama sekali, Jika kamu ingin menamparku. Satu kali tamparanmu akan kubalas 10 kali." kata-kata yang diucapkan oleh Caroline penuh dengan penekanan. salah satu tangannya terus menunjuk dada Adelin dengan semua amarah yang dia miliki.
"Dengarkan Aku baik-baik, Pergilah dari sini sebelum aku membuatmu menyesal." Adelin tidak akan pernah mengira ternyata wanita yang dinikahi oleh Erik adalah wanita yang benar-benar sangat menakutkan. Wajahnya cantik namun sikapnya Dewi maut.
Setelah selesai berdebat dengan Adelin Caroline beranjak pergi dari tempat itu, dia harus segera menenangkan dirinya karena dia tidak ingin lebih terprovokasi.
"Aku pasti akan membalasmu!!" teriak Adelin yang sudah ditinggalkan oleh Caroline. nafasnya sedikit terengah-engah, dari tadi berdebat dengan Caroline tidak mendapatkan hasil sama sekali. satu kali dia terjungkal dua kali dia mendapatkan tamparan, apalagi yang harus dia inginkan.
Tamparan yang begitu keras itu masih terasa di pipinya, alhasil Dia sedikit meringis kesakitan. tak ada orang yang mau mengatakan sesuatu, mereka berlalu pergi tanpa mau menjawab apa yang ditanyakan oleh wanita itu.
"Lebih baik kita pergi dari sini, jika tidak.. Nyonya bisa memergoki kita." Vivi yang kemudian menepuk pundak Elios dan Kelvin.
Ternyata melihat drama seperti itu membuat Kelvin malah tersenyum sedikit bahagia.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu?" tanya Elios.
"Ternyata nyonya memiliki kehidupan yang keras ya?" tanya Kelvin.
"Entahlah." jawab Elios.
"Namun yang jelas Nyonya ada wanita yang sangat tegar, berprinsip dan benar-benar luar biasa." sedikit banyak malah mereka membanggakan Caroline.
Langkah kaki sedikit terburu-buru dengan emosi yang masih bersemayam di dadanya, Caroline mencari keberadaan suaminya. Dia ke lantai 3 menuju kantor pribadi sang suami.
BRAKK!!
pintu dibuka dengan sangat kasar, Caroline menatap sang suami yang melihat laptopnya.
"Ada apa sayang?" Erik langsung menoleh menatap sosok istrinya membuka pintu dengan begitu kasar.
"Heh..heh..," helaan nafas Caroline berulang kali. Terlihat sekali kalau wanita itu marah.
Erik berdiri mendekati sang istri, melihat nafas yang tidak teratur itu dia tahu kalau amarah istrinya sangat tinggi. "Kamu baik-baik saja sayang?" tanya Caroline.
Salah satu tangannya langsung menutup pintu dengan sangat kasar, menguncinya kemudian mendorong tubuh Erik yang mendekatinya.
"Ada apa sayang?" Erik terkejut.
Tanpa menjawab pertanyaan dari sang suami salah satu tangannya bergerak dengan begitu cepat. Tangan cantik itu menarik kemeja Erik kemudian membuka kancing bajunya dengan sangat kasar.
"Ada apa Sayang? ada apa denganmu?" Erik bingung.
Caroline tidak menjawab, namun kedua tangannya terus membuka kancing baju Erik kemudian menarik pakaian itu dengan sangat kasar. pakaian itu langsung dibuang ke sembarang arah, betapa mengejutkan pemandangan hari ini. Tiba-tiba di pagi setengah siang itu Caroline melakukan sebuah aksi heroiknya.
Di salah satu sofa Erik sudah terbaring, Caroline menindih suaminya kemudian memberikan ciuman membabi buta.
"Ada Ada apa sayang?" tanya Erik bingung saat melihat istrinya seperti itu.
"Beraninya wanita itu bilang kalau kamu pernah tidur dengannya?" seketika Caroline menghentikan pergerakannya.
Erik tersenyum, ternyata istrinya mulai cemburu kepada Adelin. "Mana mungkin aku melakukannya." jawab Erik yang begitu pasrah saat istrinya memberikan ciuman membabi buta di seluruh wajahnya.
Anggap saja hari ini Erik benar-benar mendapat bonus luar biasa, bonus dari wanita yang sangat dia cintai.
"Aku tidak akan membiarkan wanita itu mengatakan hal itu, lihat saja aku pasti akan membuatnya menderita." ucap Caroline yang kemudian memberikan tanda ****** di beberapa tempat di tubuh suaminya. alhasil Erik hanya mampu menahan desahannya, bibirnya tidak lagi mampu berkata, otaknya bagaikan melayang di antara surga yang begitu indah.
"Hadiah seperti ini tidak boleh aku tolak." guman Erik dalam hati yang kemudian pasrah dengan apa yang dilakukan oleh istrinya. pria itu menurut tanpa melawan sama sekali. ya tentulah menurut, dikasih bonus seperti itu menolak. Nggak mungkin ada kan.
Nafas Erik sedikit memburu, ******* yang mulai dikeluarkan oleh Erik, pria itu tidak mampu lagi menahan aliran listrik yang diberikan oleh istrinya. Seketika dia membalik posisi. "Aku suka ketika kau cemburu seperti ini, sayang." ucap Erik yang kemudian mulai beraksi.
Pria kejam itu akan menunjukkan kepada istrinya kalau dia sudah tidak mampu lagi menahan hasratnya. pagi setengah siang itu akhirnya membuat sepasang suami istri itu hanya mampu mendesah, merasakan keindahan dunia di kantor pribadi rumah mereka.
Sekitar beberapa menit, Entah berapa lama yang pasti mereka benar-benar sudah kelelahan. Erik sangat senang dengan kecemburuan sang istri yang dia tunjukkan.
**Bersambung**