Ariana Anjayina, berumur 19 tahun, yang saat ini sedang menjalani masa-masa kuliahnya. Suatu hari, ia mengetahui hal yang sangat menyakitkan dan membuatnya kehilangan konsentrasi saat ia sedang mengendarai motornya. Karena tidak fokus, tiba-tiba saja truk dengan berkecepatan tinggi itu menghantam dan menabrak motor yang sedang dikendarai oleh Ariana. Saat itu juga, Ariana dinyatakan telah tewas di tempat.
Ariana membuka matanya, melihat-lihat ke arah sekitar. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit?
"kamu sudah bangun?" tanya seorang pria berahang tegas, berhidung mancung, serta memakai kemeja berwarna hitam dibaluti dengan dasi berwarna merah. Ia berdiri di depan pintu sambil memasang mukanya yang datar
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu "siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rreannaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ariana Bertemu Dengan Siapa?
Ariana mengerjap kan matanya beberapa kali, ini serius Reynand tidak salah dalam berbicara?
Saat ini Ariana sedang ketakutan sekali dengan Reynand yang ada di hadapannya sekarang. Sudah seperti om-om mesum. Ariana segera menggeleng kan kepalanya dengan cepat, "Engga mau, saya lebih nyenyak jika tidur sendiri. Saya mau balik ke kamar dulu, bye!" Segera ia berlari untuk menjauh dari lelaki itu untuk mengamankan dirinya di dalam kamar.
Bukan apa-apa, masalahnya adalah seumur hidup Ariana tidak pernah tuh sekalipun ia tidur berduaan dengan lelaki. Meskipun Ariana berpacaran, tetapi ia mempunyai batasan sendiri dalam hubungan yang ia perbuat. Memilih untuk berpacaran sehat, ya paling mentok-mentok hanya pegangan tangan saja. Pantas saja selama pacaran ia selalu di khianati oleh lelaki. Karena pada dasarnya, lelaki yang ia temui selalu pacaran hanya untuk memenuhi hasrat nafsunya saja, jika wanita itu tidak mau menuruti hawa nafsu nya, maka ia dengan cepat akan berpaling beralih ke wanita yang bisa untuk memenuhi hawa nafsunya.
Reynand yang melihat ekspresi ketakutan dari wajah Ariana, apalagi sampai ia sampai berlari begitu langsung terkekeh pelan. Sepertinya Ariana sangat ketakutan jika di sentuh-sentuh oleh suaminya sendiri. Padahal dulunya mereka sudah pernah melakukan hal yang bahkan lebih dari itu.
****************
"Oh, God. Reynand benar-benar udah gila!" Ariana berlari memasuki kamarnya dengan tergesa-gesa, menutup pintu kamarnya dan mengunci kamar itu dari dalam. Menetralkan nafasnya yang berdegup dua kali lipat lebih kencang dari biasanya akibat godaan dari Reynand, di tambah lagi dia berlari-lari tadi, double kill deh tuh. Jantungnya serasa mau copot dari tempatnya.
Setelah selesai menenangkan dirinya, Ariana membanting tubuhnya ke kasur empuk miliknya. Berbaring dengan posisi tengkurap dan menenggelamkan wajahnya di bantal yang terletak di atas kasur. Membuat nafasnya tertahan di bantal itu.
Memencak-mencak seluruh tubuhnya, dan menendang-nendang kaki jenjang miliknya ke segala arah. Entahlah, Ariana sangat malu sekali dengan semua kejadian yang terjadi hari ini kepadanya. Terlebih lagi Raymond melihat adegan dirinya dan Reynand yang sangat tidak senonoh. Ya, memang sih status mereka di sini sebagai suami-istri, tapi tetap saja Ariana masih tidak terbiasa dengan hal itu!
Setelah Ariana merasa bahwa nafasnya tercekat, karena posisinya saat ini. Ia membalikkan tubuhnya, beralih menjadi posisi tidur telentang. Menatap lampu kamar berwarna putih terang yang masuk ke manik matanya. Ariana jadi berpikir, bagaimana jika pada akhirnya dia akan jatuh cinta kepada Reynand. Walaupun sekuat apapun usahanya untuk menghindari hal itu terjadi, tetapi jika itu adalah takdir yang telah di tetapkan oleh Tuhan untuknya, Ariana harus bagaimana?
Bagaimana dengan nasibnya jika mencintai seseorang yang sedari awal sudah ditentukan bukan menjadi miliknya? Dia disini hanya berperan sebagai bayang-bayang dari istrinya Reynand, bagaimanapun itu Reynand tidak pernah menganggap Ariana sebagai bentuk aslinya, dia hanya menganggap bahwa yang berada di dekatnya saat ini adalah istrinya.
Ariana segera menghilang kan pikiran nya yang tidak masuk akal, bagaimana pun itu ia akan berusaha keras untuk tidak terbawa perasaan pada lelaki itu, lagian dia di sini mungkin hanya sementara saja? Ariana tidak tahu kapan ia akan pergi dari tempat ini. Jadi Ariana tidak boleh terbawa perasaan sedikitpun kepada orang-orang yang saat ini berada di dekatnya. Bila tiba waktu itu terjadi, maka Ariana tidak akan terlalu merasa kehilangan.
Mengusap rambutnya sendiri, sambil mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja. Toh, selama ini juga dia merasa bahwa di dunianya ia tidak pernah menjahati orang lain. Jadi tidak mungkin Tuhan memberikan nasib yang buruk kepadanya kan?
****************
Membuka kelopak matanya, Ariana melirik ke seluruh ruangan yang sangat minim penerangan, tempat nya saat ini berada. menautkan alisnya, di mana saat ini ia berada?
"Helloo, apakah ada seseorang di sini? teriak Ariana, berharap saat ini ada seseorang yang dapat menemani nya.
Tetapi nihil, ia tidak bisa menemukan tanda-tanda ada makhluk hidup di sini. Bahkan semut yang lewat saja tidak ada. Ariana mengusap pergelangan tangan nya yang sudah meremang ketakutan. Apa jangan-jangan Ariana berpindah tubuh lagi ke seseorang yang genre hidupnya horror?
"Aduh, mana gue takut gelap lagi," ucap Ariana, sambil berusaha untuk melangkah kakinya mencari-cari jalan agar ia bisa keluar dari ruangan ini. Ia memicingkan matanya saat melihat seseorang yang berada di pojok ruangan. Seorang Wanita, berambut panjang dengan posisi duduk dan meringkuk kan badannya, sehingga Ariana tidak bisa melihat dengan jelas muka seorang wanita itu.
Ia bernafas lega saat mengetahui bahwa tidak hanya dirinya yang berada di ruangan yang minim pencahayaan. Tetapi di satu sisi Ariana juga jadi merinding sendiri, ini bukan seperti yang ada di adegan film-film horror kan?
Demi apapun, Ariana dalam seumur hidupnya hanya sekitar 2 kali menonton film horror. Itu pun karena di paksa terus-terusan oleh teman-temannya.
Mereka bilang, itu untuk melatih mentalnya Ariana agar tidak terlalu kaget jika bertemu hantu betulan. Tapi nyatanya, menonton film horror malah membuat Ariana menjadi ketakutan dan was-was dalam tidurnya. Lebih buruknya, ia di mimpikan lagi di kejar-kejar oleh setan. Mana di dalam mimpi itu larinya lambat banget lagi! kejadian itu benar-benar membuat Ariana menjadi parno sendiri.
Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak menonton film horror lagi seumur hidupnya, walaupun ia harus bermusuhan dengan temannya karena dirinya yang tidak ingin menonton film horror.
Karena penasaran akhirnya Ariana memutuskan untuk memberanikan dirinya, melangkah kan kaki nya secara perlahan, mengendap-endap agar suara langkah kaki miliknya tidak terdengar. Ia hanya takut jika seorang yang berada di pojok itu mendengar suara langkah kakinya, secara tiba-tiba dia mengangkat wajahnya. Dan ternyata muka itu penuh dengan darah yang mengalir, dan juga hancur lebur, terus ia bakal mengejar Ariana karena suara langkah kakinya yang sangat berisik.
Ariana memberhentikan dirinya saat tepat berada di hadapan seorang wanita itu, entah dapat keberanian dari mana Ariana sampai berani-beraninya mendekat kepada orang yang sangat aneh. Tetapi satu hal yang Ariana yakini saat ini, bahwa seseorang yang kini tepat berada di hadapannya bukanlah makhluk yang tidak kasat mata. Karena dari perawakan nya dia benar-benar seperti manusia, buktinya dia ada kaki tuh.
"Hei, are u okay?" Ariana membuka suaranya, melihat seorang wanita itu hanya menyembunyikan wajahnya saja, terlebih lagi wanita ini dalam sepenglihatan Ariana tampak seperti seorang gembel. Baju nya yang bagus dan sepertinya mahal, tetapi sudah kotor dan bolong-bolong. Dan rambut wanita itu yang acak-acakan sekali, udah engga di sisir berapa Minggu ya? pikir Ariana.
Sebenarnya Ariana takut sih, cuman kan genre di dalam hidupnya bukan horror tetapi angst! alias hidupnya se-menyedihkan itu.
Menelan salivanya dengan susah payah, saat Ariana melihat wanita itu perlahan-lahan mengangkat kan wajah miliknya.
Tubuhnya secara mendadak menjadi kaku, ia bahkan tidak sanggup untuk berbicara sepatah kata pun saat melihat wajah seorang wanita itu.