NovelToon NovelToon
My Stepbrother

My Stepbrother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heyydee

Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Pukulan mereka membuatku babak belur. Lebam, luka dan rasa sakit yang ku tahan, tubuhku menjadi lemah.

"Cih, bos sayang nih kalau di sia-siakan! Mending kita sikat aja disini sekarang,"

"Iya, tapi aku dulu yang mulai!" bos nya mulai mendekatiku dan ingin melec3hkan diriku.

"Lepasin brengs3k!" ucapku.

"Hahahahah, sayang mending kamu nikmati aja," ucapnya dengan tawa menjij1ikan.

"Nona-

Pak supir berusaha bangkit. Ia ingin menolongku tapi bos nya menyuruh anak buahnya untuk menahan pak supir.

Aku tidak tinggal diam, aku menggigit lengannya hingga berdar4h dan membuatnya kesakitan. Bibirku dan gigiku berubah menjadi merah karena dar4h pria itu.

"Dasar wanita gil4! Kenapa kau gigit aku? Apakah kau ini vampir hah?" tanya bos itu kesakitan dan lengannya mengeluarkan dar4h yang cukup banyak.

"Cih, kalau kalian berani mendekat lagi, gue bakal makan kalian!" ucapku dengan suara lantang.

Anak buahnya tampak panik dan menghampiri bos mereka. Aku langsung mendekat ke arah pak supir dan membantunya berdiri.

"Bos gak papa?"

"Gak papa gimana? Udah, habisi aja mereka berdua!" pintahnya.

Mereka kembali menyerang Naura dan pak supir dengan keroyokan.

Dari kejauhan, sebuah mobil Lamborghini merah melewati jalanan itu. Mobil itu mempercepat laju mobilnya kala melihat Naura dan pak supir yang tengah di keroyok.

Mobil itu berhenti tepat di depan mereka. Lalu seorang pria tampan keluar dari dalamnya. Pria itu langsung menghajar balik para penjahat yang menyerang Naura dan pak supir. Dalam sekali pukulan, pria itu berhasil mengalahkan mereka semua termasuk bos mereka.

"Pergi kalian semua, atau aku akan menghabisi kalian," ucap pria itu dengan nada dingin.

Mereka langsung terbirit-birit pergi dari sana. Saat pria itu berbalik, Naura sangat terkejut. Pasalnya ternyata pria itu adalah Bryan.

"Bryan!" ucapku kaget.

"Astaga kamu terluka!" ucap Bryan.

"Bapak juga terluka? Berani sekali mereka menyerang kalian," ucap Bryan.

"Bryan, makasih ya udah tolongin aku sama pak supir dari mereka," ucapku.

"Naura, sebaiknya kita ke rumah sakit!" ajak Bryan.

"Gak usah, aku baik-baik aja kok! Tapi kalau pak supir-

"Saya juga baik-baik saja, hanya terluka sedikit saja!" ucapnya.

Bryan dan pak supir membantuku berdiri.

"Kenapa kalian bisa ada disini?" tanyanya.

"Tadi mobilnya tiba-tiba mogok, jadi pak supir perbaiki. Eh...malah tiba-tiba mereka datang! Awalnya aku kira mereka mau bantu kita, tapi gak taunya punya niatan jahat," ucapku.

"Semua barang-barang yang ada di dalam mobil ludes termasuk tas, dompet, sama hp ku!" ucapku.

"Astaga, itu buruk! Untung saja aku cepat datang, kalau tidak bisa bahaya," ucap Bryan.

"Kalau gitu biar aku antar pulang, takutnya nanti mereka datang lagi. Soal mobil ini, nanti biar anak buahku yang urus," ucapnya berbaik hati.

"Ya udah deh, aku ikut kamu aja," aku tidak punya pilihan lain, daripada nanti ada penjahat lain yang datang menyerang kami.

Aku di papah oleh pak supir dan Bryan ke kursi belakang. Sedangkan pak Supir duduk di depan bersama dengan Bryan.

Mobil melaju menuju rumah utama keluarga Revandra. Setelahnya mobil pun akhirnya sampai di depan gerbang rumah utama.

"Berhenti di sini aja," ucapku.

Aku bersama pak supir keluar dari dalam mobil.

"Makasih banyak ya udah tolongin kita!" ucapku.

"Tuan, terima kasih banyak sudah menyelamatkan dan mengantarkan kami sampai ke rumah," ucap pak supir.

"Iya, kalau gitu....aku pergi dulu ya," ucapnya.

"Hati-hati," ucapku.

Aku di papah oleh pak supir untuk masuk kedalam area rumah utama.

Semua bodyguard tampak terkejut kala melihat Naura dan pak supir yang babak belur. Mereka menghampiri dan membantuku untuk masuk ke dalam.

"Nona, apa yang terjadi pada anda? Kenapa bisa sampai seperti ini?" tanyanya panik.

"Tony, bawa nona masuk kedalam," ucap pak supir.

Tony memapah ku untuk masuk kedalam. Aku bisa berjalan tapi kaki kananku terasa sangat sakit, sepertinya kakiku terkilir.

"Pak, kenapa bisa begini? Di mana mobilnya?" tanya bodyguard bernama Dodi.

"Tadi ada hal buruk yang menimpa kami. Untungnya ada yang lewat dan segera menolong kami. Dia bahkan mengantar kami pulang ke rumah ini," jawabnya.

Lalu mobil Revandra masuk ke dalam area rumah. Ia keluar dari mobil dengan balutan jas yang masih rapi. Mereka semua langsung tunduk hormat pada Revandra.

Revandra berhenti saat melihat pak supir babak belur dengan pakaian yang sedikit berantakan.

"Kenapa dengan bapak?" tanyanya.

"Maaf tuan, tadi di perjalanan kami mengalami masalah teknis. Lalu da sekelompok orang yang menyerang saya dan nona Naura," ucapnya membuat Revandra terkejut.

"Apa? Naura?"

Revandra langsung masuk ke dalam untuk mengecek keadaan Naura.

Aku duduk di sofa tamu dalam keadaan yang babak belur. Para pelayan mengobati lukaku dengan hati-hati.

Awwwww

Aku merasa kesakitan dan perih.

"Maaf nona, saya akan lebih berhati-hati lagi,"

"Naura!!" teriak Revandra dengan wajah cemas.

Pelayan yang tadi duduk di sebelahku, kini ia minggir saat Revandra mendekat.

"Naura, kau terluka?" Revandra sangat khawatir.

"Iya, tapi gak papa kok," ucapku.

Dia memeriksa tanganku dan ada beberapa lebam disana. Ia juga memeriksa kakiku dan juga menemukan lebam di sana.

Awww

Aku kesakitan kala Revandra memegang kaki kananku.

"Rev, jangan di pegang! Sakit tau!!" ucapku.

"Maaf aku tidak sengaja!" ucapnya.

"Berani sekali mereka," ucap Revandra dengan penuh amarah.

Di wajah Naura terdapat juga beberapa lebam akibat pukulan keras dari penjahat tadi. Revandra mengelus pipiku yang ada lebamnya.

"Pasti ini sangat sakit," ucap Revandra.

"Aku akan mengobati mu," ucap Revandra.

Dia menggendongku dan membawaku ke kamar. Para pelayan membawakan obat untuk mengobati luka Naura. Mereka pergi dari sana dan membiarkan Revandra mengobati Naura sendiri.

Dia mengangkat daguku lalu mengobati bibirku yang terluka secara perlahan agar aku tidak kesakitan.

"Dia sangat lembut dan perhatian," batinku tersipu.

"Lain kali, aku tidak akan membiarkanmu sendiri lagi! Anak buahku akan terus mengawal mu dan menjagamu," ucap Revandra.

"Aku akan memanggil dokter untukmu," ucapnya.

"Gak usah Rev, aku gak mau!" ucapku.

"Kamu harus di periksa Naura! Takutnya ada luka dalam yang bisa berbahaya," ucap Revandra.

"Aku gak papa kok! Gak ada luka dalam juga! Aku masih sehat," ucapku.

"Naura, kenapa kamu tidak menelponku?" tanyanya.

"Aku tadi mau nelpon kamu, tapi disana gak ada jaringan!" ucapku.

"Semua barang ku termasuk tas, dompet dan hp, semuanya di ambil sama mereka," ucapku.

"Tapi untungnya aku sama pak supir selamat, jadi aku gak terlalu menyesali barang-barang penting ku," ucapku.

Pandangan Revandra tertuju pada tangan kananku yang terus aku kepal. Dia mengambil tanganku dan melihatnya.

"E-eh,"

Aku berusaha menutup luka di tanganku dengan menggenggamnya namun Revandra tetap mengetahuinya.

"Buka tanganmu," pintahnya.

"Hah, aku-

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!