NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

"Keterlaluan sekali dia itu, masak ayah dibilang tidak pernah kasih uang. Dia bilang dia cari uang sendiri. Kamu gak pernah kasih dia uang kah de?" tanya Hana sambil mengomel.

"Biasa kalau aku gajian aku kasih uang ke ayah kak, supaya ayah yang kasih ke Mami. Aku juga selalu belanja untuk keperluan disana setiap bulan kak." jawabnya.

"Memang aku gak pernah kasih Mami uang secara langsung tapi aku selalu belikan gula pasir, kopi, teh, minyak goreng, tepung, sunlight, molto, pasta gigi, dan kepeluan lainnya yang kiranya ayah butuhkan." imbuhnya.

"Abaikan saja Kak, toh dia juga sudah jadi Mami kita." ujar Hasna santai. Dia tidak mau ambil pusing, mau ngomel bagaimana pun Mami akan dia abaikan.

"Tadi itu hanya masalah nasi yang habis, aku cuma bertanya pada ayah malah dia nyolot." ucap Hana kesal, dari nadanya kentara dia bahkan sangat kesal.

"Aku tanya ayah, siapa yang belum makan? Nasinya habis nih." ujar Hana saat di rumah Mami. Ayah hanya menjawab.

"Sudah semua mungkin nak, tadi Yusuf juga pulang. Dia jarang sarapan, tapi kalau makan siang langsung banyak." jawab ayah.

"Oh ya sudah biar Hana masakkan lagi." jawab Hana kemudian, dia mencuci panci untuk memasak nasi. Tiba-tiba terdengar suara.

"Yusuf memang jarang makan, dia loh makan hanya sekali-kali. Dia juga pulang makan karena dia KERJA!" sahut Mami sambil ngomel-ngomel gak jelas.

"Kalau nasi habis kan bisa masak! Begitu saja kok pada cerita belakang. Masak kan tinggal masak, beras juga ada! Yusuf dia pergi jarang pulang karena bantu-bantu cari uang. Untung ada pencucian mobil sepupunya. Disana dia KERJA." imbuhnya.

Mami memotong sayur belonceng untuk di masak, padahal Hana sudah menumis timun telur dan masih ada di meja makan. Hana hanya diam mendengarkan, usai panci Hana memasak nasi lalu dia tinggalkan.

Hana ke kamar lalu mengajak anak dan suaminya ke rumah orang tua mereka. "Ayo kita pulang." ajak Hana kepada Hasyim.

"Pulang kemana? Kita kan baru datang." jawab Hasyim, dia menatap isterinya heran. "Ada apa itu? Kenapa dia cemberut begitu?" batin Hasyim yang sedang menamani Halim bermain.

"Pulang ke rumah ayah." jawab Hana membereskan barang yang sempat dikeluarkan dari koper. Hasyim ikut saja apa kata sang isteri, dia menyiapkan pakaian anaknya lalu dipakaikannya.

Setalah siap, Hana dan Hasyim pamit kepada ayah dan mami. "Loh mau kemana Halim?" tanya Mami Titik seolah tidak terjadi apa pun.

"Mau ke rumah Eyang." jawab Hana menirukan suara Halim. "Yah, kami pamit ya!" ujar Hana pelan. Ayah mengangguk setuju, usai pamit langsung ke kampung M.

"Bagitu ceritanya de." ujar Hana masih kesal setelah bercerita hal tersebut. "Nyesel aku izinkan ayah menikah kalau punya Mami tiri begitu. Kami ini sudah besar semua, tidak akan bisa ditindas." omelnya lagi.

"Sudah lah kak, gak usah bahas itu lagi." jawab Hasna meredakan amarah sang kakak. "Tempo hari sudah sempat baik ke aku kak, tapi gak tahu kenapa begitu lagi. Mungkin ya salah minum obat kali." ucap Hasna enteng.

Mereka menyudahi kekesalan mereka dengan melakukan aktivitasnya. Mandi, memasak dan makan di sore hari. "Halim makan nasi di sore hari ya?" tanya aunty Hasna.

"Iya aunty." jawab Hana. "Kata ayah kamu mengajar de?" tanya Hana menatap adiknya yang sedang membuat donat untuk cemilan.

"Iya kak, Alhamdulillah bisa mengajar di MTs al-Falah kak tempat kakak mengajar dulu." jawab Hasna. "Tapi kepala Madrasahnya sekarang pak Yanto. Dulu siapa kak?" tanya Hasna sambil menggoreng donat.

"Kakak juga lupa de." jawab Hana tanpa berpikir dulu, dia sibuk menyuapi Halim yang sedang aktif-aktifnya.

"Sudah matang donat aunty." ujar Hasna senang, Halim pun ikut heboh. Usai sholat maghrib mereka makan-makan. Ayah Ahmad tetap bermalam di rumah Mami Titik. Malamnya mereka beristirahat di kamar masing-masing.

"Asyik, Halim mau donat?" tanya Hana, dia menyiapkan di piring. Halim bersorak senang mendapat satu donat dari Ibu Hana.

"Pintar kemenakan aunty makan donat." ujar Hasna duduk di depan Halim. Mereka menikmati donat bersama-sama.

Usai makan-makan mereka mengobrol. "De, mau gak kalau aku kenalkan dengan dosen? Namanya pak Syamsu Dhuha. Dia dulu Kaprodi Manajemen, sekarang gak tahu sih apa jabatannya." Ucap Hana.

"Boleh saja kak, sebenarnya aku juga pengen nikah kak. Tapi aku gak mau kalau sama orang disini, orang tahu seluk beluknya kak." Jujur Hasna.

"Baiklah de, nanti aku coba tanya-tanya pak Syam ya!" Ucap Hana lagi, Hasna mengangguk setuju. "Kenapa kamu gak kenalan dulu sama Rahmat itu de?" Tanya Hana kepo.

"Gak kak, dia masih kerabat Mami. Aku gak mau." Jujur Hasna. "Ini saja di kantor aku disuruh menikah sama anak pak Desa. Om Hari yang usulkan." Imbuhnya.

Hasna diam sejenak. "Tapi aku diamkan saja! Tempo hari saja anak pak Desa minta nomor cewek ke aku, masak sekarang aku yang mau dijodohkan dengannya. Ya gak mau lah aku." Jawab Hasna kesal.

"Anak pak Desa?" Tanya Hana mengingat-ingat. "Zam teman kelas kamu dulu?" Tanyanya lagi.

"Iya anak pak Desa yang pertama kak. Kalau Zam kan anak keduanya. Yang itu loh kak, kak Zulfikar." Jawab Hasna malas.

"Oh, saya kira sudah nikah itu de?" Tanyanya penasaran. Halim sudah tidur ditinggal bercerita, capek bermain akhirnya tidur sendiri.

"Sudah memang kak, kan duda sekarang! Makanya banyak cewek incarannya. Tapi kayak aku ini bukanlah tipenya." Jelas Hasna sambil melanjutkan makan donat yang diolesi keju.

"Waduh, duda dong dik. Jangan ya! Kalau ada yang cowok single mending itu meski dewasa." Saran Hana serius.

"Iya kak. Aku juga maunya gitu!" Jawabnya jujur. Malam pun semakin larut, tidak lupa melaksanakan kewajiban sebelum tidur.

Pagi pun menjelang, hari ini Hasna ada rapat di kecamatan. "Kakak mau ikut ke Kecamatan? Aku mau rapat sih!" Tanya Hasna setelah mandi.

"Hhhmm boleh sih, nanti aku tunggu di tempat wisata ya de. Aku tanya kak Hasyim dulu deh." Ujar Hana, setelah tanya pada Hasyim yang setuju saja, karena memang niatnya kesana liburan.

"Jam berapa berangkat de?" Tanya Hana. Hasna sedang bersiap untuk berangkat ke kantor desa dahulu.

"Aku ke kantor desa dulu sebentar kak, ada berkas mau diambil. Nanti aku singgah kesini, tapi kakak siap-siap saja." Jawab Hasna siap berangkat.

"Okey." Jawab Hana singkat. Hasna berangkat buru-buru, beberapa menit tiba di kantor. "Untung pak Sek-des masih ada, huh." Gumamnya pelan.

Hasna mendatangi ruangan pak Sek-des untuk minta berkas yang akan digunakan saat rapat. "Jadi ke kota MI pak?" Tanya Hasna membereskan berkas yang akan dibawa.

1
Thoriq
gass update lagi /Smirk/
Hafizah
semangat update thor
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
Hani: untuk saat ini tidak ada ketua, terima kasih
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
total 5 replies
Thoriq
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!