NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjalankan Rencana

"Bu, Pak, Juna pergi dulu ya?" Pamit Juna setelah nampak rapi.

"Kamu mau kemana? Nggak makan dulu?" tanya Ibu.

"Mau melayat, Bu, teman kuliah Juna ada yang meninggal."

"Astaga..." Ibu dan Bapak nampak terkejut dan mereka langsung mengucapkan kalimat berbahasa arab, yang biasa diucapkan menurut ajaran agama yang mereka anut.

"Ya udah, Pak, Bu, Juna berangkat dulu, teman-teman udah pada nungguin di lapak Juna."

"Ya udah, sana, hati-hati," balas Ibu lagi.

Seperti biasa, Juna tak lupa mencium punggung tangan kanan kedua orang tuanya ketika hendak pergi.

Selain melayat, Juna sebenarnya ada rencana lain yang akan dia jalankan bersama arwah yang saat ini mengikutinya. Juna sangat semangat karena rencana yang akan dia jalankan benar-benar rencana yang tidak biasa.

Entah rencana apa yang akan Juna jalankan, yang jelas dia bertekad, membuat jera anak-anak sombong yang sudah bertindak melebihi batas dan tidak berperasaan.

Sesampainya di lapak, beberapa teman Juna memang sudah pada menunggu. Karena sudah berkumpul semua, Juna dan kawan-kawan pun segera berangkat menuju lokasi.

Begitu sampai di rumah duka, keadaan rumah itu nampak sunyi. Mungkin karena jasadnya sudah dimakamkan, jadi hanya ada beberapa orang yang masih berada di sana.

"Teman-temannya Friska ya?" tanya seorang wanita begitu melihat kedatangan rombongan Juna.

"Iya, Mbak," Rindang yang menjawabnya dengan sopan.

"Silahkan masuk," ucap orang tersebut. "Mas, teman-temannya Friska," wanita itu memberi tahu pada pria yang sedang duduk dan berbincang dengan tamunya, lalu wanita itu mempersilahkan Juna dan kawan-kawan untuk duduk.

"Terima kasih, sudah mau datang, saya kakaknya Friska," ucap pria yang sedang duduk setelah mengajak berjabat tangan satu persatu.

"Oh iya, sama-sama," ucap Rindang. "Kami juga minta maaf, karena kami terlambat mengetahui kabar tentang Friska, jadi kami tidak dapat menghadiri pemakamannya."

"Tidak apa-apa," jawab Kakak Friska mengerti. "Kalian bisa menyempatkan datang saja, saya sangat berterima kasih."

Karena Friska meninggal dalam keadaan yang sangat tragis, mereka pun menjadikan penyebab kematian Friska sebagai bahan perbincangan.

Dari obrolan tersebut, Juna dan yang lainnya mengetahui banyak fakta yang membuat mereka sangat geram kepada Marvin dan teman-temannya.

"Apa itu barang-barang milik Friska?" tanya Juna kala menyaksikan seseorang membawa kardus berisi aneka macam barang.

"Iya, barang-barang yang Friska yang dia dapat dari pengecut itu," jawab sang kakak. Masih terlihat gurat kekesalan pada wajah pria tersebut.

"Memang mereka sekumpulan anak pengecut, " ucap teman Juna yang lain. "Mereka benar-benar sangat keterlaluan."

Kakak Friska menyahuti. Amarahnya nampak jelas terlihat dari mata pria yang katanya sudah berkeluarga itu.

Di saat Juna dan yang lain masih berbincang, Klawing pun mulai menjalankan aksinya. Sosok tak kasat mata itu mengikuti orang yang akan membuang barang-barang Friska.

Setelah mendapat beberapa barang yang dibutuhkan, Klawing segera kembali menemui Juna dan memberi kode kalau tugas pertama sudah dilaksanakan dengan cara mencolek pemuda itu. Juna mengacungkan jempol sebagai tanda kalau dia mengerti.

Karena sudah cukup lama bertamu di rumah duka, Juna dan teman-temannya pun akhirnya memutuskan untuk pamit. Tak lupa, mereka juga memberikan uang yang mereka kumpulkan kepada keluarga Friska.

"Benar-benar keterlaluan," geram Rindang, begitu mereka keluar dari rumah duka dan melangkah menuju tempat motor mereka terparkir.

"Ternyata Marvin tukang drama juga," sambung Rindang kembali. "Pantes keluarga Friska tidak bisa berbuat apa-apa. Orang nggak ada bukti kuat yang bisa dijadikan alat untuk menyerang mereka."

"Kalaupun ada bukti, keluarga Friska akan tetap kalah," sahut Adi. "Kalian tahu sendiri, keluarga Marvin akan melakukan apapun untuk menjaga nama baik mereka."

"Ya sudah lah, mau gimana lagi," sahut Bona. "Sebagai orang kecil, kita memang ditakdirkan untuk selalu mengalah, meskipun kita dalam posisi yang benar."

"Ya udah yuk, kita pulang, udah malam," ucap Juna.

"Kita nggak ngumpul dulu?" tanya teman yang lain.

"Aku nggak dulu lah, capek," ucap Juna beralasan. Padahal anak itu akan menjalankan rencana selanjutnya.

"Ya sudah kalau gitu, kita pulang aja," ucap Rindang dan semua nampak setuju. Mereka pun langsung menaiki motor masing-masing dan meninggalkan area tersebut menuju rumah mereka.

Berbeda dengan teman-temannya, Juna justru mengarahkan laju motornya ke arah yang berbeda.

"Kamu yakin sudah menyiapkan semua yang kamu butuhkan?" tanya Juna pada sosok tak kasat mata yang memboncengnya.

"Sudah," jawab Klawing agak berteriak.

"Kapan ngambilnya? Kok aku nggak lihat? Emang kamu taruh dimana barang-barang yang kamu butuhkan?"

"Saya samarkan, Jun. Kalau orang lain pada lihat, yang ada mereka bakalan takut karena lihat benda melayang," balas Klawing.

"Oh iya, hahaha..." balas Juna. "Berarti, dengan cara seperti itu juga, dulu kamu mencuri orang orang lain?"

"Yah, begitulah."

"Oke, bentar lagi kita sampai. Tapi kamu beneran nggak apa-apa, ditinggal sendiran?" tanya Juna.

"Nggak apa-apa. Asal cincin itu masih ada di tanganmu," balas Klawing.

"Baiklah," jawab Juna. "Terima kasih sudah mau membantu temanku mencari keadilan."

"Tidak masalah. Selama itu hal baik, saya senang melakukannya. Saya lelah, setelah ratusan tahun berbuat jahat terus demi memenuhi ambisi manusia serakah. Saya merasa tidak tenang."

"Baiklah. Kalau begitu begitu, aku tunggu kabar baiknya."

"Siap!"

Juna dan Klawing pun berpisah untuk sementara waktu. Bahkan, jika didengar dari ucapannya, sikap Klawing saat ini lebih cenderung mengikuti Juna yang berjiwa muda. Karena terlalu sering mengikuti Juna kemanapun, Klawing jadi lebih banyak tahu kata-kata yang agak gaul dan pas digunakan jika sedang berbincang dengan Juna.

Sementara itu, empat anak muda yang menjadi musuh Juna, kini sedang kumpul bersama, menjalankan pesta kecil-kecilan di sebuah klub malam.

Tempat tersebut, biasa digunakan Axel dan teman-temannya untuk merayakan keberhasilan mereka setelah memperdaya wanita yang menjadi target taruhan.

"Eh, kalian, sudah dengar kabar tentang Friska?" tanya Denis disela-sela obrolan mereka.

"Sudah," balas Brian. "Tragis banget jalan hidupnya."

"Yah, namanya juga gadis bodoh, mau-maunya aja kita kerjain," balas Marvin tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kayanya dia malu banget tuh, sampai milih bundir segala," balas Axel. "Katanya anak taat sama agama."

"Hahaha... taat tapi gatel, sama aja bohong," balas Marvin. "Salah sendiri mau diajak berhubungan."

"Hahaha... benar," sahut Denis. "Lagian cewek mana sih, yang mau, nolak kita? Kita ganteng, kaya raya, kurang apa coba?"

"Setuju," Brian menimpali. "Jadi bukan salah kita juga kalau mereka hamil dan kita tidak tanggung jawab. Orang itu pilihan mereka."

"Hahahaha..." keempat anak muda itu terbahak sangat kencang.

"Eh, target berikutnya siapa nih?" tanya Marvin begitu suara tawa mereka mereda.

"Aku sudah memilih ceweknya," ucap Axel sembari meletakkan ponsel di atas meja, menunjukan soto seorang wanita yang akan menjadi target berikutnya.

"Rindang?"

"Ya, teman akrabnya Juna," balas Axel.

1
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!