Warning 21+!! mengandung banyak adegan dewasa dan kekerasan.
Deva Ghazanvar, seorang pria dewasa berusia 30 tahun. Seorang Mafia berdarah dingin, harus membalaskan dendam pada keluarga Darian Emery. Hingga pembantaian pun terjadi, dan hanya menyisakan Putri semata wayang dari keluarga Emery, Davina Emery.
Demi pembalasan dan kepuasannya sendiri, Deva menikahi Davina, membuat wanita itu mati secara perlahan di tangannya.
Bagaimanakah cara Deva, menekan istrinya secara perlahan menuju jurang kematian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arandiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur dengan ku
Selamat membaca ...
...****************...
Kini Deva dan Davina sudah ada di Restoran untuk makan siang yang kedua. Davina terlihat sangat menikmati makanannya, bahkan wanita itu makan dengan sangat lahap. Namun, berbeda dengan Deva, pria itu tampak seperti tak mempunyai napsu makan, hingga makanan yang ada di hadapannya hanya ia cicipi saja, selebihnya ia hanya memesan Americano.
“Dev, kenapa kamu tidak makan?” tanya Davina disela makannya.
“Aku merasa tidak nyaman dengan perutku, aku pesan Americano saja. Kau makan lah yang banyak,” jawab Deva santai sambil menatap istrinya yang tengah lahap memakan makanannya.
“Kemari, aku akan milik mu, aku rasa napsu makan ku semakin bertambah,” ucap Davina sambil mengambil makanan yang ada di hadapan Deva.
“Aku bisa memesankan lagi makanan untuk mu, kau tidak perlu makan makanan bekas diriku,” ucap Deva yang melarang Davina memakan makanan bekas dirinya, sambil menahan piring yang sudah ada di tangan Davina.
“Tapi aku dan anak kita hanya ingin makan makanan milik mu,” ucap Davina memelas, membuat Deva yang melihat hal itu langsung menghela napasnya panjang.
“Kau makan saja,” ucap Deva sambil memberikan piring yang ia tahan sebelumnya.
Tak terasa kini waktu sudah hampir sore, karena Davina yang masih ingin berdiam diri di Restoran tadi sambil menikmati es krim yang sudah ia pesan. Deva hanya diam dan tak ingin mengganggu kesenangan istrinya tersebut sambil menyibukkan diri dengan ponsel yang ia pegang.
“Apa kau tidak ingin membantu ku memakan es krim ini?” tanya Davina sambil melirik ke arah Deva yang sedang sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya.
“Makan lah. Kita akan segera pulang,” ucap Deva memberitahu istrinya.
“Kenapa kita cepat sekali untuk pulang, aku merasa bosan di kamar terus,” ucap Davina protes. Wanita itu masih ingin terus berada di sana.
“Hari sudah sore, kau terlalu banyak bergerak hari ini. Kau harus cepat beristirahat,” ucap Deva sambil mengelus puncak kepala milik Davina, membuat wanita itu merasa senang dengan perlakuan Deva dan langsung menganggukan kepalanya patuh.
...----------------...
Tak butuh waktu lama, akhirnya Deva dan Davina sedang dalam perjalanan menuju Mansion milik Deva. Tak ada percakapan di dalam sana. Keheningan terasa dingin, hingga Deva melihat ke arah istrinya yang ternyata sudah terlelap.
“Apa kau kekenyangan hingga tertidur,” gumam Deva sambil mengelus kepala Davina dengan satu tangannya, dan satu tangannya yang lain memegang kemudi.
Deva memarkirkan mobilnya di depan Mansion miliknya, ia turun dan segera membuka pintu untuk Davina. Akhirnya Deva menggendong istrinya yang sedang tidur tersebut ke dalam Mansion, karena tidak ingin wanita itu sampai terbangun.
“Selamat datang tuan,” sapa Aliya pada sosok sepasang suami istri tersebut. Aliya sangat heran saat melihat Deva mau menggendong istrinya yang selalu di siksa itu, tapi Aliya tidak ingin ambil pusing.
“Hmm,” jawab Deva yang terus melewati Aliya.
Aliya terkejut saat Deva menaiki anak tangga , tapi setelah itu mau membawa Davina masuk ke dalam kamar Deva. Apa kamar Davina berantakan hingga Deva membawa Davina ke kamar miliknya, begitu pikir Aliya.
Aliya yang merasa sudah mengerjakan tugasnya dan tidak ingin kena masalah, langsung berlari menyusul Deva.
“Tuan, apa kamar nona ada yang kurang, saya akan menyiapkannya kembali,” ucap Aliya sambil menunduk dengan napasnya yang tersengal-sengal karena berlari melewati anak tangga.
“Bawa semua barang-barang milik istriku dan pindahkan ke kamarku,” ucap Deva dengan nada perintah.
“Ma-maksud tuan?” tanya Aliya hanya untuk meyakinkan.
“Mulai sekarang, dia akan tidur di kamar yang sama dengan diriku,” ucap Deva yang segera meninggalkan Aliya dengan keheranannya.
...****************...
Terima kasih.
terima kasih thor ceritanya sangat bagus dan gak bertele2,,sangat menghibur walau aku harus ikut menangis 😭😭😭