Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Dokter tersenyum dan mengangguk, lalu pergi meningggalkan Sera karena masih ada tugas yang lain.
Setelah dokter pergi. Sera mendongak, menghalau air mata supaya tidak jatuh. Orang tua mana yang tak sedih jika mendengar anaknya terluka separah itu. Retak tulang di berbagai bagian tubuh, itu bukan luka yang sepele.
Sera menekan dadanya yang terasa sesak, memejamkan mata, menetralisir keadaan hatinya.
Marah?
Itu sudah pasti. Sera sudah memperingatinya berulangkali supaya Satria tidak terlibat dalam perkelahian. Dan Satria juga sudah berjanji.
Tapi nyatanya? Satria ingkar.
Kamu jahat Satria. Kamu jahat karena sudah bohongi Mama. Mama kesal, mama marah karena kamu keras kepala. Apa kamu tidak memikirkan masa depan mu? Iya jika kamu bisa pulih.
Kalau tidak?
Bukan kamu saja yang akan menderita. Tapi mama juga!
Air mata yang sejak tadi berhasil Sera tahan pun akhirnya jatuh membasahi kedua pipinya. Tapi, Sera segera mengusapnya. Sera menoleh teman-teman Satria.
"Silahkan masuk jika kalian ingin melihat keadaan Satria"
Sera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan membiarkan pintu tetap terbuka.
Wasa dan yang lain saling menatap lalu mereka semua mengangguk dan masuk secara bersamaan.
Sera mendekati Satria yang terbaring lemah di atas brankarrr. Sera menutup mulut dengan telapak tangan saat melihat keadaan Satria yang sangat memprihatinkan.
Wajahnya yang memar, sudut bibirnya yang robek, lehernya yang di gips dan terlihat bagian bahu yang di lingkari perban.
Kenapa Sera bisa tahu jika bahu Satria di lingkari dengan perban?
Karena dua kancing baju pasien Satria terbuka, mungkin dokter atau suster sengaja tidak mengancingnya kembali.
Ya ampun Satria. Kenapa kamu seperti ini sayang? Mama nggak sanggup melihatnya. Pasti itu sangat sakit. Tapi kamu sangat keras kepala dan susah di atur.
Sera menangis, bahkan terisak, saking tak teganya melihat putra sulungnya dalam keadaan seperti ini.
"Satria, bangun kamu! Mama ingin sekali memarahi mu!"
Sera tak kuasa menahan rasa kesalnya pada Satria. Sera menyentuh dan menekan pipi Satria yang terdapat memar.
"Kamu tahu kan kalau kelahi ujung-ujungnya bakal begini. Tapi kenapa masih di ulangi?!"
Sera makin greget. Kembali menekan memar Satria di pipi satunya.
Wasa dan teman-teman yang lain pun terkejut melihat Sera yang bersikap kasar pada Satria. Wasa dan teman yang lainnya pun meringis seolah merasakan ngilunya saat luka itu di tekan.
Vega menyikut lengan Vario lalu berbisik di telinga Vario.
"Jujur gue nggak tega lihat Satria di kasari sama nyokapnya, tegur sono"
Reflek. Vario menjitak kening Vega. Membuat Vega mengaduh kesakitan.
"Gila lo ya. Tegur aja sendiri!"
Bisik Vario dengan kesal.
"Apa kalian bisik-bisik?!"
Seru Sera menatap teman-teman Satria dengan wajah galak. Tentu saja Sera mendengar Vega dan Vario yang berbicara dengan berbisik-bisik. Tapi Sera tidak tahu mereka mengatakan apa.
Vega dan Vario nyengir, menatap Sera dengan nyali yang menciut. Bukan apa-apa, mereka memang nakal dan keras kepala tapi masih tahu cara menghormati dan menghargai orang tua.
"Kalau bisa Satria-nya jangan di kasari Tante. Takutnya, itu malah menghambat kesembuhan Satria"
Supra memberanikan diri untuk menegur tante Sera. Walau dengan rasa takut menyelimuti dirinya.
Teman yang lain saling pandang melihat keberanian Supra. Berharap mereka semua tidak kena omelan tante Sera.
Sera yang mendengar teguran Supra mendelik. Sera tahu kalau yang dirinya lakukan pada Satria memang salah. Tapi rasa kesalnya mendominasi.
"Kalian pulang saja. Terima kasih karena kalian semua sudah mau menolong Satria dan membawanya ke rumah sakit. Besok ada kuliah kan? Dan kalian bisa ke sini lagi besok setelah selesai ngampus"
Supra dan yang lain meneguk ludah. Tapi merasa sedikit lega karena Tante Sera tidak memberinya berbagai omelan.
"Kalau begitu kita permisi tante"
Jawab Supra mewakili teman yang lain.
"Hati-hati. Sekali lagi terima kasih"
"Iya. Sama-sama Tan"
Jawab Supra lagi, lalu menggiring teman yang lain keluar dari ruangan.
"Huh. Tumben tante Sera nggak marah-marah. Ada apa ya?"
Supra merasa heran tapi juga merasa lega.
Kini Supra dan yang lain sudah di luar ruangan, mereka tengah berjalan menuju parkiran bersama-sama.
"Ya bagus dong. Tandanya udah ada perubahan sama sifat tante Sera"
Sahut Vega yang saling merangkul dengan Vario.
Kini mereka sudah sampai di parkiran. Mereka pun menuju motornya masing-masing.
"Eh, motor Satria gimana?"
Tanya Wasa yang baru teringat akan hal itu. Takutnya motor mahal itu belum di amankan dan di culik orang.
"Beres Wa. Aman. Gue udah taro itu motor di garasi rumah Satria"
Sahut Suzu yang memang di tugaskan untuk itu.
"Bagus lah kalau gitu. Kita cabut udah jam satu pagi"
Wasa memakai helm dan sarung tangannya lalu melajukan motornya keluar dari area rumah sakit. Teman yang lain pun sama mereka melesat meninggalkan area rumah sakit menuju rumah masing-masing.
Kembali ke rungan Satria.
Di sini, Sera menutup pintu yang lupa di tutup oleh teman-teman Satria. Sera tak lupa menguncinya takutnya ada seseorang yang menyelinap masuk dan berbuat tidak-tidak.
Sera menjatuhkan bobot di sofa yang ada. Tangan kanannya memijat kening yang berdenyut sakit.
"Astaga aku lupa mengambil obatnya"
Sera yang baru teringat akan hal itu, segera beranjak dan keluar ruangan. Tentu sudah di buka kuncinya ya.
Sera berjalan menuju farmasi juga berniat sekalian membayar biaya administrasinya.
....
"Apa? Jadi Wasa yang sudah membayarnya?"
Sera terkejut saat petugas mengatakan jika biaya administrasi Satria sudah lunas. Ternyata Wasa yang sudah membayar biaya administrasinya.
"Iya Ibu. Ini buktinya"
Petugas menyodorkan buku catatan di mana tanda tangan atas nama Wasa tertulis jelas.
"Baik lah. Terima kasih"
Sera pun memutuskan untuk kembali ke ruangan Satria. Ia akan mengganti uang Wasa esok hari saat Wasa kembali menjenguk Satria.
"Ternyata pertemanan mereka seerat itu"
Gumam Sera yang sudah ada di dalam ruangan Satria. Pintu pun sudah ia kunci kembali.
Sera meletakan obat milik Satria diatas nakas dekat brankarrr. Sera mengecup kening Satria sejenak. Membenarkan selimut Satria lalu menuju sofa yang ada.
Malam ini Sera memutuskan menginap diruangan Satria. Menunggui Satria yang sendirian. Esok hari ia akan meminta suami untuk bergantian menjaganya.
Karena Sera yang memang lelah dan waktu juga sudah dini hari. Tak membutuhkan waktu lama Sera pun terlelap disofa, meringkuk tanpa mengenakan selimut.
.......
Pukul 06:00, wib.
Dikamar yang mewah gadis cantik terlihat merentangkan kedua tangannya. Ia baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.
semangat selalu
dan
10 iklan untuk authornya./Smirk/
semangat othor...
1 vote juga.
jadi mikir ke showroom/Facepalm/
ka wasa ki
vega R
Vario techno
/Joyful//Joyful//Joyful/