Dhena Lavani seorang dokter muda, bekerja di salah satu klinik perusahaan, tanpa disangka ia akan menjadi seorang ibu dari cucu pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Bagaimanakah kisahnya ? Ikuti terus kisah nya di novel ini yang berjudul Ibu Untuk Ciara..
Jangan Lupa untuk follow :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Kini Bisma mengajak Dhena untuk memilih kebaya pengantin yang akan ia kenakan nanti saat akad dan resepsi. Sebenarnya Dhena sudah meminta kepada Bisma agar pernikahan mereka diselenggarakan secara sederhana saja, namun karena kerabat dan rekan kerja orangtua Bisma tidak sedikit maka Bisma tetap akan menyelenggarakan resepsi pernikahan mereka cukup mewah.
" Silakan Bu.. Ini adalah beberapa koleksi kebaya dari kami, silakan Ibu untuk mencoba nya terlebih dahulu, jika dari beberapa koleksi ini tidak ada yang cocok, kami akan membuatkan khusus untuk Ibu " pegawai butik kebaya khusus pengantin.
Dhena mengangguk tersenyum, ia mulai memilah dan memilih kira-kira kebaya mana yang pas untuknya. Ia mengambil 3 model kebaya lalu ia bawa ke kamar pas, ia mencoba ditemani oleh pegawai dari butik kebaya.
" Sini Bu saya bantu " ucap pegawai.
" Oh ya " Dhena menuruti.
Ia mengenakan kebaya putih yang nantinya akan di gunakan saat akad nikah, model yang cukup simpel namun tetap elegan. Dhena menatap dirinya sendiri pada kaca cermin di hadapannya.
Aku akan segera menikah dengan Mas Bisma, walaupun pintu hati aku baru terbuka sedikit untuknya.. Maafkan aku Mas.. Cintaku lebih dulu aku berikan kepada Ciara.. Aku akan terus berusaha hingga akhirnya aku benar-benar jatuh Cinta kepadamu..
Batin Dhena.
Bukankan cinta itu akan datang karena terbiasa ?
" Bu.. " pegawai butik membuyarkan lamunan Dhena.
" Eh i..iya.. "
" Gimana Bu.. Masih ada dua lagi yang belum ibu coba " susul pegawai butik.
" Hmm.. Ini aja deh Mbak, tapi untuk bagian dada saya ingin agak tertutup ya, untuk Swarovski nya boleh ditambah di bagian tangan dan dada " ucap Dhena.
Pegawai butik, mencatat apa yang menjadi keinginan Dhena untuk kebaya akad nikahnya.
" Baik Bu " ucap pegawai butik.
Setelah Dhena melepas kebaya yang sudah ia coba, ia kembali mengenakan pakaiannya, ia kembali keluar ruang ganti untuk memilih gaun kebaya yang akan ia kenakan saat resepsi.
Saat Dhena keluar dari ruang ganti ia melihat Bisma sedang berbicara dengan seseorang. Bisma terkesiap saat Dhena sudah berada di samping nya.
" Oh ya, kenalkan ini Dhena calon istri saya " ucap Bisma kepada pria di hadapannya.
" Mbak Dhena.. Salam kenal, saya desainer di butik ini " ucap pria itu.
" Ya.. Salam kenal kembali " ucap Dhena tersenyum.
" Gimana udah ? Ada yang cocok ? " tanya Bisma kepada Dhena.
" Untuk kebaya putih nya sudah Mas " jawab Dhena.
" Sil, mana tadi kebaya yang sudah dipilih ? " ucap Dory desainer di butik itu.
" Yang ini dan ini.. Ibu Dhena menginginkan jika dada nya agak tertutup dan Swarovski nya ditambah " ucap Sisil pegawai butik yang membantu Dhena tadi.
" Hmm.. Oke.. Selera calon istri anda bukan main-main, sederhana tapi ini sangat elegan " ucap Dory lagi memuji Dhena.
Dhena hanya tersenyum begitupun Bisma yang tersenyum menoleh ke arah calon istrinya.
Lalu Dhena diajak untuk memilih gaun kebaya yang akan digunakannya pada saat resepsi, gaun yang bertema klasik dengan perpaduan kebaya dengan kesan tradisional yang masih melekat.
Bisma mempercayakan sepenuhnya kepada Dhena, ia menjadi tahu sekarang jika Dhena memang memiliki karakter yang sederhana namun tidak menghilangkan sisi keeleganan nya.
Dari kejauhan Bisma memperhatikan calon istrinya yang sedang mencoba beberapa gaun yang sekarang ditemani oleh desainer nya langsung, sehingga keinginan Dhena bisa langsung di diskusikan dengan desainer nya.
...****************...
Dalam perjalanan
Ddrrt... Ddrrt..
Ponsel Dhena bergetar, ia lalu mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam tas, terlihat Yuli menghubunginya.
" Siapa ? " tanya Bisma mulai posesif.
" Yuli Mas " jawab Dhena.
" Coba angkat "
Dhena menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
" Halo "
" Halo Bu, mohon maaf mengganggu, Non Cia ingin berbicara "
' Oh ya berikan telepon nya "
" Halo Mami "
" Iya sayang "
Bisma menoleh ke arah Dhena karena samar terdengar suara anak kecil dari ponsel Dhena.
Bisma pastikan itu adalah Ciara, siapa lagi yang menghubungi Dhena melalui Yuli kalau bukan Ciara.
" Mami aku kangen "
" Iya sayang Mami juga kangen "
" Mami lagi sama Papa ya ? "
Giliran Dhena yang menoleh ke arah calon suaminya.
" I..iya Mami lagi sama Papa, nanti Mami mampir ya ketemu Cia "
" Asiikkkk iya Mami... "
Klik
Sambungan telepon terputus, seperti nya memang Ciara langsung memutus sambungan teleponnya karena ia merasa senang Dhena akan ke rumah menemui nya.
" Cia ? " tanya Bisma.
" Iya Mas, mmh.. Dari sini kita gak kemana-mana lagi kan ? " Dhena balik bertanya.
" Kamu mau nya kemana ? " Bisma kembali melontarkan pertanyaan kepada Dhena.
" Hmm.. Barusan aku udah janji untuk ketemu Cia " ucap Dhena ragu.
" Ya.. " Bisma mengangguk mengerti.
" Untuk acara pernikahan nanti akan diatur oleh Wedding organizer, kalau tidak besok mungkin lusa pihak WO akan datang menemui kita " susul Bisma di sela-sela perjalanan mereka.
" Iya Mas "
Bisma kembali fokus pada kemudinya, ia melajukan mobilnya menuju rumah kedua orangtuanya karena Dhena akan bertemu dengan Cia.
Tidak dipungkiri Dhena merasa lelah hari ini, entah apakah Bisma merasakan hal yang sama atau tidak.
Ia sedikit menyender pada kursi penumpang, lama-lama matanya tidak dapat di kompromi, ia terlelap tidur.
Sekitar 25 menit perjalanan, Bisma memarkirkan mobilnya di halaman rumah kedua orangtuanya, saat ia menoleh ke arah Dhena ia melihat Dhena sedang tertidur pulas.
" Tidur ? Pantesan ditanya daritadi gak nyaut " gumam Bisma.
" Gimana nih ? Ck " Bisma berdecak.
Ia lalu melepaskan safety belt yang terpasang di tubuh Dhena. Perlahan Bisma membangunkan Dhena.
" Dhen.. Dhena .. "
Dhena terkesiap ia terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata wajah Bisma hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
" Aaaaa..... "
" Kiaakkk "
Dhena mendorong wajah Bisma.
Bugh
Kepala Bisma terbentur kaca mobil.
" Aw... "
" Mas sorry " Mata Dhena terbelalak.
" Kamu apa-apaan sih ? " Bisma membetulkan posisi tubuhnya sambil memegangi kepala belakang nya yang terbentur kaca mobil.
" Ma..mas aku minta maaf, lagian kamu mau ngapain ada di depan wajah aku " ucap Dhena tidak mau kalah.
" Saya bangunin kamu, ini udah sampai rumah ! " balas Bisma.
Dhena melihat keluar melalui kaca jendela benar saja mereka sudah berada di halaman rumah orangtua Bisma.
" Ya udah turun " Bisma masih terlihat bad mood.
Dhena menuruti perintah Bisma walaupun ia tahu Bisma bad mood karena dirinya, ia turun dari mobil, lalu menunggu Bisma keluar dari dalam mobil, menyusul nya sebelum mereka berdua masuk kedalam rumah.
Duh Dhena.. Ada ada aja... Pake segala ngedorong muka Bisma lagi.. Ck..
🌷🌷🌷
Jangan lupa selalu dukung author dengan like, vote dan komen yaa ❤️