NovelToon NovelToon
CERMIN UNTUK BERKACA

CERMIN UNTUK BERKACA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Rusmiati

Semua cintanya sudah habis untuk Leo. Pria tampan yang menjadi pujaan banyak wanita. Bagi Reca tidak ada lagi yang pantas dibanggakan dalam hidupnya kecuali Leo. Namun bagi Leo, Reca terlalu biasa dibanding dengan teman-teman yang ditemui di luar rumah.
"Kamu hoby kan ngumpulin cermin? Ngaca! Tata rambutmu, pakaianmu, sendalmu. Aku malu," ucap Leo yang berhasil membuat Reca menganga beberapa saat.
Leo yang dicintai dan dibanggakan ternyata malu memilikinya. Sejak saat itu, Reca berjanji akan bersikap seperti cermin.
"Akan aku balas semua ucapanmu, Mas." bisik Reca sambil mengepalkan tangannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Rusmiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ngidam

Kehamilan Reca menjadi kabar yang membahagiakan bagi orang-orang di sekitarnya. Pak Alam bahkan sudah berjanji akan menyediakan semua perlengkapan bayinya nanti. Bagi Pak Alam, Reca sudah dianggap anaknya sendiri. Maka bayi yang akan lahir adalah cucu pertamanya.

"Kamu jangan beli apapun ya. Biar aku yang siapkan," ucap Pak Alam saat tahu Reca sedang hamil.

Bukan hanya itu, Pak Alam mengcover semua biaya pemeriksaan Reca selama hamil. Ia juga menyiapkan dokter terbaik untuk menangani Reca sampai persalinan nanti.

"Pak, terima kasih banyak ya buat semua kebaikan Bapak sama Mba Ara." Reca terharu saat melihat ketulusan keduanya.

"Jangan sungkan begitu. Kamu itu anakku juga. Anak bungsuku," ucap Pak Alam.

Leo merasa tenang saat melihat Reca menikmati masa kehamilannya. Meskipun sempat ngidam repot selama hampir empat bulan, akhirnya Reca sudah kembali normal. Ia sudah bisa makan banyak dan tidur dengan nyenyak. Hanya saja, Reca masih sering merasa tubuhnya lemas. Hari-harinya sangat berbeda dengan sebelum hamil.

Sebelum hamil, Reca paling tidak suka menghabiskan waktunya seorang diri. Ia selalu mencari kegiatan. Ya walaupun sekedar mengobrol dengan ibu-ibu di luar rumah saat belanja sayur. Bahkan Reca lebih suka ke rumah Pak Alam untuk menemani Mba Ara saat masih depresi. Ia selalu mengeluh kesepian saat ditinggal sendirian di rumah.

Hal itu berbanding terbalik dengan keadaannya saat ini. Reca lebih suka menghabiskan waktunya sendirian. Dari bangun hingga bangun, yang Reca lakukan hanya tiduran dan memainkan ponsel. Sungguh kebiasaan yang sangat aneh bagi Leo.

Jujur saja, Leo sempat merasa tidak nyaman dengan apa yang terjadi pada istrinya. Namun setelah berkonsultasi dengan ibunya, Leo paham jika bawaan hamil memang beda-beda.

"Ya kamu sabarlah. Reca itu sedang hamil. Dia bawa manusia loh d perutnya. Wajar kalau tiap hari maunya tiduran," ucap Bu Lena lewat sambungan teleponnya.

Berbeda dari kebanyakan mertua, Bu Lena justru membela Reca saat Leo mengadu tentangnya. Bu Lena bahkan meminta Leo agar lebih perhatian dan mengerti keadaan istrinya.

"Banyakin lagi belajar. Tugas suami bukan cuma cari duit. Apalagi sekarang udah mau jadi bapak. Coba kamu belajar lagi," ucap Bu Lena mengakhiri percakapan mereka sore itu.

Sebelum pulang ke rumah, Leo menyempatkan bercerita pada ibunya tentang keadaan Reca. Hampir saja ia kalah oleh egonya. Pulang kerja dengan keadaan lelah, ia sering kali mendapati hati yang semakin lelah saat melihat di rumah tidak ada makanan. Rumah yang tidak sebersih dulu. Sedangkan Reca hanya menyambutnya pulang dan kembali tiduran di ranjangnya.

"Mas, maaf ya aku gak masak." Reca bergelayun manja di lengan kekar Leo.

Kalimat yang sering kali ia dengar. Bahkan Leo sudah hapal betul kalimat itu. Ia hanya mengangguk dan mencoba memahami keadaan Reca. Sembilan bulan itu waktu yang lama. Leo harus menyiapkan lagi kesabarannya. Belajar lagi memahami istrinya yang tengah berjuang membesarkan anak dalam kandungannya.

"Sayang, kamu gak sisir rambutmu ya?" tanya Leo.

Ya, rambut Reca terlihat berantakan. Wajahnya pucat tanpa polesan makeup. Badannya memang sudah terlihat berisi. Namun penampilannya semakin tidak terawat. Saat Leo menyinggung penampilannya, Reca selalu marah dan berujung tangisan.

"Kenapa? Mas gak suka ya?" tatap Reca dengan wajah kecewa.

Leo yang sudah hapal akan berakhir seperti apa, segera memutar otak agar bisa menjawab tanpa membuat pertengkaran lagi.

"Tapi Mas lagi pengen nyisirin kamu. Bawaan bayi kali ya? Boleh ya Mas bantu kamu sisir. Boleh ya. Pliiis," ucap Leo.

Reca tersenyum melihat tingkah suaminya. Ia pun mengangguk. Bahka. Reca yang mencarikan sisir dan memberikannya pada Leo. Laki-laki itu berdiri di belakang tubuh Reca mencoba merapikan rambut panjang itu sebisanya.

"Udah. Lumayan lah ya," ucap Leo.

"Apanya yang lumayan?" tanya Reca dengan tatapan penuh tanya.

Lagi-lagi Leo terjebak dengan ucapannya.

"Lumayan udah bisa jadi asisten artis," jawab Leo sambil tertawa.

Reca kini tersenyum dan meminta Leo memesan makanan.

"Sayang tapi ini sudah jam sembilan malam," ucap Leo.

Tanpa jawaban. Reca langsung memalingkan wajahnya. Ia tidak mau berdebat lagi. Terlebih dengan Leo. Secepat mungkin Leo mencari ponselnya. Memilih beberapa makanan yang bisa dipesannya. Tidak perlu bertanya pada Reca karena bisa menjadi masalah baru. Leo memilih makanan asin dan manis.

"Sayang, makanannya datang." Leo berteriak sambil membawa makanan di kedua tangannya.

Betapa terkejutnya Leo saat melihat Reca tengah tertidur pulas. Mulutnya yang sedikit terbuka membuat Leo hanya bisa menggelengkan kepalanya. Pemandangan yang berhasil membuat Leo sangat tenang. Baginya ia berhasil menjadi seorang suami kalau istrinya masih bisa tidur nyenyak.

Wajahnya kembali kesal saat melihat kedua tangannya yang penuh dengan jinjingan makanan. Dengan mengumpulkan kesabaran, Leo berjalan ke dapur dan menyimpan makanan itu di atas meja. Ingin rasanya ia tidur dan melupakan kejadian yang menjengkelkan ini. Sayangnya, rasa kantuk tak juga menghampiri. Hingga akhirnya Leo mengambil ponsel dari saku celananya.

Baru saja Leo membuka kunci ponsel, ia mendapat pesan masuk dari ayahnya. Menanyakan kabar menantu dan calon cucunya. Melihat pesan itu baru dikirim satu menit yang lalu, Leo segera menghubungi ayahnya.

"Dia sudah tidur," ucap Leo dengan nada kesal.

Saat menanyakan alasan Leo marah-marah semalam ini, dengan semangat ia menceritakan apa yang terjadi padanya sejak pulang ke rumah. Berharap mendapat pembelaan ia malah kena omel ibunya.

"Heh, jangan kebanyakan ngeluh. Jadi laki-laki kok kerjaannya ngedumel begitu," ucap Bu Lena dari balik sambungan teleponnya.

"Ya bukannya begitu, Bu. Tadi Reca mau makanan sampe manyun-manyun. Makanannya udah datang dia malah tidur. Kan ini jadi mubadzir. Aku sengaja beli banyak loh ini," ucap Leo membela diri.

"Namanya juga orang ngidam. Kamu tinggal makan aja makanannya. Gak bakal mubadzir. Selesai kan urusan? Gitu aja repot banget," gerutu Bu Lena.

Leo hanya diam. Lagi pula ia bingung. Ia kembali melihat layar ponsel. Terpampang nama ayahnya namun kenapa saat sambungan telepon terhubung, ia justru mendapat umpatan dari ibunya. Ternyata saat mendengar suara Leo, Bu Lena segera mengambil ponsel dan menguasai percakapan malam itu.

"Lagian bapak kenapa sih kalau nelepon di loudspeaker," ucap Leo kesal.

"Ya kan biar jelas suaranya," ucap Pak Mardi.

"Ibu juga tumben jam segini belum tidur," ucap Leo.

"Sejak tahu Reca hamil, ibu tiap malem solat hajat. Nanti malam bangun lagi buat solat tahajud. Kalau pagi solat duha. Gak pernah kelewat. Katanya biar nanti cucunya sama menantunya lancar pas lahiran," ucap Pak Mardi.

"Bapak gimana?" tanya Leo.

"Ya kalau bapak sih yang wajib kan lima waktu," jawab Pak Mardi.

"Yang lima waktu gak kelewat tuh?" ledek Leo.

"Kayaknya sih gak. Soalnya ibu pasang alarm di HP. Katanya biar bapak gak lupa. Soalnya kata ibu, Bapak udah tua. Budek katanya kalau adzan gak kedengeran makanya gak solat," ucap Pak Mardi.

"Ibu emang bener Pak. Buktinya Bapak mau nelepon aja harus loudspeaker," ucap Leo sambil tertawa.

Leo memang tidak setiap hari berkomunikasi dengan Pak Mardi. Namun bisa dipastikan, setiap ada komunikasi selalu ada hal yang bermanfaat untuk Leo. Nyatanya sampai saat ini, ia akan selalu belajar dari orang tuanya.

1
aca
awas aja leo berani main main ma ara
Zhree: santet aja kak udah.. heee
makasih udah mampir kak
total 1 replies
aca
istri lu terlihat cantik di mata orang woy leooo
Zhree: bahayaaa iniii
total 1 replies
aca
awas aja lu selingkuh leo tak santet lu
Zhree: gak berani kak.. ampoooon... wkwkwk
total 1 replies
AngelKiss
Reca sama Resi namanya sedikit sama 😅
Zhree: wkwkwkw... iya takut ketuker..
total 1 replies
Septyan Rustyana
menarik
Zhree: makasih kak..
total 1 replies
Septyan Rustyana
semangat Thor
Zhree: siapp kak
total 1 replies
martiana. tya
kalo beloh kasih masukan, nanti part nya terlalu panjang, biar ngga terlalu jenuh. jangan yang terlalu lebay...

maaf ya

semangat
Zhree: oke kak siappp laksanakan
martiana. tya: maksud saya jangan terlalu panjang/Smile/, kalo sampai 200 kadang malah males baca
total 3 replies
AngelKiss
Semangat
Zhree: siaaapppp...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!