Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Joe masih di atas tubuh Eve, ia berencana ingin menggoda Eve. Bukan nya menggoda, ia malah jadi enggan untuk beranjak.
"Bego, cepat turun!" maki Eve.
"Kalau gue gak mau?" Balas Joe.
Eve menarik nafas dalam, menghadapi orang seperti Joe emang harus dengan kesabaran tingkat tinggi.
Dalam situasi dan posisi mereka saat ini. Joe mendadak tidak bisa mengendalikan dirinya. Melihat bibir ranum serta mata indah Eve membuat dirinya terasa seperti di hipnotis.
"Lo mau ngapain?" tanya Eve merasa agak lain gerak gerik Joe.
"Minggir!!!" tegas Eve.
Joe tetap tidak mendengarkan, wajahnya semakin maju dan jaraknya semakin dekat dengan wajah Eve.
Eve berpikir keras, dia ingin segera terbebas dari pria ini.
Bug!
Tanpa ampun Eve menarik ke atas lututnya.
"AKkhhh!!!" teriak Joe menahan sakit.
Dengan cepat Eve mendorong tubuh Joe yang langsung meringkuk ke sakitan.
"Mampus Lo, gue udah bilang minggir maka Lo harus minggir!" cibir Eve memaki kebandelan Joe yang tidak mau mendengarkan perintahnya.
Kalian tahu apa yang Eve lakukan? dia dengan kuat menendang pusaka milik Jo dengan menarik lututnya ke atas.
Joe tidak bisa berkata kata, dia memegangi pusaka miliknya. Bersyukur tidak pecah, masa depannya terselamatkan.
"Gila Lo yah, kalo pusaka gue pecah gimana?" ujar Joe masih merasa kesakitan.
"Gue gak peduli!" balas Eve acuh. Ia sudah berdiri jauh dari pria itu.
Setelah mulai enakan, barulah Joe bangkit. Dia menatap Eve dengan tatapan sinis.
"Awas aja, entar gue bikin Lo memelas." Batin Joe, ia masih kesal dengan Eve.
"Ayo buruan turun, gue gak mau nunggu Lo lagi!" dengus Joe berlalu keluar terlebih dahulu.
Eve meleletkan lidahnya mengejek Joe. Kemudian ia merapikan rambutnya, memoleskan lipstik ke bibir ranum miliknya dengan lipstik berwarna pink.
Sangat imut dan lucu, Joe sampai tidak berkedip melihat penampilan Eve.
"Andaikan sifatnya selucu da imut penampilannya" pikir Joe.
Dua sejoli itu akhirnya pergi ke sebuah butik yang Liana perintahkan.
Eve mencoba memakai beberapa gaun pengantin, dan langsung di lihat oleh Joe. Semua gaun itu terlihat sangat pas di tubuh Eve. Ia jadi sulit memilih gaun yang mana untuk pernikahannya nanti.
Joe terpesona melihat penampilan Eve, secara diam diam Joe mengambil foto Eve saat mengenakan gaun pengantin.
"Cantik" desisnya.
"Yang mana?"
Joe gelagapan, ia tidak tahu kalau Eve mendengar desisan batin nya.
"Terserah, semua gaun nya cantik. Kecuali ketika Lo pake" jawab Joe dengan ekspresi juteknya. Ia masih kesal pada Eve yang menendang pusakanya.
"Maksud Lo apa? gaunnya jelek karena gue!"
"Lah, itu Lo yang mengakuinya yah"
"Bacot Lo!" balas Eve kesal.
Karyawan butik sampai heran melihat Eve dan Joe. Mereka bertengkar seolah saling membenci, tapi mereka malah memilih gaun pengantin.
"Gila, belum nikah aja gini. Apalagi udah nikah" pikir pelayan toko itu.
Eve melihat lihat ke empat gaun yang ia coba tadi. Lalu, memilih gaun putih yang akan dia kenakan tadi.Secara kebetulan gaun putih itu adalah gaun yang sama dengan foto Eve yang Joe ambil secara diam diam.
"Gue pilih ini!" ucap Eve memberitahu.
"Ok" balas Joe cuek.
Setelah keduanya memilih gaun pengantin, Joe mengajak Eve jalan ke rumahnya. Sesuai yang bundanya minta.
" Loh, gue mau Lo bawa kemana?" tanya Eve kaget, jalan yang Joe ambil tidak sesuai jalur menuju ke rumahnya.
"Bunda mau ketemu" jawab Joe cuek.
Eve mengangguk pelan, kemudian memilih diam.
Selama perjalanan mereka memang terlihat membosankan. Namun, di dalam otak keduanya sangat heboh. Apalagi ketika mereka mengingat kejadian di kamar Eve.
"Ayo turun!" titah Joe.
Eve tersentak, ia kaget mereka sudah sampai di rumah Joe. Keasikan dengan pikiran sendiri sampai dia tidak sadar sudah tiba di rumah Joe.
Mendengar suara mobil putranya. Liana segera keluar dan menyambut calon menantunya.
"Loh bunda mau kemana?" tanya Hana heran melihat sang bunda berjalan cepat seakan tengah menantikan kedatangan seseorang.
"Calon mantu datang" jawabnya tanpa menoleh.
"Mantu? oh Eve??" teriak Hana. Gadis itu ikut bergegas menyusul bundanya.
Liana dan Hana keluar, mereka tampak bersorak menyambut Eve.
" Mantu bunda" ujar Liana menerima Salim dari Eve.
"Kakak ipar" sahut Hana yang di balas dengan cubitan dari Eve
" Apaan sih Lo"
"Yuk nak masuk" ajak Liana menarik Eve dan Hana masuk ke dalam. Mereka lupa jika Joe masih di luar dan seperti tidak di anggap.
"Kok gue gak di ajak?" gumamnya sedih.
Baru satu langkah Joe hendak menyusul para ladies, tiba-tiba ponselnya berdering.
Joe jadi menghentikan langkahnya, lalu melihat ponselnya yang tertera nama Risna.
"Risna?" gumam Joe segera menerima panggilan itu.
"Yah ada apa Risna?"
"..."
"Oke, gue ke sana sekarang" balas Joe kemudian memutuskan sambungan telfon.
Joe masuk sebentar ke dalam rumah, dia pamit pada bundanya untuk keluar sebentar.
"Bun aku keluar bentar yah"
"Loh kemana, baru juga nyampe" heran Hanna.
"Ada deh, bentar doang kok" balas Joe. Ia segera berlalu.
"Aneh deh, tumben tumben banget dia sering keluar sekarang" gumam Hana heran.
"Udah lah lupain aja, mungkin keperluan sekolah" tutur bunda.
"Tu bocah aneh" jawab Hana lagi.
Sedangkan Eve, dia hanya diam saja mendengar ucapan ibu dan anak itu.
Sebenarnya Eve juga penasaran, apa sih yang membuat Joe keluar bahkan ketika acara makan malam itu dia juga terlambat. Hana sudah menyelidiki tidak ada acara apapun di sekolah bahkan rapat OSIS sudah selesai sejak 1 jam pulang sekolah.
Joe tiba di rumah sakit, dia menemui Risna yang sudah siap siap ingin pulang.
"Loh, kok Lo udah siap siap aja?" tanya Joe heran. Gadis itu belum terlalu pulih, tapi sudah ingin pulang.
"Gue gak betah di sini, gue mau di rawat di rumah aja" jawab Risna beralasan.
"Kata dokter boleh kok" imbuhnya lagi.
"Yaudah, gue urus administrasi Lo dulu" tutur Joe. Risna mengangguk.
Setelah mengurus administrasi keluar Risna dari rumah sakit, Joe pun mengantar Risna pulang. Ia sengaja memakai mobil Ferarri miliknya. Tadi ketika bersama Eve dia memakai Porsche mobil kesayangan nya.
"Ayo pelan pelan" ujar Joe penuh perhatian, ia menurunkan Risna dari kursi roda, kemudian menggendongnya masuk ke dalam mobil.
"Wah, bagus banget mobilnya. Dia sangat kaya ternyata" batin Risna, ia sangat kagum dengan Joe.
"Sudah siap?" tanya Joe. Risna pun mengangguk.
Joe pun melaju menuju ke alamat rumah Risna. Lumayan jauh, agak sedikit di pinggiran kota.
Setelah sampai di rumah Risna, Joe langsung menurunkan gadis itu dan membawanya ke dalam rumah.
"Lo yakin tinggal sendiri dalam keadaan seperti ini?" tanya Joe sedikit ragu.
"Yah mau bagaimana lagi, gue cuma punya diri gue sendiri." tutur Risna mencari simpati.
Joe tidak berkata kata lagi, dia menemani Risna sebentar, kemudian pamit pulang.
"Gue harus balik, udah jam 9 malam. Gak enak sama tetangga " tutur Joe.
Risna terlihat kecewa, sebenarnya dia ingin lebih lama lagi bersama Joe. Tapi apa boleh buat, dia tidak mungkin memaksa pria itu terus terusan bersama dengan dirinya.
"Baiklah, hati hati yah. Maaf gue jadi ngerepotin Lo"
"Gak papa kok, ini juga tanggung jawab gue" balas Joe.
Risna hanya tersenyum manis, dia mengantar Joe sampai ke depan pintu rumah tua miliknya.
Joe ,looo 11 12 kya orang tuanya Eve ,sering ninggalin ggt ajj 😏😏😏
Kecewa 🔥🔥🔥