Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 : Bertemu Kembali
Hari-hari Baru di Ruoshang
Setelah keributan yang ditimbulkan oleh Li Zheng, kehidupan di Ruoshang kembali tenang. Xin Yue menjalani harinya dengan santai, tanpa ada gangguan berarti. Berkat keberhasilannya dalam beberapa misi sebelumnya, tingkatan Xin Yue naik, hampir menyamai Ru Jian.
"Selamat, Xin Yue," ucap Ru Jian sambil menepuk pundaknya.
Xin Yue meliriknya dengan angkuh dan berkata, "Dengan kemampuanku, itu bukan hal yang aneh."
Ru Jian hanya tertawa kecil. "Iya, iya, nona besar. Kau memang luar biasa."
Hubungan mereka seperti kakak dan adik. Ru Jian sering menggoda Xin Yue, sementara Xin Yue tak ragu untuk membalasnya dengan komentar pedas. Meski begitu, mereka saling menghormati dan bekerja sama dengan baik.
***
Misi Baru dari Madam Hua
Hari itu, Madam Hua memanggil Xin Yue dan Ru Jian ke ruangannya. Dengan senyum penuh arti, Madam Hua menyampaikan misi baru mereka.
"Kalian berdua akan menghadiri pesta di Istana Kekaisaran yang diadakan oleh Kaisar sendiri," katanya.
"Pesta istana?" tanya Xin Yue sambil mengangkat alis.
"Ya," jawab Madam Hua. "Ada utusan dari negara lain yang akan datang, dan aku ingin kalian mencari tahu siapa mereka dan apa tujuan mereka."
Ru Jian bersiul pelan. "Ini akan menjadi tugas yang menarik."
Xin Yue mengangguk, tapi dalam hati dia merasa waspada. Pesta di istana kekaisaran berarti ada banyak bangsawan dan pejabat penting. Salah langkah sedikit saja, dan mereka bisa kehilangan nyawa.
***
Pertemuan Kembali dengan Yan Tianheng
Pada malam pesta, Xin Yue dan Ru Jian tiba di istana dengan penyamaran sempurna. Xin Yue menjadi pelayan, sementara Ru Jian menyamar sebagai salah satu penjaga.
Xin Yue dengan sigap menjalankan tugasnya, mengamati tamu-tamu penting yang hadir. Namun, langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok yang sangat dikenalnya. Yan Tianheng.
Dia berdiri di tengah ruangan dengan jubah hitam kebesarannya, auranya yang dingin membuat siapa pun segan mendekatinya.
"Astaga," gumam Xin Yue pelan. "Kenapa dia ada di sini?"
Sialnya, Yan Tianheng juga melihatnya. Mata tajamnya langsung tertuju pada Xin Yue, dan dia mulai berjalan mendekat.
***
Li Zheng Muncul di Pesta
Saat Xin Yue mencoba menghindari Yan Tianheng, dia mendengar suara yang membuat bulu kuduknya meremang.
"Xin Yue?" Suara itu berasal dari Li Zheng.
Xin Yue membeku sejenak sebelum berbalik perlahan. Wajah Li Zheng terlihat kaget sekaligus penuh gairah. "Jadi kau ada di sini!" katanya sambil berjalan cepat mendekatinya.
Astaga, kita baru bertemu lagi dan kau sudah tidak bisa hidup tanpaku! Dasar gila! pikir Xin Yue kesal.
Dia berbalik dan mencoba melarikan diri, tapi Li Zheng mengejarnya di tengah kerumunan. "Xin Yue, tunggu!" teriaknya, menarik perhatian beberapa tamu.
Yan Tianheng, yang memperhatikan kejadian itu dari kejauhan, mengerutkan kening. Wajahnya yang dingin semakin menakutkan. Siapa pria tua itu, dan kenapa dia mengejar gadis itu? pikirnya.
***
Yan Tianheng Membantu Xin Yue
Xin Yue terus berlari, tapi langkah Li Zheng semakin mendekat. Di saat dia merasa terpojok, sebuah tangan besar tiba-tiba menariknya ke sudut ruangan.
"Diam," suara yang dalam dan tegas terdengar di telinganya.
Xin Yue mendongak dan melihat Yan Tianheng. Wajahnya yang dingin kini hanya berjarak beberapa inci darinya. "Kau—"
"Ssst," Yan Tianheng memotongnya. Dia berbalik menghadap Li Zheng yang sudah sampai di dekat mereka.
"Tuan Li Zheng," suara Yan Tianheng rendah namun penuh otoritas. "Apa yang Anda lakukan di sini, membuat keributan seperti ini?"
Li Zheng tertegun. Dia mengenali Yan Tianheng dan langsung membungkuk hormat. "Yang Mulia, saya hanya mencari seseorang."
"Di pesta kekaisaran?" Yan Tianheng menatapnya tajam. "Sepertinya Anda lupa di mana Anda berada."
Li Zheng merasa terintimidasi dan segera meminta maaf. Dia mundur perlahan, meski tatapannya masih mencari-cari Xin Yue.
Setelah Li Zheng pergi, Yan Tianheng menatap Xin Yue dengan alis terangkat. "Kau benar-benar menarik banyak perhatian."
Xin Yue mendengus. "Aku tidak memintanya."
Yan Tianheng tersenyum tipis, sesuatu yang jarang terjadi. "Aku akan memastikan dia tidak mengganggumu lagi malam ini. Tapi kau berutang penjelasan padaku."
Xin Yue hanya bisa menghela napas dalam hati. Kenapa aku selalu terjebak dengan pria ini?
***
Kejadian Setelah Yan Tianheng Pergi
Setelah Yan Tianheng berjalan menjauh, Xin Yue menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Namun, sebelum dia bisa melangkah pergi, Ru Jian tiba-tiba muncul dari kerumunan dan mendekatinya dengan wajah penuh rasa ingin tahu.
"Apa yang barusan terjadi? Kau terlihat sangat akrab dengan Jenderal Yan," bisiknya sambil melirik ke arah Yan Tianheng yang kini berada jauh di ujung ruangan.
Xin Yue hanya menatapnya dengan tajam, seperti ingin menancapkan belati ke dadanya.
Ru Jian mundur setengah langkah, mengangkat kedua tangannya. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Menakutkan sekali," katanya dengan nada setengah bercanda, meski keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.
"Tutup mulutmu dan ikuti aku," jawab Xin Yue dingin.
***
Penyusupan ke Tempat Para Utusan
Mereka dengan cepat menyusup ke tempat para utusan beristirahat, sebuah ruangan mewah yang dipenuhi dengan barang-barang mahal dan dokumen penting. Xin Yue bergerak dengan lincah, memeriksa setiap sudut ruangan.
Ru Jian mengawasinya dari belakang, merasa sedikit gugup. "Kita hanya perlu mencari informasi, bukan? Jangan terlalu lama di sini," bisiknya.
Namun, Xin Yue tidak menjawab. Sebaliknya, dia menyeringai jahat saat menemukan beberapa permata mahal yang tergeletak di atas meja. Dengan cepat, dia memasukkan permata-permata itu ke dalam sakunya tanpa ragu.
Ru Jian yang melihatnya hanya bisa melongo. "Gadis jahat ini, apa kau juga akan mencuri sekarang?" gumamnya pelan, meski tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada keberanian Xin Yue.
"Diam dan ikuti aku," balas Xin Yue sambil meliriknya tajam.
***
Dikejar Prajurit Keamanan
Saat mereka hendak keluar dari ruangan, langkah mereka terhenti oleh suara berat seorang prajurit keamanan.
"Siapa kalian?"
Xin Yue dan Ru Jian membeku di tempat. Tanpa berpikir panjang, Xin Yue menarik lengan Ru Jian dan berbisik, "Lari!"
Mereka berdua langsung berlari keluar dari ruangan, meninggalkan prajurit itu yang segera berteriak memanggil rekannya.
"Berhenti! Tangkap mereka!"
Keributan pun terjadi. Para prajurit keamanan mengejar mereka di sepanjang lorong istana, sementara Xin Yue dan Ru Jian berusaha mencari jalan keluar.
"Kau dan ide gilamu!" keluh Ru Jian sambil terus berlari di belakang Xin Yue.
"Tutup mulutmu dan lari lebih cepat!" balas Xin Yue tanpa menoleh.
Saat mereka hampir mencapai pintu keluar, langkah mereka terhenti oleh sosok yang berdiri tegap di depan mereka. Yan Tianheng, dengan wajah dinginnya, menatap langsung ke arah Xin Yue.
"Dan sekarang, apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya dengan nada rendah, namun penuh tekanan.
Xin Yue hanya bisa menelan ludah, sementara Ru Jian merasa darahnya membeku di tempat.