"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.
"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.
"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.
"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.
"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.
"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.
"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takut ketawan seri 2
"Assalamu'allaikum." ucap shely dari ambang pintu.
Mendengar suara itu pun lantas aqilla keluar kamar, dan mengahambur kepelukan mamanya.
"Wa'allaikumsalam, mamaaaa?." panggil aqil sambil berlari.
"Aduh! Anak mamah jangan lari-lari dong, nanti kalau jatuh dari tangga gimana?." ucap shely pada anaknya.
"Enggak kok, mamah baru pulang, capek nggak kerjanya mah?." cerca aqila pada shely.
"Mamah nggak capek kalau udah lihat aqil, capeknya mamah udah ilang, ngomong-ngomong oma sama opa belum pulang?." tanyanya.
"Belum bu, nyonya sama tuan kayaknya pulang telat, tadi non aqil telfon nyonya, katanya pulangnya agak malam sekarang, trus, ada pesan dari nyonya katanya, toko sedang lagi ada masalah." jelasnya sehingga membuat menoleh pada dini.
"Wait, kamu bilang toko? ada masalahkah? Trus masalah apa emangnya?." jawab shely yang sedang melepas sepatu kerjanya.
"I-itu bu, masalah sama pegawai barunya, nama nya una kalau nggak salah, dia tadi memarahi coustemer, atau apalah gitu kurang tau pasti bu."paparnya membuat shely manggut-manggut.
"Ya sudah tolong jagain aqila dulu ya sebentar, saya mau ke toko dulu, sekalian cek barang-barang disana." pamitnya dan dini pun manggut-manggut.
"Baik bu." jawabnya, namun, aqila segera menyusul mamahnya kedepan, karna shely baru saja pulang lalu pergi lagi, membuat aqil cemberut didepan pintu, shely tersenyum lalu menghampirinya.
"Sayang, mamah pergi nggak lama kok, mamah cuman mau lihat tokonya aja, nanti mamah pulang lagi." jawabnya, namun tak ada jawaban dari mulut aqil.
"Hmmm, kalau begitu aqil nanti pulang mau mamah beliin apa?."bujuknya, sehingga aqil pun yang tadi cemberut lalu berpikir sejenak.
"Mmm, aqil mau piza mah, sama bawain boneka beruang warna pink." pintanya membuat shely kini mencubit hidung aqil.
"Kalau piza mamah mau beliin, tapi kalau boneka gimana besok pulang sekolah mamah yang jemput? Lalu kita ke mall aja?." rayunya sehingga membuat aqila tersenyum.
"Ok mamah?, Yeee? Kita ke mall mah." tanyanya sehingga shely pun mengangguk.
"Nah sekarang aqil bobok, ditemani mbak dini ya, mamah pamit dulu menyusul oma dan opa, emmuah, assalamu'allaikum." pamit shely pada anaknya, dan dini.
"Wa'allaikumsallam." ucapnya serempak.
***
Ditempat lain una yang merasa tertunduk, dan diintrogasi oleh bu ilma.
"Bu, saya tidak trima! jika menantu saya dihina oleh kariyawan anda!?." ucap salah satu caustemer yang sudah memiliki kartu gold yang diberikan dari toko shely.
Ya' Setiap orang belanja jutaan, atau beli satu baju namun dengan nominal yang tinggi, akan diberikan kartu member yang berjenis gold, tandanya itu mendapatkan potongan harga yang cukup memuaskan bagi coustemer.
Tapi toko memberikan kartu member, hanya untuk diberikan pada pembeli pertama dari harga baju tertinggi.
"Iya bu maaf?, Jika pegawai saya kurang sopan?." ujar bu ilma.
"Una ayo minta maaf!?." ucap bu ilma sedikit membentak.
"Maaf bu saya tidak mau meminta maaf, jika memang dia orang terpandang disini, kenapa kesininya hanya memakai baju daster, dan mana coba bukti kartu membernya!?." kata una yang sedikit menantang.
"Baik! Jika itu yang kamu mau, bu maafkan saya, saya harus kasih pelajaran buat pegawai anda!?." ujar ibu itu, sembari mencari kartu membernya, namun seketika ia dibuat malu sendiri karna tak menemukan kartu itu.
"Jadi gimana!? Mana kartunya!, dan ini baju nya sobek ibu dan anak ibu harus menggantinya." ujar una yang mulai tak sabaran.
"Una!." bentak bu ilma yang sudah menahan amarah, kini ia mulai mendidih melihat sikap kariyawannya, namun ia tak berani memecatnya, hanya anak perempuannya lah yang bisa memecatnya.
"Kenapa bu, ibu ini hanya pegawai juga disini, kenapa harus marah-marah, hanya meneger kok sombong!?." ucap una yang semena-mena.
Kini shely pun baru tiba di lokasi toko, sehingga ia baru masuk dan mendengar keributan, sehingga iapun menghampirinya.
"Siapa yang simbong! dan berani bikin onar di toko butik saya!?." teriak shely dari belakang kerumunan, Una dan bu ilma juga caoustemer tadi, seketika mereka menoleh ke sumber suara.
"Buk, it-itu-" kini pegawai perempuan satunya hendak berbicara namun di tepis shely.
"Permisi!? buk, ini ada apa ya?." tanyanya pada ibu alina yang komplen tadi pada kariyawannya.
"Hallo mbak shely, saya mau lapor jika kariyawan mbak satu ini bikin onar, apalagi dia sudah melawan ibu mbak, awalnya saya mau beli baju disini, tapi saya dari kasir mau bayar, namun kartu member saya ketinggalan, dan saat itu juga anak mantu saya suka dres yang ini, eh malah main diserobot aja sama mbak ini, dan akhirnya sobek, malah anak saya yang minta ganti rugi, lalu pas mau bayar eh harganya nggak diturunin, maaf ya mbak bukannya saya nggak mampu bayar, karna di member saya potongan harga juga lumayan kan, eh malah nggak di kasih dickon malah menghina anak mantu saya pula, juga ibu menegernya udah negur malah di bantahnya, tolong ya mbak shely tegur dia baik-baik." terang bu alina panjang lebar yang menjelaskan kejadian awal mula, sehingga membuat una terkejut dengan panggilan terakhir yang disematkan.
'Apa ini yang namanya shely? Ah mana mungkin bisa sesukses ini? Iss kurasa bukan shely ini deh, mantan istri suamiku.'?." batinnya.
"Saya tidak mau lihat muka kamu lagi, ayo minta maaf padanya, dan nanti saya ingin bicara sama kamu!." bentaknya membuat una kini terkejut dari lamunannya.
"Ma-ma'afkan saya bu alina!?." lirih una pada akhirnya yang merasa takut pada bosnya, sehingga kini shely kembali menatap bu alina.
"Maaf ya bu alina, sungguh kejadian ini tak akan terulang lagi, silahkan bu dipilih aja baju-bajunya, nanti kami kasih discount lagi, agar ibu bisa lebih hemat lagi belanja disini, maaf ya bu sekali lagi, biar nanti saya yang tegur kariyawan saya? Sekali lagi maaf ya bu alin." ujar shely yang merendah hati, agar pelanggan vip nya tidak kabur ke tempat lain, kini ia pun kembali menatap kariyawannya.
"Baik bu, terimakasih tapi saya ingin layani dengan mbak itu!?." tunjuknya pada anggel yang dibelakang una.
"Baik bu alin, anggel!?." ujar shely lalu memanggil kariyawannya yang berada di belakang una.
"I-iya bu?." katanya yang kini sudah bediri di depan shely.
"Layani bu alin ya sebaik mungki.kasih dia discount 25% tidak apa rugi kali ini." ujarnya.
"Ba-baik bu, mari bu alin." ajaknya.
Kini anggel pun pergi, meninggalkan bosnya yang masih menatap tajam una.
"Una! ikut saya ke ruangan!? Ibu juga ya istirahat di ruangan aja?." ajak shely, dan di ikuti bu ilma di belakang una.
"Ba-baik bu!?." jawab nya pasrah, sesampainya didalam ruangan nampak hening, dan hingga hely pun mulai angkat bicara.
"Duduk kamu una!?, ibu? duduk disana aja biar una biar jadi urusanku!?." katanya sambil menujuk tempat duduk una yang berjauhan pada bu ilma.
'Ibu? Apakah dia? Aaah mampus aku ini? Bodoh sekali kamu una!? Kenapa nggak tanya-tanya dulu sih siapa ibu itu?.' rutuknya dalam hati yang merasa ceroboh.
Kini una pun pasrah dengan apa yang akan terjadi, sambil menatap bu ilma dengan tatapan tak suka.
Namun yang ia samarkan jika kejadian beberapa hari lalu, bu ilma memiliki vidio yang terekam saat ia sedang mengambil uang kariyawan.
'Semoga bu ilma tidak memiliki vidio apapun deh, biar aku rayu bos ini agar aku tak dipecat' batinnya.
****
Bersambung..