Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari kisahnya Ayyura dan Aydeen ...
Sebelum membaca Kisah Zayn dan Zayna, lebih baik baca kisah kedua orang tuanya dulu ya, TAKDIR CINTA AYYURA_AYDEEN ..
Sebuah takdir yang tidak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum diberikan seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni, mahasiswinya sendiri. Hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik, Zayna seorang Dokter cantik dan ambisius. Ia harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan banyak bahaya diluar sana, dan kerap kali menjadi pasiennya Zayna di UGD.
Yang penasaran sama kisahnya silahkan mampir readers, dijamin lebih seru dan penuh emosi dari kisah orang tuanya ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang Pimpinan
Tepat pukul 03:00 dini hari ..
Pria bertubuh atletis yang kini terbaring di tempat tidurnya sendirian tanpa ditemani istrinya malam ini. Zayn terus mengeliuk-liukan tubuhnya dengan rasa gelisah, peluh juga memenuhi dan membasahi dahi serta sekujur tubuhnya. Zayn terus bergerak dengan ritme yang tidak teratur, ia merasakan begitu sesak dan hawa yang sangat panas dalam tubuhnya.
"Jangan pergi Zura .. jangan pergi .. kumohon .. kembalilah hmm". seru Zayn mengoceh tanpa ingin membuka kedua matanya itu.
"Zura .. please kembalilah .. kita merindukanmu".
"Azura ... awasss ....". teriak Zayn dengan nafas yanh sudah terengah-engah dan segera membuka kedua matanya dengan cepat.
Lagi-lagi pria 21 tahun itu, bermimpi hal yang sama. Mimpi yang terus datang saat dirinya sedang tidur sendirian, atau ketika hatinya merasa kalut dan banyak pikiran. Zayn menatap langit-langit kamar dan sekeliling kamarnya yang nampak sepi itu.
Dia mencoba bangun dan mengambil air minum diatas nakas, meraih berapa obat dan meminumnya.
Zayn mencoba menstabilkan tubuhnya dengan sekuat mungkin, dan bersandar di sisi tempat tidur.
"Mimpi itu selalu datang saat Aku sedang terpuruk. Zura sebenarnya Kamu ada dimana? Kau seolah ikut merasakan apa yang tengah kurasakan sekarang".
"Kamu dimana Humaira"? tangis Zayn benar-benar pecah kala mengingat semua tentang Azura.
"Aku sangat membutuhkanmu". gumam Zayn.
Zayn menyeka air matanya, lalu mengambil ponsel diatas nakasnya. Kemudian segera mencari nomor Zayna sang adik, dadanya begitu sesak detik ini.
"Angkat dik". ucap Zayn lirih sambil memukul-mukul pelan dadanya yang terasa sedikit penuh itu.
Hah .. Hah .. Hah ..
Nafas Zayn mulai tidak teratur, dia terus menelpon Zayna namun tetap tidak di angkat juga olehnya. Pria itu mulai frustasi, ia mencari kontak sang istri lalu menghubunginya, namun hasilnya nihil nomor Syifa tidak aktif dan tidak bisa dihubungi.
Saat ingin mematikan ponselnya, Zayn tiba-tiba saja ingat pada seseorang. Dengan cepat ia mencari kontak namanya, dan memencet tombol panggil.
Tut ..
Tut ..
Tut ..
Sampai panggilan ketiga akhirnya diangkat juga.
"Halo iya pak"? sapa seseorang dibalik sana.
"Hmm, Kamu dimana"? tanya Zayn pelan.
"Ini serius Pak Zayn hubungin saya selarut ini"?
"Bapak tidak sedang bermimpi kan"? seru gadis di seberang sana merasa heran.
"Agatha .. Aku perlu bantuanmu". lirih Zayn.
"Hah? ada apa dengan suara Pak Zayn"?.
"Pak Zayn baik-baik aja kan"?. sentak gadis itu.
"Cepat kemari Agatha, Aku akan mengirim lokasiku". balas Zayn pelan nyaris seperti bisikan.
"Hallo pak Zayn .. Pak Zayn .. ". teriak Agatha namun panggilan terputus secara sepihak.
Zayn pun mematikan ponselnya dan mengirim lokasinya pada Agatha. Karena merasa tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, akhirnya ia terbaring lemas dilantai bawah tempat tidurnya.
"Apakah Aku akan segera mati ya malam ini? rasanya begitu sesak sekali ya Allah, rasa panik dan takut ku yang berlebihan, makin hari makin menjadi setiap harinya. Aku benar-benar letih sekali ya rabb". gumam Zayn mengingat semua kejadian pagi tadi.
12 jam yang lalu ...
"Bisa jelaskan semuanya dari awal Dokter Khinara"? tanya Alana dengan tegas.
Khinara menghela nafasnya, sebelum akhirnya dia menyerah dengan kondisi tersulitnya hari ini.
Mereka berlima sudah berkumpul diruang tamu yang ada diruangan pimpinan. Zayna dan Zayn duduk bersebelahan, sementara Alana dan Mike duduk diseberang mereka, dan Khinara berada ditengah-tengah mereka, ia hanya duduk sendirian.
"Katakan semuanya yang Kau ketahui"! sentak Mike dengan wajah mengintimidasinya.
"Sebelumnya saya ingin meminta maaf Profesor, untuk semua kelalaian dan kecerobohan saya ini".
"Dan maaf juga yang sebesar-besarnya untuk Pak Zayn, selaku pihak yang dirugikan dalam masalah yang terjadi saat ini". ungkapnya dengan pasrah.
"Saya akan memaafkanmu kalau Kau berkata jujur". sahut Zayn dengan tegas.
Gadis 25 tahun itu menyeka sisa-sisa air matanya, kemudian mengangguk dengan cepat.
"Saya dan Syifa berteman baik dikampung, dia anak dari tetanggaku. Saya mengenal baik kedua orang tuanya, bahkan kedua orang tuaku bekerja dengan mereka jadi tukang bersih-bersih dipesantren".
"Di pesantren? tukang bersih-bersih? Kamu putri dari pak Selamet dan ibu Salamah"? sela Zayn.
"Iya Pak Zayn, saya adalah putri mereka yang pergi merantau untuk kuliah sekaligus bekerja di Jakarta". jawabnya lirih.
"Saya tahu betul kedua orang tuamu adalah sosok yang baik dan jadi panutan di pesantren, tapi Kamu? Astaghfirullah .. entah apa yang membuatmu setuju untuk melakukan semua ini Dokter Khinara".
"Maafkan saya Pak Zayn .. ampuni saya kumohon". tangisnya pecah kala mengingat wajah lelah kedua orang tuanya yang ada dikampung.
"Saya tidak bisa menolak permintaan Syifa Pak, karena keluarga saya berhutang budi banyak sekali dengan keluarganya Syifa". jawab Khinar terisak.
"Sebenarnya apa yang di inginkan oleh istri saya"?
"Syifa ingin memberi keturunan padamu Pak Zayn, dia tidak ingin jadi bahan cemohan semua orang dikampung, karena belum bisa memberi keturunan untuk keluarga besar Pak Zayn sendiri". jelasnya.
"Apa harus dengan bayi tabung"? bantah Zayn.
"Hanya ini cara satu-satunya kalian bisa punya anak, karena Syifa tidak akan pernah bisa memberimu keturunan Pak. Karena rahim Syifa bermasalah".
"Apa? sebenarnya apa yang ingin Kamu jelaskan"? sergah Zayn penuh emosi.
"Abang sabar dulu". tegur Zayna lembut.
"Syifa apakah harus, Aku mengatakan semua yang sebenarnya pada suamimu mengenai kondisimu"? bisik Khinar dalam hatinya.
"Jawab! katakan semuanya dengan jujur tanpa ada yang kalian sembunyikan lagi dariku". sentak Zayn.
"Sebelumnya Syifa pernah melakukan operasi".
"Operasi? operasi apa? kok saya gak tau"? Zayn mulai bingung dengan jalan cerita Khinara.
"Operasi tuba falopi Pak Zayn". jawabnya pelan.
"Apa itu"? tanya Zayn geram.
"Bang itu adalah sebuah prosedur pembedahan yang dilakukan pada tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan antara ovarium dan rahim". bukan Khinara yang menjawab melainkan Zayna.
"Benar, dan itu dilakukan Syifa sebelum menikah".
"Apa yang menyebabkannya harus operasi itu"?
"Bang itu bisa kita bahas nanti, yang terpenting kita harus denger dulu kenapa Kak Syifa sampai berani melakukan proses bayi tabung tanpa seizin Abang". sela Zayna yang merasa kesal dengan Abangnya.
"Syifa takut Pak Zayn tidak akan setuju nantinya".
"Jelas saya tidak akan setuju, karena itu haram"!.
"Makanya kita melakukannya secara diam-diam, sampai semuanya berjalan dengan lancar nanti, barulah kita akan menjelaskan semuanya padamu". jelas Khinara kembali dengan pelan.
"Mau berhasil pun, saya tetap akan menentangnya"!
"Tapi awalnya, Syifa ingin memakai rahimnya sendiri tanpa ada wanita pengganti Pak Zayn". sela Khinar.
"Lalu bagaimana dengan sekarang? sama saja kan? semua usaha kalian berdua tidak direstui Allah, makanya Allah memberi kalian peringatan dengan hal ini terjadi pada orang lain". sergah Zayn.
"Zayn tahan emosimu". tegur Mike akhirnya.
"Cukup penjelasanmu! telingaku sudah cukup puas untuk mendengar semuanya diruang kerjamu tadi"!.
"Sekarang katakan, siapa wanita itu? dimana dia"? tanya Zayn dengan tatapan tajam.
Khinara menggigit bibir bawahnya karena begitu gugup dan takut karena ucapan Zayn barusan.
"Katakan siapa wanita yang sedang mengandung anakku Dokter"! teriak Zayn sarkas penuh emosi.
Khinara tersentak, ia reflex menggeleng cepat.
"Maksudnya Kau tidak tahu wanita mana yang sedang hamil anakku"?. Zayn tertawa hambar.
"Maaf Pak Zayn .. setelah asisstan saya masuk nanti, saya akan segera mencari tahunya". jawabnya dengan tertunduk merasa bersalah.
Braaakkk ...
Zayn menggebrak meja didepannya, untungnya itu meja kayu jati mahal bukan terbuat dari kaca dan semacamnya, jadi tangannya hanya memerah saja.
"Zayn .. jaga emosimu"! tegur Mike dengan tegas.
"Abang .. istighfar Bang .. kendaliin emosinya". bisik Zayna dengan pelan dan mengelus punggung tangan sang kakak dengan lembut.
Zayn mengusap wajahnya kasar, lagi-lagi ia tidak bisa mengontrol emosinya didepan orang lain. Khinara sampai terperanjat kaget, saat mengetahui sisi lain dari putra konglomerat terkenal itu.
"Abang mau pulang dik, besok kita akan bahas lagi nanti, Abang gak bisa berlama-lama lagi disini". ucap Zayn lirih menatap lekat adiknya.
"Hmm, baiklah Bang Zayna mengerti". jawabnya.
"Uncle .. Anty .. maafkan Zayn yang tidak bisa mengontrol emosi barusan, kalian pasti paham bagaimana sakitnya jadi Aku saat ini". keluh Zayn.
Alana mengangguk, kemudian melirik suaminya.
"Pulanglah nak, Kamu butuh istirahat sekarang ini. Kita akan membantumu, Kamu jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja". nasihat Alana.
"Terimakasih Anty, kalau begitu Zayn pamit dulu". ujar Zayn menundukan sedikit kepalanya menatap Alana dan Mike bergantian, kemudian melangkah pergi dari ruangan, yang menurutnya sangat panas dan mencengkam dadanya itu.
"Zayna sebaiknya Kamu juga kembali keruanganmu, dan Kamu Khinara tetap disini dulu"! titah Mike.
Zayna dan Khinara saling menatap dengan tatapan yang berbeda, sampai akhirnya Zayna mengangguk. Dia tidak akan ikut campur terlalu jauh tentang masalah ini, ia hanya seorang adik bagi Zayn dan rekan kerja sesama Dokter sama Dokter Khinara. Biarkan masalah ini menjadi urusan pimpinan rumah sakit tersebut, Alana dan Mike tentu akan memberi solusi terbaik yang akan mereka siapkan nantinya.
kayaknya lebih seru dari kisah Aydeen dan Ayyura