Kisah seorang wanita yang hidup miskin, pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, dirinya adalah tulang punggung keluarga ada adik yang masih sekolah dan ibu yang menderita sakit.
Di sisi lain ada pria mapan dan tampan namun sangat dingin dan kejam bagi lawan-lawannya, saat ini ia menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarga miliknya, bagi sang pria wanita bukanlah prioritas bagi hidupnya.
Namun suatu insiden membuat sang pria tidak dapat melupakan wanita itu,!!
Yukkk Ikutin Ceritanya !!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan sakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Mila sudah mengabari suaminya, bahwa dia akan segera sampai di kantor. mobil yang membawa Mila telah sampai di depan lobi, Mila turun dengan beberapa paper bag di tangannya.
salah satu satu resepsionis sempat menawarkan bantuan untuk mila, namun menolak nya dengan halus, Mila berkata bahwa apa yang dia bawa tidak terlalu berat, dan juga Mila mengucapkan terima kasih atas tawaran nya.
karena melihat tidak sekretaris Rafa di meja nya, Mila yang tanpa mengetuk pintu langsung saja membuka pintu ruangan Rafa.
" siang mas Rafa " sapa Mila yang menyembulkan kepalanya kedalam ruangan Rafa.
" siang juga my wife, " Rafa beranjak menghampiri Mila yang sudah masuk sepenuhnya.
Mila menduduk kan dirinya di sofa dengan menaruh paper bag yang di bawanya di atas meja. Mila menyalami tangan Rafa saat Rafa sudah berada di dekatnya.
" kamu bawa apa saja sayang ?" tanya Rafa karena melihat ada beberapa paper bag di hadapannya.
" dua bag berisi makanan untuk kita, satu bag makanan untuk Rendi, sedangkan tiga bag lainnya untuk melati yang isinya oleh - oleh kemarin mas " Mila menjelaskan satu per satu isi dari bag yang dia bawa.
Rafa memanggil Rendi melalui sambungan telepon untuk datang ke ruangannya, sedangkan Mila menyuruh melati masuk ruangan CEO melalui pesan hijau.
Rendi dan melati datang bersamaan, agar tak banyak memakan waktu Rafa segera memberi paper bag yang berisi makanan untuk Rendi, serta juga memberikan tiga bag tersebut pada melati, Mila menjelaskan bahwa isi dari bag tersebut adalah oleh - oleh darinya, dan satu bag berisi makan siang untuk melati.
melati mengucapkan banyak terima kasih karena Mila sudah memberi nya hadiah beserta makan siang untuknya.
Rendi dan melati sudah keluar dari ruangan Rafa. karena sebentar lagi waktunya makan siang.
" kenapa kamu memberi Rendi dan melati makanan juga ?" tanya Rafa, sebenarnya Rafa tidak keberatan tapi diabhanya tahu alasan Mila melakukan itu.
" kalau kak Rendi karena kak rendi itu selalu ada di samping mas jadi makanan itu sebagai ucapan terima kasih saja karena sudah setia sama mas "
" kalau melati karena dulu melati sering memberi Mila makanan yang bisa di makan sampai malam hari, jadi sekarang karena Mila sudah mampu, Mila ingin membalas kebaikan melati yang dulu pada Mila " lanjut Mila.
" mas tidak marah kan, maaf kalau Mila melakukan itu tanpa persetujuan mas terlebih dahulu " ucap Mila pelan.
Rafa beralih duduk ke samping Mila.
" mas enggak keberatan sayang, mas justru bahagia karena memiliki istri yang bisa menghargai apa yang di lakukan oleh orang lain terhadapnya " tutur Rafa.
" yah sudah, sebaiknya kita makan karena mas sudah lapar sekali " canda Rafa membuat senyum Mila merekah di bibir nya.
tak menunggu lama, Mila mengeluarkan semua kotak makanan yang telah di persiapkan dari rumah, di buka satu per satu kotak tersebut, Rafa dapat mencium aroma yang enak dari makanan yang di bawa oleh Mila.
" maaf ya mas, semua makanan ini koki yang buat, Mila cuma request menu nya aja " ucap Mila dengan cenggiran menghiasai bibirnya.
" tidak apa - apa sayang, kamu tidak perlu terbebani dengan masalah masak memasak, mas tidak menuntut apapun dari kamu " balas Arga dengan tulus.
Mila mengambilkan makanan untuk Rafa, barulah Mila mengambil makanan sendiri. kedua makan dengan suasana hangat karena di sertai dengan obrolan yang menarik.
beberapa menit kemudian, baik Rafa dan Mila sudah menyelesaikan acara makan siangnya, bahkan makanan yang di bawa maira pun semua sudah ludes dan bersisa.