Nana syaira
gadis cupu yang ingin segera menyelesaikan sekolah menengah nya agar tak selalu jadi bahan olokan siswa lain dan segera menggapai cita citanya untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
Kendra Aditama
Siswa populer namun memiliki kepribadian yang dingin bahkan sulit untuk diajak berkomunikasi selain dengan orang orang terdekatnya.
Apa jadinya jika takdir membuat mereka saling terhubung?
Yuk ikuti cerita pertamaku disini 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Cupu, mana tugasnya?" jenita menghampiri nana yang baru saja duduk dikursinya.
Ini." nana pun memperlihat tugas yang sudah ia kerjakan sendiri.
Bagus, inget lo jangan sampai ngadu yah." ancam jeni yang hanya di angguki saja oleh nana.
Tak lama kendra pun masuk ke dalam kelas. Jenita yang melihat nya pun segera menghampiri.
Hai ken, kamu udah selesaiin tugas dari pak joko?" tanya jeni
Hmmm." jawab kendra
Aku juga udah selesai ken. Tapi tugas ini aku kerjain sendiri ken abis si cupu males gak mau ngerjain tugasnya." adu jenita
Bukan urusan gue, sekarang lo pergi." ketus kendra
Nana yang diam diam memperhatikan interaksi jenita dan kendra hanya menggelengkan kepalanya. Ia sungguh kasihan melihat jenita yang selalu mengejar kendra, padahal sudah jelas kalau kendra enggan untuk didekati.
Jam istirahat..
Nana yang selalu membawa bekal dari rumah pun, hari ini terpaksa untuk pergi ke kantin, karena ia tidak sempat untuk menyiapkan bekalnya.
Saat akan keluar dari kelas, langkahnya terhalang oleh tubuh seseorang.
Makanya na, jangan nunduk terus." aldo yang berdiri di hadapan nana pun tersenyum
Permisi al, aku mau lewat." ucap nana
Mau kemana na, tumben lagi ini keluar kelas pas istirahat?" tanya aldo heran karena ia tau nana selalu membawa bekal
Mau ke kantin." jawab nana sambil menggeser tubuhnya kesamping agar bisa melewati aldo
Eh tunggu na." aldo menahan nana dengan memegang pergelangan tangan nana, namun diluar dugaan nana menepis kasar cekalan aldo karena ia tidak suka kontak fisik dengan laki laki.
Sadar dengan apa yang diperbuatnya, nana pun meminta maaf dan langsung melangkah pergi dengan terburu buru.
Aldo pun hanya menghela nafas melihat sikap nana yang selalu menghindarinya.
Sesampainya di kantin, nana pun segera memesan makanan dan minuman. Setelah selesai nana pun segera membawa makanan tersebut ke taman belakang sekolah karena suasana kantin terlalu ramai untuknya.
Baru setengahnya nana menyantap makan siangnya, tiba tiba ia dikejutkan dengan kedatangan jenita dan dua temannya.
Culun, lo berani banget yah berurusan sama kendra." ucap jeni sambil berkacak pinggang
Maksud kamu apa jen? Aku gak ngerti." jawab nana bingung
Jangan berlaga gak tau apa apa deh lo." ucap salah satu teman jeni
Lo sengaja kan tadi pagi nabrakin motor butut lo ke motor kendra!" tuding jeni
Itu aku gak sengaja jen. Lagipula aku sudah minta maaf sama kendra." jawab nana santai, ia pun melanjutkan makan siangnya yang tertunda tanpa menghiraukan tuduhan jenita.
Tapi baru satu suapan yang masuk ke dalam mulut nana, jenita tanpa rasa kasihan malah mengguyur kepala nana menggunakan air minum di samping nana.
Nana hanya mampu memendam rasa kesalnya dengan memejamkan mata dan menghela nafas kasar.
Lo pasti mau tebar pesona sama kendra kan?" tuduh jenita lagi
Aku bahkan gak berniat untuk dekat dengan dia, jangan asal tuduh kamu jen." balas nana berdiri sambil mengelap sisa air di wajahnya.
Alah lo jangan munafik deh. Muka pas pasan aja lo berani buat caper sama kendra." nana yang kesal dwngan tuduhan jenita pun berniat pergi dari pada harus meladeni jenita.
Melihat nana yang hendak pergi membuat jenita geram, hingga akhirnya ia mendorong nana dengan keras dan membuat nana yang tak siap akan hal itu pun terjatuh. Tangan nana pun tergores batu kerikil hingga terluka.
Kamu apa apain sih jen." protes nana kesal dan berusaha untuk bangkit sambil menahan sakit
Inget jangan berani berani lo caper sama kendra lagi." jeni kembali mengancam dan ia pun pergi meninggalkan nana yang sudah terluka karena perbuatannya.