NovelToon NovelToon
ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Persahabatan / Fantasi Wanita / Transmigrasi Copyman
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Kisah Odelia sang putri duyung terpaksa memindahkan jiwanya pada tubuh seorang wanita terdampar di tepi pantai, kerena situasi berbahaya sebab ia di buru oleh tunangan serta pasukan duyung atas kejahatan yang ia tidak lakukan.

Di sisi lain wanita terdampar dan hampir mati mengalami hal yang pilu di sebabkan oleh tunangannya.

Akankah Odelia mendapatkan kembali tubuh duyungnya untuk membalaskan dendamnya serta orang yang telah merebut kebahagian tubuh yang ia ditempati atau Odelia memilih menjalani hidup bersama orang yang mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Klik

“Sampai jumpa”

“Sampai jumpa” Penelope mengunci pintu gerbong kereta berisikan roti dan perlengkapan kios mereka.

Keduanya berjalan pulang menuju rumah Catherine, dalam perjalan Penelope terus membicarakan mengenai parade yang menyenangkan.

Di kejauhan kuda menghampiri mereka.

“Catherine!” Jamie segera turun dari kudanya menghampiri Odelia.

“Coba ini” Jamie mengeluarkan sapu tangan dari tasnya.

Odelia melihat semacam manisan berwarna merah kenyal dengan kacang di tengahnya di tambah taburan tepung gula.

“Apa ini?” Odelia tertarik dengan manisan di tangan Jamie.

“Aaaaaaa” Jamie membuka sarung tangannya, mengambil manisan itu ingin memberikannya langsung pada Odelia.

“Aku bisa memakannya sendiri” Odelia ingin menolaknya, namun melihat mata indah Jamie yang sedih ia tidak dapat menahanya.

Odelia pun menyelipkan rambutnya agar tidak mengenai manisan ini, memakan langsung manisan dari tangan Jamie.

“Bagaimana rasanya?” Jamie sangat senang Odelia memakannya.

“Eummm sangat manis dan kenyal” Odelia menyukainya.

“Aku ingin mencobanya” Penelope melihat Odelia menikmati manisan ini, ia membungkuk dan membuka mulut.

“Makanlah sendiri” Jamie tidak ingin menyuapi Penelope, ia mengulurkan tanganya agar Penelope dapat mengambil manisan ini sendiri.

“Cikh! Kau sangat pilih kasih” Penelope kesal mengambil manisan dan memakanya.

“Eumm, benar ini sangat manis dan kenyal” Penelope menutup mulutnya terkejut dengan rasa manisan ini.

“Darimana kau membelinya” Penelope bertanya dan mengambil manisan untuk dirinya.

“Kerabat ku mambawa ini dalam perjalanan mereka” Jamie dengan bangga.

“Habiskanlah, Cath” Jamie menyerahkan sisa manisan di sapu tanganya pada Odelia.

“Terimakasih” Odelia menerima manisan ini dengan senang.

“Apa yang kalian bicarakan?” Adrian turun dari kudanya menghampiri ketiganya, di belakangnya terdapat Ael dengan kuda hitamnya.

“Jamie memberikan kami manisan”

“Kemana kalian akan pergi?” Penelope bertanya sembari membersihkan tangannya.

“Kami akan pergi untuk melapor ke istana” jelas Adrian melihat manisan di tangan Odelia, dan ingin mencobanya namun tangan di pukul oleh Jamie.

“Pria dewasa tidak memakan manisan ini” Jamie menghentikan Andrian.

“Lihat saja kau!” Adrian mengelus tanganya.

“Setelah kami melapor, kita akan langsung menuju rumah Catherine” Adrian.

“Bagaiman dengan tugas mengawasi kota?” Penelope melihat ke jalan yang masih ramai.

“Kami membagi tugas dengan prajurit kapal” Adrian menunjuk para prajurit di kejauhan.

“Baiklah, sampai jumpa nanti malam” Penelope serta Odelia akan pergi, Odelia memasukan sapu tangan Jamie ke dalam tasnya.

“Sampai jumpa” Jamie sengera menaiki kudanya.

Saat Odelia melewati Adrian, Adrian dengan sengaja menyentuh jari Odelia dengan gerakan yang ringan hingga orang lain tidak menyadarinya. Odelia hanya melirik Adrian dan melewatinya.

Ael yang tidak turun dari kudanya melihat dengan jelas apa yang di lakukan Adrian.

......................

Mereka berkumpul di balkon rumah Catherine menikmati makan malam bersama di hari festival musim semi.

Davian menghela napas panjang, menenggelamkan wajahnya di kedua tanganya ia merasa cukup lelah saat ini.

“Gunakan ini” Penelope memberikan mangkung dengan handuk hangat di dalamnya.

“Terimakasih” Davian mengambil handuk menutupi wajahnya dengan handuk dan bersandar pada kursi untuk mengistirahatkan tubuhnya.

“Apa yang terjadi?” Penelope kembali duduk di meja makan.

“Kapal kerajaan berlabuh di kota membawa pasukanya, mereka berlabuh lebih cepat dari perkiraan kami”

“Davian harus mengatur semuanya di tengah festival ini” Jamie memakan kacang kedelai dan melirik Adrian.

“Ian, bagaimana bisa kau masih makan malam bersama kami?” Jamie terheran dengan sikap Adrian yang tidak berubah.

“Mereka akan menemui kakek terlebih dahulu” Adrian menatap Odelia dengan khawatir.

Odelia dan Penelope tidak memahami apa yang di bicarakan Jamie dan Adrian. Jamie bertanya mengenai kios mereka untuk festival kali ini dan Penelope menjelaskanya.

“5 koin emas?”

“Hadiah yang cukup besar untuk tantangan memakan roti” Jamie tidak percaya dengan hadiah yang di berikan.

“Tunggu dulu, apa kalian masih menggunakan rasa yang sama dengan tahun lalu” Jamie mengingat tidak mungkin Tuan Laurent akan membuat rasa yang biasa aja.

“Tidak, kali ini Elio yang membuatnya” Penelope tersenyum misterius.

“Gehhh, aku tidak tertipu kembali” Jamie mengingat rasa ketika ia mencobanya tahun lalu.

Semua orang tertawa, bunyi terompet terdengar. Para pria pergi untuk menjalankan tugas mereka mengawasi perayaan Bloomtide di pantai.

......................

Cahaya lilin menerangi jalan menuju pantai, warga kota serta pendatang yang mengikuti perayaan Bloomtide membawa karangan bunga di tangan mereka.

Hembusan ombak pantai yang tenang membuat hati setiap orang merasa tenang di malam perayaan, Odelia mengenakan gaun biru muda membawa dua karangan muda bersama Penelope di sampingnya.

Penguasa kota serta keluarga bangsawan memimpin berjalan di jembatan dermaga, meniup terompet kerang di tanganya penguasa kota menghayutkan karangan bunganya di ikuti keluarga lainya.

Para prajurit segera meniup terompet kerang, menandakan Bloomtide telah di mulai. Cahaya lilin menerangi setiap karangan bunga terbawa arus lautan membawa perasaan setiap orang di dalamnya.

Menunggu giliranya untuk menghanyutkan bunga, Odelia dapat melihat para pengawal istana segera pergi meninggalkan dermaga bersama penguasa kota.

“Cath, ayo pergi” Penelope memanggil Odelia.

Berjalan di garis pantai, Odelia merasan setiap butir pasir menyentuh kakinya, melihat ombak tenang di hadapnya Odelia menghayutkan dua karangan bunga di tangan.

“Catherine, jika kamu menerima bunga ini. Aku harap saat ini kamu bahagia di sana”

“Ijinkan aku hidup saat ini dengan tubuh mu”

“Berikan aku kekuatan untuk menjalaninya” Odelia menatap dua karangan bunga yang terbawa oleh arus laut menjauh darinya.

Melihat Penelope di sampinya, menyatukan kedua tanganya serta menutup kedua matanya ia terlihat sedang berdoa dengan tenang. Menunggu Penelope, Odelia melihat banyaknya warga kota yang ikut dalam perayaan ini berbeda dengan parade di siang hari yang penuh dengan kemeriahan saat ini suasana sangat tenang.

“Maaf membuat mu menunggu” Penelope memegang gaunya berjalan munuju Odelia yang berdiri di sisi jalan.

“Tak apa” Odelia menggelengkan kepala dan tersenyum pada Penelope.

“Saat kita kembali membuka kios dan bersenang-senang” Penelope mengepalkan kedua tanganya dengan semangat. Kedua segera berjalan menuju alun-alun kota, beberapa anak-anak berlarian melewati kedaunya dengan gelak tawa kini kota kembali dengan kemeriahan cahaya terang terlihat di alun-alun kota, alunan musik mulai terdengar serta kios-kios kembali menjajahkan keunikanya.

Di dekat kios Elio melambaikan tangan pada keduanya, Penelope segera membuka gerbong kereta mereka mulai mempersiapkan tantangan roti musim semi kembali. Penelope dan Elio menguncangkan lonceng dengan semangat dan meneriakan tantangan ini, berbeda dengan parade di siang hari hanya beberapa orang yang berani mencoba tantangan.

Kali ini kios di keliling oleh banyak orang untuk mencoba peruntungan mereka mendapatkan hadiah yang cukup tinggi lima koin emas, namun belum ada yang dapat menyelesaikan tantangan roti ini mereka hanya mampu menghabiskan tiga sampai empat roti dan menyerah, sama seperti siang hari mereka tetap mendapatkan jus dan roti gratis.

Api unggun telah menyala tanda waktu mendekati tengah malam, musik terdengar saatnya pesta dansa di alun-alun kota akan di laksanakan.

“Untuk mengakhiri tantangan ini”

“Hadiah akan di tambahkan!” Penelope mengumumkan perubahan, beberapa orang nampak antusias mendengar ini.

“Selain mendapatkan lima koin emas, pemenang dapat berkencan malam ini dengan salah satu wanita cantik kami yaitu….”

“Catherine!” Penelope mengarahkan loncengnya pada Odelia tengah berdiri di samping kios, para pria seketika melihat pada Odelia dan berteriak mendengar hadiah berkencan dengannya.

Odelia ikut terkejut mendengar pengaturan Penelope.

...----------------...

1
Jovanka
Apakah sesungguhnya Ael pangeran dari negeri tetangga?? suka gemes dgn interaksi odelia dan Ael 😁
Tilia: /Doge/ hehehe /Chuckle/
total 1 replies
Diane J
✨✨
Tilia: ,,❣️❣️❣️
total 1 replies
Jovanka
semangatt !!!
Tilia: Semangat ✨✨✨
Terimakasih kak ,❣️
total 1 replies
Dayra Malay
Bingung harus ngapain tanpa cerita ini setiap malam 😔
Tilia: Di tunggu ya kak 😊
update secepatnya 🚀
total 1 replies
Bridget
Kisahnya bikin aku lebih semangat menghadapi hidup!❤️
Tilia: Makasih Kak /Heart/
Semangat terus 💪🏻....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!