PEMBALASAN DAYANTI

Tok Tok Tok

Terdengar suara pintu kamar diketuk. Wirawan tersentak kaget dan mengusap kedua matanya.

Ia merasakan degub jantungnya berpacu lebih kencang. Ia menyapu pandangannya ke seisi ruang kamar hotel, tak ada sesiapapun disana.

Sesaat ia meraba pipinya yang terasa panas dan gatal, dan ia yakin jika apa yang baru saja dialaminya benar-benar nyata.

Suara ketukan dipintu terus saja terdengar, dan Wirawan semakin ketakutan, lalu memilih menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, sepertinya ia akan menyusul Surti untuk pulang hari ini juga, dan tidak jadi berlibur.

Pria itu teringat akan ponselnya. Ia akan memesan tiket penerbangan hari ini, dan semua yang dialaminya membuatnya seolah sedang mimpi buruk.

Dengan tubuh yang gemetar, ia beranjak dari ranjangnya.

Kemudian membuka laci nakas dan mencari benda pipih tersebut.

Akan tetapi, ia tdak menemukannya. Kemana benda itu? Bukankah ia baru saja menggunakannya saat melakukan chat bersama wanita yang ada diapplikasi tersebut?

Sesaat ia mendengar suara panggilan masuk kedalam ponsel, dan suaranya terdengar dari arah kamar mandi. Ia mengalihkan pandangannya.

Sejak kapan ponselnya berada di kamar mandi? Jantungnya kembali berdegub dengan kencang

Suara dering panggilan terdengar semakin keras, seolah volumenya bertambah dengan sendirinya.

Wirawan merasa takut, tetapi juga penasaran.

Sementara itu, wanita yang tadi akan menjadi teman kencannya sudah pergi dari luar pintu kamar hotel, sebab Wirawan tak juga membukanya.

Pria itu memberanikan diri untuk berjalan menuju kamar mandi untuk melihat ponselnya.

Ia berjalan dengan perlahan. Rasa perih di pipinya akibat bekas cakaran masih terasa jelas.

Jantungnya kembali berdegub kencang saat akan tiba didepan pintu.

Dengan perlahan, ia menarik handle pintu, lalu mendorongnya ke arah dalam, dan ia mencari dimana ponselnya, sebab suaranya berasal dari sana.

"Haaaaaahs..., " terdengar suara dengusan yang begitu samar, dan membuat bulu kuduknya meremang, tetapi ponsel itu tak ad disana.

Tiba-tiba saja, suara sering itu berada dibalik jendela luar kamar.

"Dasar, Setan! " makinya dengan kesal. Ia merasa dipermainkan.

Ia menutup kembali pintu kamar mandi, lalu berjalan menuju jendela yang berada di dekat ranjang.

Ia menyingkap tirai dengan jendela kaca permanen. Sesaat matanya tertuju pada satu sosok yang mengerikan dan berdiri didepan jendela dengan senyum seringainya.

"Hah! " Wirawan tersentak kaget, ia beringsut dari tempat yang, namun sosok itu menggerakkan tangannya dan menerobos masuk melalui kaca jendela dan berdiri dihadapannya.

Seketika wajah mengerikan itu berubah menjadi sosok yang dikenalnya. " K-kau?! " pekiknya dengan ketakutan, lalu tanpa terduga, sosok itu menarik tangan Wirawan dan memelintirnya dengan sangat kencang, lalu membuat pria itu terpekik kesakitan.

"Aaaaaaaa...., " suara pekikannya membuat seseorang yang sedang melintas didepan kamarnya.

Hal itu menjadi kecurigaan salah satu tamu hotel dan melaporkannya pada pihak receptionist.

Mendapati pengaduan, pihak hotel bergegas membuka kamar Wirawan didampingi oleh pihak kepolisian dengan menggunakan kunci cadangan.

Saat pintu dibuka, mereka dikejutkan oleh penampakan yang mengerikan, dimana tangan pria itu terputus dari bagian lengannya dan kondisi Wirawan sangat sekarat.

Akan tetapi, siapa yang melakukannya? Sebab tidak ada orang lain selain pria itu sendiri, sedangkan sangat istri sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan hotel.

Mereka memasuki hotel, lalu memberikan pertolongan pada Wirawan dengan memanggil ambulance.

Pihak kepolisian mencari petunjuk tentang siapa pelakunya, sebab kasus yang saat ini sedang terjadi sangatlah aneh. Dimana ruangan kamar hotel terkunci rapat dan tidak ada celah bagi siapapun dapat masuk dari arah luar.

Setelah melakukan indentifikasi, tidak ada tanda apapun yang dapat dijadikan sebagai petunjuk, dan mereka akan menanyai korban setelah nantinya mendapatkan perawatan.

Saat akan meninggalkan ruang kamar hotel, polisi melihat ponsel pintar milik Wirawan tergeletak diatas ranjang dan suara berdering yang merupakan panggilan masuk.

Satu nama 'Orang Rumah' tertera disana. Polisi menggeser panggilan diterima, dan terdengar seseorang diseberang telepon sedang berbicara.

"Mas, aku sudah sampai bandara, dan jangan macam-macam disana ya!" pesan wanita itu dalam panggilannya.

"Maaf, Bu. Bisa video call, sebab ini dari kepolisian,"

"Hah! Polisi? Emangnya suami saya kenapa?" tanya wanita diseberang telepon dengan panik.

Sesaat kemudian, ia mengubah panggilan suara menjadi panggilan video. Saat itu juga ia tersentak kaget ketika melihat polisi yang memegang ponsel suaminya.

"Sebaiknya ibu kembali ke mari, sebab suami ibu mengalami musibah," saran petugas Polisi itu dengan nada penuh penekanan.

"I-iya, saya akan kembali," ucapnya dengan gugup. Lalu mengakhiri panggilan setelah mendapatkan informasi dimana suaminya dirawat.

Wanita itu sebenarnya merasa bimbang, sebab ia juga merasa khawatir akan Sutini yang sudah lama tidak berkabar, bahkan nomornya tidak dapat dihubungi.

Akan tetapi, akhirnya ia harus memutuskan untuk kembali ke rumah sakit tempat dimana Wirawan sang suami dirawat.

*****

Wajah Wirawan memerah menahan rasa sakit saat masih menuju ruang perawatan. Ia belum dapat ditanyai dan diminta keterangan, sebab erangannya begitu memilukan.

Kondisi lengan pada bagian bahu kirinya yang hampir terputus, menyebabkan ia akhirnya tak sadarkan diri.

Petugas medis berusaha membawa Wirawan ke dalam ruang perawatan. Mereka akhirnya harus menunggu Surti untuk menyelesaikan administrasi dan juga surat perjanjian lainnya agar pria itu dapat dilakukan operasi dengan segera.

Sembari menunggu Surti yang sudah berada didalam perjalanan, pihak medis melakukan langkah awal untuk memberikan pertolongan dan mengembalikan tangan Wirawan yang terpelintir dan lepas dari engselnya.

Pria itu masih tak sadarkan diri saat para medis memberikan perawatan.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya, Surti tiba dirumah sakit, dan ia disambut oleh para petugas medis untuk segera mencari donor darah dan menyelesaikan administrasinya, sebab mereka bukan ditanggung BPJS.

Surti masih bingung dan penasaran, mengapa suaminya mengalami hal yang semengerikan itu, bahkan wajahnya penuh dengan luka cakaran.

Wanita itu mencari pendonor darah melalui applikasi media sosialnya dengan menyertakan alamat rumah sakit dan add sorotan hingga dapat dilihat semua orang.

Tanpa menunggu lama,, seorang wanita menawarkan diri untuk mendonorkan darahnya.

Hal itu disambut dengan sangat baik oleh Surti, sebab ia tidak ingin terlalu lama berada dirumah sakit, sebab biaya yang dikeluarkan akan membengkak.

Sementara itu, pihak kepolisian meminta rekaman cctv untuk melihat siapa saja yang masuk ke dalam kamar tempat dimana Wirawan menginap saat sebelum kejadian mengerikan itu terjadi.

"Ada wanita yang datang dan berhenti didepan pintu, tetapi tidak jadi masuk, sebab Wirawan tidak membukanya.

Namun sebelum wanita itu datang, terlihat Wirawan membuka pintu dan mempersilahkan seseorang masuk, sedangkan saat itu tidak ada sesiapapun, lalu siapa yang menjadi tamu misterius pada pria itu?

Surti yang sedang menunggu sang pendonor darah, melihat dikoridor rumah sakit seorang wanita cantik berjalan dengan anggun menuju ke arahnya.