Seorang Nara Pidana yang di pindahkan ke Penjara angker di Pulau terpencil.
Ternyata tak hanya angker, penjara ini di salah gunakan untuk tindakan ilegal yaitu menjual organ-organ Para Nara Pidana.
Setelah mengetahui kebenaran tersebut, Prapto pun bertekad untuk keluar dari penjara sadis ini.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
"Bangsat !!!" Maki nya dengan wajah penuh amarah, saat sipir algojo itu melihat lubang pelarian Prapto di bawah ranjang.
Dia pun langsung bergegas keluar dari kamar tahanan nya Prapto di ikuti tiga sipir lainnya di belakang nya.
"Lapor pak, dia kabur" ucap nya kepada atasan nya melalui handy talky (HT) yang dari tadi di pegang tangan kanan nya sambil berjalan tergesa-gesa.
Prakkkkk!
Terdengar dispeker HT nya, kepala sipir itu langsung membanting HT nya dengan keras ke lantai. Mendengar amarah atasan nya, sipir Algojo itu langsung memutus HT nya sambil berjalan dengan muka setengah panik.
Teeeet,,,!!teeeet,,,!!teeeet,,,!!teeeet,,,,!!teeeet,,,,!!teeeet,,,,!!teeeet,,,,!!teeeet,,,,!!!
Sirine penjara langsung di aktifkan, menandakan ada napi yang kabur. Malam itu komplek penjara angker yang tadinya sunyi senyap, berubah menjadi riuh dan gaduh.
Semua sipir yang kesemuanya ada tiga puluh lima orang kocar-kacir mengenakan seragam nya lagi dan menghampiri senjata nya masing-masing. Kini semua nya sudah dalam kondisi siap siaga, mereka berbagi tugas untuk menangkap Prapto.
Terlihat di tengah lapangan penjara, kepala sipir memberikan perintah kepada anak buah nya dengan penuh amarah.
"Ingat !! Bawa dia ke hadapan ku dalam keadaan hidup!" Perintah nya dengan lantang.
"Karena organ tubuh dia belum di panen, makanya bos besar memerintahkan kalian untuk menangkap nya dalam kondisi hidup" sambung nya, sambil mata nya menatap tajam ke arah anak buahnya yang kesemuanya sudah dalam kondisi siap.
"Mengerti ?!!!" Lanjut nya dengan posisi badan istirahat di tempat dan berdiri tegap.
"Siap, pak !!!" Jawab kompak anak buahnya dengan posisi siap.
Mereka pun membubarkan diri dan melaksanakan tugas nya masing-masing, yang sebelumnya sudah di arahkan oleh pimpinan mereka.
...☠️💀☠️...
Sementara itu, Prapto yang masih berada di dalam lorong saluran air mendengar jelas suara sirine penjara yang menggema di sertai suara anjing-anjing penjara yang menyalak keras. Mendengar suara kegaduhan di atas sana, wajah Prapto berubah panik dan gugup.
Pelarian nya yang belum selesai ternyata sudah di ketahui pihak penjara.
Ia lari lurus ke depan meski pun di depan nya gelap gulita dan tidak tahu akan ada hal apa lagi di depan nya, dia tidak perduli. Yang di benak nya hanya ingin cepat-cepat menemukan ujung lorong itu, yang tentu nya menuju keluar penjara.
Di sana-sini terdengar jelas suara anjing penjara saling menyalak keras, dan hal itu membuat Prapto semakin gugup dan panik.
"Ya tuhan, selamatkan aku Tuhan" gumam Prapto sambil lari sekuat tenaga, dengan ekspresi wajah ketakutan.
Sorot mata nya masih tetap fokus menatap ke depan, meski pun sepanjang lari di lorong itu yang nampak di depan matanya hanya warna hitam pekat.
"Sial!" gerutu nya kesal ketika tiba-tiba sorot lampu senter dari kejauhan mengenai sebelah mata nya.
Spontan ia menghentikan larinya dan mematung sejenak. Dia bingung harus lari kemana lagi. Ternyata di ujung lorong saluran pembuangan air itu sudah ada beberapa penjaga penjara beserta anjing pelacak nya
"Guk guk guk guk guk guk guk guk" anjing rottweiler itu menyalak lebih keras ke dalam lorong tersebut dan kaki-kaki anjing itu seperti tidak sabar ingin segera lari mengejar buruan nya. Kini keberadaan Prapto sudah di endus oleh anjing menyeramkan itu.
