NovelToon NovelToon
Patah Tumbuh

Patah Tumbuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Sistem / Berbaikan / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Matri

Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan setelah berpisah dari orang yang dicintainya. Namun, takdir berkata lain karena ada kisah lain yang muncul setelah mereka berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 31

Begitu tiba di rumah Hazel, Senja disambut oleh Arin, pelayan perempuan yang kemarin melayani dia.

"Mari saya antar ke kamar Nona." Arin mempersilahkan.

Senja mengangguk dan mengikuti langkah Arin. Mereka melangkah ke sebuah kamar. Arin membuka pintu kamar dan kemudian mempersilahkan Senja masuk.

"Silahkan Nona."

Anggi melangkahkan kaki masuk ke dalam. Dia takjub dengan kamar yang sangat luas dengan dekorasi berwarna coklat kayu dan biru muda. Perpaduan warna yang sangat cantik.

Di dalam kamar itu terdapat 3 ruangan. Mulai dari kamar mandi, kamar ganti dan kamar kerja.

"Kamar ini cantik sekali. Aku tidak pernah membayangkan akan tidur di kamar semewah ini." Gumam Senja terkagum- kagum.

"Jika ada lagi yang Nona butuhkan, Nona bisa memanggil saya. Saya ditugaskan Tuan Muda Hazel untuk menjadi pelayan pribadi Nona mulai hari ini." Arin menjelaskan.

"Siapa nama kamu?" Tanya Senja lembut.

"Nama saya Arin."

"Baiklah Arin, nama saya Senja. Mungkin saya akan sering mencari mu. Mohon bantuannya ya." Senja memperkenalkan diri.

"Jangan sungkan Nona, itu sudah menjadi tugas saya."

"Terimakasih. Oh ya, apa Hazel ada di rumah?" Tanya Senja.

"Tuan sudah pergi sore tadi. Beliau sedang pergi ke kota A untuk menemui Presdir." Jelas Arin.

"Tuan besar? Oh ya. Dia berkata bahwa dia akan memperkenalkan ku dengan keluarganya. Apa ini ya maksudnya?" Gumam Senja.

"Lalu, apa yang harus saya lakukan?" Tanya Senja.

"Tuan hanya berpesan agar Nona tetap menunggu di sini. Oh ya, kamar Tuan Muda tepat di depan kamar Nona. Dan karena ini sudah jam makan, apa Nona mau saya bawakan makanan ke kamar? " Arin menawari.

"Tidak usah Arin. Saya sudah makan. Kamu boleh pergi. Terimakasih." Senja memberi perintah.

Arin kemudian keluar dari kamar. Bersamaan dengan itu, Senja membuang diri ke atas tempat tidur.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku berharap ada keajaiban agar aku tidak harus melewati ini semua." Senja memohon dalam hati.

.

.

Arin keluar dari kamar Senja dan dia menuju ke dapur. Rupanya sudah ada beberapa pelayan yang menunggunya.

"Eh Arin. Gimana?" Tanya Tania. Salah seorang pelayan.

"Gimana apanya?"

"Itu. Calon istrinya tuan."

"Ngga gimana- gimana kok. Kalo menurut aku sih, Nona kayaknya orang yang baik deh."

"Kok bisa ya cewek kayak dia bakal jadi nyonya di rumah ini? Setau aku ya, dia itu juga bukan dari keluarga yang sepadan sama Tuan. Apa dia menjual diri?" Seorang pelayan bernama Rita yang terkenal dengan keculasannya berbicara.

"Wah kamu nih Rit. Sirik aja sih." Tania kesal.

"Ngapain sirik? Paling juga dia cuma dipakai sebentar sama Tuan terus nanti dibuang deh." Rita mengompori.

"Udahlah Rit. Kamu mending fokus aja deh sama kerjaan kamu. Ngga usah sebar fitnah. Awas aja kalo sampe di dengar Pak Arjun. Bisa kena kamu." Arin menakut- nakuti.

"Huuuh. Malas aku ngobrol sama kalian." Rita menghentakkan kaki dan pergi meninggalkan Arin dan Tania yang tersenyum usil.

.

.

Di Kota A, Hazel sedang makan bersama keluarganya. Ada mama Elena, Presdir yang duduk di kursi roda, serta Anderson, sang Paman.

"Hazel, tumben kamu ke sini. Gimana kerjaan kamu di sana?" presdir bertanya.

"Pekerjaannya baik Kakek."

"Baguslah. Kakek berharap banyak dari kamu." Roger memuji Hazel yang membuat Anderson kesal.

"Wah wah wah Hazel. Kamu sepertinya belajar dengan baik ya seperti Mama kamu. Oh ya Presdir. Charles baru saja berhasil memenangkan sebuah proyek. Saya rasa dia sudah bisa dipertimbangkan." Anderson memuji anaknya Charles.

"Apa maksudmu?" Tanya Roger.

"Yaaa. Maksud saya adalah, mungkin dia juga bisa dipercayakan satu daerah untuk semakin melatih kemampuannya." Anderson mengutarakan maksudnya.

"Jangan bercanda." Roger menjawab.

"Bagaimana saya bisa bercanda Pa. Charles adalah cucu kandung ayah. Dia berhak mengambil bagian dalam perusahaan kita." Anderson marah.

"Sepertinya kamu lupa bahwa perusahaan ini sudah seharusnya bangkrut di waktu lalu." Roger mengingatkan.

"Tapi Pa." Anderson ingin membela diri.

"Jangan rusak suasana makan malam ini. Aku sedang berbahagia karena cucuku datang." Roger mengingatkan.

"Maaf Pa." Anderson mengalah. Dia geram. Mengepal tangannya kuat.

"Hazel. Bagaimana? Sepertinya kamu ingin menyampaikan sesuatu." Tanya Roger.

"Benar Kek. Saya akan menikah 3 hari lagi." Hazel menyampaikan maksudnya.

"Menikah?" Elena yang terkejut.

"Benar Ma. Bukan tanpa sengaja Hazel mau menikah. Minggu depan akan diadakan Konferensi Bumi Perusahaan terbesar di seluruh dunia di Negara D. Hazel berencana akan menghadiri Konferensi tersebut, karena Hazel ingin menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa perusahaan dari negara lain yang masih berkaitan dengan pekerjaan kita." Jelas Hazel.

"Lalu, apa hubungannya dengan menikah?" Elena kembali bertanya.

"Salah satu syarat adalah, setiap perusahaan yang harus ikut hadir adalah mereka yang memiliki pasangan. Karena peran seorang istri akan juga diperhitungkan dan juga karena mereka akan diikutsertakan dalam sebuah perkumpulan yang khusus untuk para pasangan." Sekali lagi Hazel menjelaskan.

"Wah itu cukup rumit ya. Saya bisa tebak, kamu pasti menikah kontrak kan? Atau kamu akan menyewa perempuan itu. Sepertinya kamu tidak perlu capek- capek melakukan itu. Di antara kita, saya sendiri yang memiliki istri. Kalau hanya untuk sekedar mewakili perusahaan, saya bisa melakukan itu." Anderson menawarkan diri.

Kakek Roger masih terdiam mendengar penjelasan Hazel.

"Baiklah. Kakek percaya kamu akan melakukan yang terbaik. Apa yang harus Kakek lakukan?" Tanya Roger akhirnya membuka suara.

"Presdirrrr..." Elena melihat ke Roger. Dia terlihat belum setuju.

"Hazel hanya ingin keluarga Hazel hadir dalam acara pernikahan. Karena rencananya, pernikahan ini akan dirahasiakan."

"Hmmmm begitu ya. Baiklah. Kakek akan hadir, sebagai Kakek, bukan sebagai seorang Presdir." Roger menjelaskan.

Anderson dan Elena terlihat kalut dengan pikiran mereka masing- masing. Terutama Elena sebagai seorang Mama.

"Terimakasih Kek. Hazel akan sampaikan informasi lebih lanjut nanti."

"Heeem.." Kakek Roger mengangguk.

.

.

Hazel sedang bersama Elena di ruang kerja Elena.

"Sayang. Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?" Elena membuka suara.

"Ma. Hazel mengerti mama pasti khawatir. Tapi Hazel harap Mama mau percaya pada keputusan Hazel." Hazel berlutut di depan mamanya dan menggenggam kuat tangan mamanya.

"Mama hanya takut sayang. Kenapa kamu harus menikah?" Perlahan Elena mengeluarkan air matanya.

"Karena perempuan itu adalah Senja." Hazel menyebut nama Senja.

"Senja? Senja yang itu?"

"Iya Ma. Selama 6 tahun Hazel berusaha mencari dia dan Hazel berhasil menemukannya. Saat ini Hazel benar- benar bahagia Ma. Hazel yang sudah menghancurkan masa depannya dan Hazel ingin menebusnya." Hazel mengeluarkan isi hatinya.

"Ahhhh. Kalau begitu cepat pertemukan kami." Elena terlihat lega ketika tahu yang akan menjadi istri Hazel adalah Senja.

"Pasti Ma. Pasti." Hazel tersenyum.

.

.

Pukul 3 pagi, Hazel tiba di rumahnya. Sebelumnya, dia sudah mendapat laporan bahwa Senja sudah berada di rumahnya. Dia bergegas masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di depan kamar, dia membuka pelan pintu kamar Senja yang tepat berada di depan kamarnya.

"Aku hanya akan melihatnya sebentar." Ucapnya dalam hati.

Suasana dalam kamar terlihat sepi. Hanya ada lampu remang yang menyala. Hazel melangkah perlahan mendekat pada Senja.

"Dia sudah tidur rupanya." Gumamnya.

Dilihatnya lekat wajah Senja. Tangannya perlahan membelai pelan wajah Senja dengan lembut. Sebuah senyum tersungging di ujung bibirnya.

"Aku tidak akan lagi melepaskan mu Senja." Bisik Hazel lembut.

Cuppp.

Sebuah kecupan mendarat di kening Senja.

"Selamat tidur Senja." Hazel kemudian pergi dari dalam kamarnya.

.

.

BERSAMBUNG...

1
Frozen Heart
di tunggu kelanjutannya..
poeta🌸: maksih ya kak
total 1 replies
Frozen Heart
smangat ya author
Frozen Heart
Senja dan Hazel smoga langgeng
poeta🌸: makasih ya kak selalu mampir 🙏
total 1 replies
Frozen Heart
smoga mereka berdua jdian
Frozen Heart
bkn mobil mksdnya motor kli yaa
poeta🌸: mobil kak. bukan motor 😁
total 1 replies
Frozen Heart
smakin menarik ceritanya
poeta🌸: yeesss 😁😁
total 1 replies
Frozen Heart
author, ceritanya bikin penasaran ajaaa
poeta🌸: dipantau terus ya kak
total 1 replies
Frozen Heart
ѕмαηgαт уα αυтнσя..
poeta🌸: terimakasih dukungannya 🙏
total 1 replies
Frozen Heart
ѕмαηgαт уα
Frozen Heart
ѕмαηgαт уα αυтнσя
Frozen Heart
🆂🅴🅼🅰🅽🅶🅰🆃 🆈🅰 🅰🆄🆃🅷🅾🆁
Frozen Heart
𝕤𝕞𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥 𝕪𝕒𝕒𝕒 𝕒𝕦𝕥𝕙𝕠𝕣
Frozen Heart
𝕟𝕒𝕞𝕒 𝕔𝕝𝕖𝕠 𝕜𝕖𝕓𝕖𝕥𝕦𝕝𝕒𝕟 𝕤𝕒𝕞𝕒 𝕟𝕒𝕞𝕒 𝕕𝕘 𝕜𝕜𝕢𝕦
poeta🌸: hai cleo. salam kenal 👋👋
total 1 replies
Frozen Heart
𝕔𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕜𝕖 𝕤𝕚𝕟𝕚 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕤𝕖𝕣𝕦𝕦𝕦..
poeta🌸: terus dipantau ya kak
total 1 replies
Frozen Heart
§êrµµµ jgå
Frozen Heart
seruuuuu
Frozen Heart
.•♫•♬•maaf author jarang komen, soalx keasikan bacanya•♬•♫•.
poeta🌸: ngga apa. semoga terus suka ya 🤗
total 1 replies
Frozen Heart
seeruuuu,,
Frozen Heart
tetap smangat author, smoga ep selanjutnya smakin menarik...
poeta🌸: tetap dipantau ya kak
total 1 replies
Blue Angel
nice
Blue Angel: sama sama
poeta🌸: thanks 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!