Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Bab 2
1 minggu berlalu setelah Nadia mengetahui tentang perselingkuhan suaminya.
Nadia baru sadar jika selama ini ternyata suaminya mempunyai dua ponsel. 1 untuk dia, sementara 1 nya untuk wanita itu.
Seseorang yang Nadia tahu namanya adalah Cindy, rekan kerja Aslan.
Astaga! dada Nadia sesak sekali, berulang kali dia menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya kasar.
Tak ada satu pun kata yang bisa menggambarkan pedihnya hati Ini.
Meski sudah berulang kali menenangkan diri tapi tetap saja hatinya hancur, hidupnya sudah rusak.
Langit tidak lagi berpihak kepada dia, semuanya runtuh tepat di atas kepala.
Ditampar dengan kenyataan yang sangat menyakitkan.
"Mom."
Suara Zayn membuat lamunan Nadia buyar.
"Aku mau berangkat sekolah Mom, ayo antar. Daddy tadi buru-buru ke kantor, jadi dia tidak bisa mengantarku."
Jelas saja dia buru-buru, pasti ingin menemui wanita itu.
Huh! Nadia kembali membuang nafasnya kasar, berjongkok dan memeluk anaknya sejenak.
"Baik sayang, mommy ambil kunci motornya dulu ya."
Zayn mengangguk patuh dengan bibirnya yang tersenyum.
Mengantarkan Zayn ke sekolahnya dan kembali mengemudi motor tanpa arah dan tujuan. Pikiran Nadia begitu kosong.
Dia sampai tidak sadar jika di depan sana lampu merah. Motor yang dia kendarai menabrak mobil yang berhenti tepat di hadapan dia.
Brak!
Brug!
Nadia jatuh dan tertimpa motor itu pula. Beberapa orang berteriak dan memberikan pertolongan.
Sang pemilik mobil pun keluar dari dalam sana, menatap mobilnya yang sudah ringsek.
"Shiit!" pria itu mengumpat tapi tak punya kesempatan untuk memperpanjang urusan.
Dia hanya melihat pelakunya adalah seorang wanita yang lemah, nampak miskin dan tak akan bisa mengganti rugi.
"Berikan uang ini untuk wanita itu berobat, aku tidak bisa lama-lama," ucap Steve, pria pemilik mobil. Dia menyerahkan beberapa lembar uang pada salah satu warga.
Pria itu pun segera memberikan uangnya pada Nadia.
"Mbak, ini uang dikasih yang punya mobil. Untung mbak nabrak orang baik," ucap bapak-bapak itu.
Tapi Nadia hanya melamun, dia bahkan seolah tak sadar apa yang telah terjadi. tidak merasa bahwa kakinya mengeluarkan darah.
"Mbak!"
"Iya Pak."
"Ini uangnya."
"Terima kasih."
Orang-orang yang berkerumun mulai pergi. Tapi Steve yang memutar jalan untuk pindah jalur kembali melihat wanita itu.
"Dia seperti wanita gila," gumam Steve.
Jacob yang duduk disampingnya tertawa.
"Tapi dia terlihat cantik kan?"
Steve berdecih dan tertawa sekaligus.
Dan Nadia masih duduk di sana sampai ponselnya berdering. Panggilan dari guru Zayn.
"Bu, Zayn sudah pulang sekolah. Mohon untuk segera dijemput ya Bu."
Astaga.
"Baik Bu, maafkan saya."
Panggilan itu putus.
"Awh!" ringis Nadia saat merasakan kakinya yang begitu nyeri. Baru sadar jika dia telah mengalami kecelakaan.
Tapi sakit di kakinya tidak begitu Nadia rasa, dia harus segera menjemput sang anak.
Duduk di jalanan itu membuat Nadia mengambil kesimpulan. rumah tangganya dengan Aslan tentu tidak bisa lagi dipertahankan. tapi dia tidak akan dengan mudah mengakhirinya begitu saja.
Nadia harus mengambil apa yang sudah jadi haknya sebelum dikuasai oleh wanita itu.
Ya, sebelum aku mengajukan gugatan cerai, aku harus mengambil semua uang milik pria badjingan itu. 7 tahun pengabdianku tidak akan Sudi dibayar dengan harga yang murah. Tekad Nadia.
Mengakhiri semua kekacauan ini, hidupnya tidak boleh benar-benar hancur. Dia dan Zayn harus tetap bahagia.
Satu bangkai biarkan tetap busuk sendirian.