Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Memancing Kemarahan
Langkah Wei Shiqi yang besar tidak bisa disaingi Han Ziqing. Dia tertinggal jauh di belakang. Wei Shiqi malah terus berjalan tanpa menoleh ke belakang, tanpa memastikan apakah orang yang diminta mengikutinya itu menurutinya atau tidak.
“Apa bagusnya punya kaki yang panjang? Dasar suka pamer!”
Han Ziqing menggerutu sepanjang jalan. Meski sudah berusaha mengejar, namun dia tetap tidak bisa mengejar langkah Wei Shiqi. Astaga, pria sialan itu! Ke mana sebenarnya dia ingin membawanya?
“Untuk apa aku menurutimu? Dasar pengacau,” ucapnya. Pada persimpangan jalan, Han Ziqing berbelok. Dia memutuskan tidak lagi mengikuti Wei Shiqi.
“Kau adalah Permaisuri, kenapa kau begitu bodoh? Kau sudah tahu bahwa itu adalah jebakan. Tapi mengapa kau tetap pergi? Kau pikir kau masih bisa beruntung seperti terakhir kali?”
Wei Shiqi terus menceramahi Han Ziqing sepanjang jalan tanpa menoleh ke belakang. Dia juga tidak memastikan apakah orang yang diceramahi olehnya ada atau tidak. Yang jelas, dia tak habis pikir dengan permaisurinya itu.
Kematian Selir Cao juga mengganggunya, bahkan terbilang sangat mengganggu. Harusnya Han Ziqing menunggu sampai petugas dari Departemen Hukum datang, bukan menerobos ke sana dan berdebat dengan Yun Lin.
Saat hampir tiba di Istana Yongqian, Wei Shiqi berpapasan dengan Fu Dou yang hendak pergi ke paviliunnya. Fu Dou pun menghentikan langkahnya, menatap Wei Shiqi dengan perasaan heran dan penuh tanya.
“Yang Mulia, kenapa kau menggerutu? Siapa yang sedang kau marahi?”
Mendengar pertanyaan Fu Dou, Wei Shiqi berhenti sejenak dan seketika menoleh ke belakang. Ekspresinya langsung berubah total. Dia mengepalkan tangannya, “Han Ziqing,” ucapnya penuh tekanan.
“Ah, rupanya kau sedang menceramahi Permaisuri. Sayang sekali, dia tidak di sini. Yang Mulia, perlukah aku menyuruh Jin Bao memanggilnya?”
“Diam kau!”
“Kenapa Yang Mulia malah marah padaku?”
“Kembali saja ke paviliunmu!”
Tahu kalau suasana hati Wei Shiqi tidak bagus, Fu Dou sebenarnya ingin semakin memperburuknya. Tapi bahan obat di paviliun sudah menunggu untuk diracik.
Lagi pula, sekarang mungkin bukan saat yang tepat untuk memperkeruh suasana. Istana agak kacau karena Permaisuri. Nanti saja dia mengganggu Wei Shiqi.
Fu Dou lalu memilih berlalu setelah mengedikkan bahu. Wei Shiqi sendiri langsung putar balik, berjalan menuju Istana Ningxi. Benar saja, dia melihat Han Ziqing sedang memegang palu dan gergaji. Di sekitarnya terdapat beberapa potong kayu dan bambu.
“Han Ziqing!”
Teriakan itu jelas mengejutkan Han Ziqing. Meixiang yang sedang membantu seketika langsung mundur. Celaka, Kaisar pasti marah besar. Jika tidak, tidak mungkin teriakannya begitu keras sampai memanggil nama lengkap Permaisuri.
Kalau dia di sini, dia bisa terkena imbas. Pelajaran terakhir kali sudah cukup membuatnya tahu, bahwa pertengkaran antara Kaisar dan Permaisuri bukan sesuatu yang bisa diselesaikan oleh orang kecil sepertinya.
“Astaga, kau mengejutkanku! Bagaimana jika palu ini salah sasaran? Kau mau tanggung jawab kalau jariku hancur dan tulangku patah?”
“Aku menyuruhmu ikut denganku, siapa yang menyuruhmu kembali?”
“Kau juga tidak menyebut aku harus ikut denganmu ke Istana Yongqian. Bukan salahku. Lagi pula, untuk apa aku mengikutimu? Yang Mulia, kau punya banyak urusan. Kau tidak mungkin meluangkan waktumu hanya untuk menceramahiku, kan?”
Sial. Lagi-lagi berhasil ditebak. Wei Shiqi sangat marah karena Han Ziqing pergi tanpa menurutinya. Hal sepenting itu saja dilewatkan dengan sengaja, lalu bagaimana jika ada kejadian lainnya? Harem itu tidak aman, Han Ziqing harusnya sangat tahu. Kenapa saat ini dia bodoh sekali?
“Kau bodoh, ya? Seharusnya kau mendengarkanku!”
“Hei, siapa yang kau sebut bodoh? Bukankah orang bodoh yang menikahi wanita bodoh itu juga bodoh?”
“Siapa yang bodoh?”
“Siapa yang menikahi orang bodoh?”
Astaga, dugaan Meixiang benar. Kaisar dan Permaisuri bertengkar lagi. Siapa yang bodoh? Dia tidak tahu. Dia sebenarnya juga merasa bodoh.
“Sudahlah. Tidak ada gunanya berdebat denganmu.”
“Karena tidak ada gunanya, jadi, Yang Mulia, bisakah kau pergi? Aku mau melanjutkan pekerjaanku.”
“Kau mengusirku?”
“Yang Mulia yang beranggapan begitu.”
Wei Shiqi merasa tertekan. Tidak tahu harus berkata apa karena semua kata-katanya tertahan di tenggorokan. Han Ziqing yang sekarang sungguh pandai bermain kata-kata. Bahkan sudah mahir membalikkan perkataan dan mengubah arah pembicaraan. Dia bukan lagi wanita bodoh yang dibutakan oleh cinta.
“Kelak jangan biarkan orang lain menyentuh barang pribadimu!”
Lalu setelah itu, Wei Shiqi pergi dengan langkah tergesa-gesa. Bicara omong kosong dengan Han Ziqing memang membuang waktu.
Harusnya dia langsung pergi ke pengadilan saja, tidak perlu menyusulnya kemari hanya karena kesal. Dulu dia tidak suka mempermasalahkan hal sepele, tapi sekarang justru malah membesarkannya.
“Jadi, dia marah karena tusuk konde pemberiannya diambil orang dan dijadikan senjata pembunuh orang?”
Han Ziqing terkekeh begitu dia menyadari situasinya. Mungkin bukan tentang siapa pembunuh Selir Cao dan motif apa yang dimilikinya. Wei Shiqi marah karena Han Ziqing tidak teliti terhadap barangnya sendiri, terlebih tusuk konde yang diberikan secara pribadi kepadanya.
Yah, itu memang bisa dibilang berharga. Tapi, siapa yang bisa menyangka akan jadi bencana? Han Ziqing sudah tidak sabar pergi ke ruang rahasia bawah tanah, jadi dia mengabaikan kamarnya sendiri. Meixiang juga sudah mengusir para pelayan dan kasim.
Jika bukan orang yang sudah mengenal Istana Ningxi dengan baik, mustahil melakukan pencurian. Terlebih di kamar Permaisuri dan barang yang dicuri juga sangat mahal. Hanya saja pencuri itu bodoh karena tidak tahu asal-usul benda yang dicuri, hingga itu akan menjadi celah terbesar yang akan menangkapnya.
“Memangnya dia saja yang marah? Aku juga tidak senang. Tusuk konde semahal itu harus terbuang sia-sia sebelum aku bisa memakainya. Dasar picik!”
Han Ziqing menyimpan palu dan melepas sarung tangannya. Dia meneguk secangkir air dingin yang disediakan Meixiang di meja kecil di area taman itu. Cuaca sedang panas. Lebih segar jika ada lemon. Tapi, dia tidak bisa mendapatkannya. Nanti dia juga akan menanam lemon jika taman ini sudah ditata lagi.
“Yang Mulia, untuk apa Yang Mulia membuat Kaisar marah? Yang Mulia bukankah selalu mencari kesempatan agar Kaisar memperhatikan? Sekarang Kaisar sudah mulai memperhatikan, tapi Yang Mulia malah membuatnya marah dan mengusirnya pergi. Jika Selir Agung tahu, dia pasti akan menertawakan Yang Mulia dan menjadikan ini celah untuk melawan Yang Mulia.”
Oh, benar juga. Orang yang ingin menggulingkannya di pengadilan sangat banyak. Ayah Yun Lin adalah perdana menteri. Semua menteri di bawahnya pasti sudah sepakat. Kalau bukan karena dia menyetujuinya, memorandum dan petisi mengenai permintaan penggulingan Han Ziqing sebagai Permaisuri Wei Agung tidak mungkin bisa lolos sampai ke tangan Wei Shiqi.
Tapi, apa yang harus dikhawatirkan? Ayahnya adalah Adipati Yongyi. Wei Shiqi tidak akan membiarkan ayah mertuanya marah besar dan membuatnya meninggalkan perbatasan. Jika dia melakukannya, maka Wei Agung akan kehilangan perbatasan karena serangan Beiqi.
Selain itu, Han Ziqing juga punya dukungan Ibu Suri Agung. Selama dia tidak melakukan kesalahan yang fatal, dia tidak akan dilengserkan. Dia tentu tidak akan membiarkan Yun Lin mendapat kesempatan untuk melawannya. Han Ziqing rasanya tidak rela kalu posisi permaisuri diduduki Yun Lin.
“Tenang saja. Si bebek berisik itu bukan lawanku. Belum tiba waktu bagi dia untuk menggulingkanku.”
“Yang Mulia… bagaimana dengan selir lainnya? Mereka sudah lama tidak menyukai Yang Mulia dan takut pada Yang Mulia?”
“Maksudmu sebelas selir yang berisik itu? Mereka begitu penakut. Dibentak saja sudah menangis dan badan gemetar.”
Han Ziqing menenggak secangkir air lagi. Tenggorokannya entah kenapa terasa kering. Mungkin karena hari ini sudah banyak bicara.
“Sudahlah. Jangan bicarakan Kaisar. Kau sudah memeriksa semua pelayan seperti yang aku perintahkan?”
Sebelum pergi melihat Selir Cao, Han Ziqing sudah menyuruh Meixiang memeriksa semua pelayan di Istana Ningxi. Jadi setelah kembali, dia bisa langsung mendapat laporan. Ini sangat efektif dan mudah. Meixiang juga sangat senang melakukan pekerjaannya.
“Sudah, Yang Mulia. Dari empat puluh pelayan Istana Ningxi yang terdaftar di Biro Rumah Tangga Istana, ada satu orang yang identitasnya mencurigakan.”
“Siapa?”
“Lizi. Dia berasal dari Lingzhou.”
“Lingzhou itu sejauh apa?”
“Sangat jauh, hampir menuju perbatasan. Itu adalah kampung halaman Selir Cao. Dia pernah tinggal di sana sebelum pindah ke ibu kota dan masuk istana.”
“Ah, jadi dendam teman sekampung halaman rupanya. Di mana dia sekarang?”
“Sepertinya dia sudah melarikan diri.”
“Apa dia kelinci? Secepat itu sudah menghilang dari istana?”
Meixiang mengedikkan bahunya. Tidak ada yang menyadari hilangnya Lizi dari istana. Semuanya terlihat baik-baik saja sampai kabar kematian Selir Cao terdengar pagi ini. Ternyata selain Selir Mu, masih ada orang lain yang mencoba menjatuhkan Permaisuri melalui sebuah fitnah.
Mereka sungguh bodoh. Permaisuri yang sekarang itu bukan seperti dulu. Yang sekarang sangat cerdas. Bahkan Kaisar saja sering dibuat marah tapi tidak berdaya.
“Yang Mulia, masih mau lanjut memperbaiki teralis?”
“Tentu saja. Teralis anggur ini sudah harus bagus sebelum anggurnya berbuah musim gugur nanti.”
Ketika Han Ziqing kembali melanjutkan pekerjaannya, Wei Shiqi sudah tiba di Istana Yongqian. Xiao Hui dan Xiao Cui sedang ada di dalam untuk melapor. Keduanya sudah menangkap seorang pelayan istana bernama Lizi yang diam-diam keluar istana tadi malam.
“Yang Mulia, orangnya sudah dipenjara di penjara Departemen Hukum,” ucap Xiao Hui.
Wei Shiqi mengangguk kecil. Bagus, Xiao Hui dan Xiao Cui tidak mengecewakannya kali ini. Mereka sekarang jadi lebih tangkas dan lebih baik dalam bekerja. Kelak, mereka akan punya masa depan cerah jika menjadi prajurit elit terbaik di bawah kepemimpinannya.
“Kerja bagus. Beri tahu wanita itu untuk pergi ke penjara Departemen Hukum bersamaku sore nanti.”
wkwkwkwkwk