Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 : Suaminya marah
Kinara memastikan lagi black cardnya tersimpan aman di dalam tas, lalu ia kembali ke dalam kamarnya dengan memanjat tali yang ia buat dari untaian selimut itu. Sampai di dalam kamar, kinara berganti baju, merubah penampilan nya menjadi lebih matching dan gaul. Jaket kulit dengan celana jeans adalah perpaduan yang sempurna, tak lupa ia membubuhkan perona merah di bibir dan pipinya.
"Nah ini baru kinara wijaya yang berani! " gumamnya menatap puas penampilan diri di cermin. Kinara mencantel tas branded keluaran terbaru di tangannya, tak lupa ia juga memakai sepatu yang selaras dengan penampilannya. Dan, sekarang dia sudah siap!
"Baiklah kinara! saatnya bersenang-senang! " ucapnya pada diri sendiri, dengan semangat berapi-api.
Dia terpikirkan sebuah rencana yang bagus. Menikmati waktu di luar dengan teman- teman adalah ide yang terlintas di benaknya saat ini. Dia tahu kenantra pasti tidak akan suka dia menghabiskan waktu dengan orang lain, apalagi setelah kejadian tadi.
"Nanti akan ku pastikan dia menyesal karena telah mengurung ku! " gumamnya sambil tergelak nakal.
*Neng kinara ini emang gak ada habisnya nyari perkara, tau suaminya galak kaya singa. Ati- ati ya neng, takut langsung di terkam pak ceo😩*
Sambil memikirkan siapa yang bisa di hubungi nya, kinara meraih ponselnya. Dengan cepat dia mengirimkan pesan kepada Farel, nama pria itu begitu saja terlintas di otaknya, mungkin karena hanya Farel lah yang menjadi orang siap siaga kapan pun dia butuhkan. Teman yang selalu tahu bagaimana caranya bersenang-senang. Dengan cepat kinara membuka aplikasi pesan di ponselnya namun sebelum bisa ia mengetik, ada panggilan yang masuk, dari nama Rani. Dia adalah sahabat kinara yang selama ini sudah putus kontak.
"Halo kinara! " suara cempreng wanita itu langsung menggelegar di telinganya.
"Iya Rani, ada apa? " tanya kinara sambil menutup sebelah telinganya.
"Hari ini kamu free gak? ayo kita jalan- jalan!"
"Wah kebetulan sekali. " batin kinara, sumringah.
Ia lantas mengangguk, lalu menepuk dahinya menyadari Rani tidak akan mungkin melihat nya. "Free kok, aku free banget. "
"Oke aku jemput ya. Kita udah lama banget gak ketemu kan. "
"Eeeh jangan di jemput, biar aku yang datang menemuimu. Kamu share lock aja ya. *
" Oke deh aku kirim alamat nya. See you. "
"Bye, see you. "
Kinara menutup sambungan telepon, tak lama kemudian muncul pesan dari Rani yang menunjukkan lokasi tempat dia berada sekarang. Kinara merasakan semangat muncul dari dalam pori-pori nya. Ia kemudian memakai topi pet kekinian yang semakin melengkapi penampilan nya.
Lalu ia perlahan turun melalui balkon kamarnya, ke tanah. Saat ia berjalan mengendap-endap menuju garasi, tak sengaja di lihat nya pantulan tubuh kenantra dari balik kaca ruang kerjanya di lantai atas. Pria itu tampak fokus dengan lembar- lembar dokumen di hadapan nya.
Ia menatap pria itu cukup lama lalu mulai berpikir. "Duh apa aku benar-benar melakukan ini? " lirihnya. Tetapi dia sudah berada di ambang keputusan untuk mencari kebebasan sejenak dari semua situasi yang mengekang nya ini. Lantas kinara memutuskan untuk kembali meneruskan perjalanannya.
Tiba di garasi, ia mengambil mobilnya, pergi dengan secepat dan sehalus mungkin sebelum kenantra menyadari kepergiannya.
Di dalam mobil kinara merasa bergelora, membayangkan wajah kenantra yang terkejut dan khawatir saat mengetahui dirinya tidak ada lagi di dalam kamar. senyum nakal terpatri di bibirnya. "ini adalah balasan yang pantas untuk hukuman konyolnya! "
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Sementara itu di ruang kerjanya, kenantra merasakan kegelisahan yang ternyata tidak bisa di abaikan nya. Itu karena dia tahu kinara yang kabur dari kamarnya.
Sebelumnya saat kinara berjalan mengendap-endap menuju garasi mobil, kenantra sudah melihat nya, tetapi dia sengaja berpura-pura tidak melihat apa-apa.
"Siall, kenapa harus merasa seperti ini? " gerutunya, berdecak hingga membuat Austin yang duduk tak jauh di depannya, terkejut.
"Ada apa tuan? "
Kenantra menggeleng dengan wajah masam. "Tidak apa- apa. "
Awalnya dia ingin membiarkan saja kinara pergi tapi ternyata tidak bisa. Meski dia berusaha menenggelamkan pikirannya dalam pekerjaan, bayangan wajah kinara yang penuh keberanian dan ketidakpatuhan terus menghantui benaknya. terlebih beban perasaannya tentang Farel yang ternyata selalu bersama istrinya itu semakin menguat.
Akhirnya kenantra memutuskan untuk mencari kinara, ia pun berdiri dari duduk nya. "Kau selesaikan sisanya. Aku ingin pergi keluar, " titah nya pada Austin yang langsung di angguki oleh asistennya itu.
"Baik tuan. "
...****************...
Kenantra berjalan cepat menyusuri lorong mansion, tangannya terkepal erat dengan urat- urat leher terpampang jelas. Ia menggertakkan giginya, berusaha menahan pikiran negatif yang memenuhi kepalanya. "Aku akan mencari tahu kemana pergi nya dia. Jika dia pergi dengan si cecunguk Farel itu, ck." pikirnya, dengan ketegangan yang mendorong langkahnya.
Ketika kenantra tiba ke garasi, ia terkejut melihat mobil kinara sudah tidak ada. "kemana dia pergi? " gumamnya dalam hati. Rasa panik mulai mendorong jantung nya hingga berdegup kencang, ketidakpastian itu membuat darahnya mendidih.
Dengan segala praduga di dalam kepalanya, kenantra melesat keluar dari mansion, menuju mobilnya. Pikirannya berkecamuk, rasa cemas memenuhi isi kepalanya.
Kijang innova yang di kendarai nya melesat dengan cepat menembus jalan raya. Ia menghubungi nomor kinara berkali-kali, berdecak kesal karena hanya ada deringan yang terdengar.
"Kemana kau kinara? apa kau tahu seberapa bahayanya di luar sana? " gumamnya, jalanan macet di depan membuat nya semakin kesal.
Di sisi lain, Kinara bertemu kini sudah bertemu Rani, mereka cipika-cipiki begitu kinara tiba di tempat mereka melakukan pertemuan.
"Karena kamu sudah ada di sini, teman- teman sma seangkatan kita juga sudah datang. Sekalian saja kita reunian kan. "
"Wahh serius? boleh! " kinara bersorak. Meskipun jiwanya bukan asli kinara wijaya tapi entah kenapa ia memiliki keterikatan dengan orang-orang ini. Mereka duduk di cafe itu, ada tiga laki-laki dan empat perempuan termasuk kinara dan Rani.
Mereka memesan banyak makanan, brondong jagung, minuman dan cemilan lainnya.
"Kinara kau bisa minum kan? "
"Tentu saja bisa! "
"Ciss! " mereka mengangkat gelas minum dan bersorak riang.
Mereka banyak mengobrol hal seru, dan canda tawa yang hangat.
"Tambah lagi gelas nya!" ujar kinara, entah sudah berapa gelas minuman beralkohol itu ia habiskan.
Seseorang tiba masuk ke dalam kafe. Ada aura yang kuat saat ia melangkahkan kaki nya menyusuri seluruh ruangan.
Saat matanya bertubrukan pada kinara yang sedang teler bersama teman-teman nya, pendar matanya langsung berubah tajam.
Kinara yang masih sibuk dengan minuman nya, tertawa seperti anak kecil yang di beri permen, Ia benar-benar mabuk sekarang hingga belum menyadari ada sosok tinggi dengan ratapan garang seperti hendak menerkamnya sedang berjalan ke arahnya saat ini. sementara teman- temannya yang sudah menyadari kehadiran kenantra di belakang kinara, saling melempar pandang, ngeri sambil menyikut perut.
"Lihat bukankah itu pak kenantra?" bisik- bisik mereka.
"Gawat suaminya marah!"
*
*
*
...Bersambung...