Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 15 - Tetap Bergeming
Disha menelan ludahnya dengan susah payah ketika tatapannya tak sengaja beradu dengan kedua manik hitam milik pria Casanova itu. Secepat kilat dia menunduk, pura-pura gugup. Pura-pura tak kuasa menatap kedua matanya dan tersipu malu.
Seperti reaksi banyak gadis yang akan tergila-gila dengan ketampanan pria itu.
Padahal Cih! sedikitpun Disha tidak tertarik, tujuannya hanya satu, mengungkap siapa sebenernya musuh keluarga mereka? hingga berniat berulang kali menghilangkan nyawanya.
Sementara Rayden yang menyadari jika Disha memperhatikan seluruh keluarganya pun jadi bertanya-tanya, Kenapa wanita itu seolah sedang mengamati keluarganya?
Ada apa?
Kenapa?
Jadi banyak sekali pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Jadi besar harapannya bahwa gadis itu memiliki hubungan dengan gadis dimasa lalunya. Ah entahlah, terkadang Rayden berharap jika Disha adalah Aresha.
"Kami permisi dulu Nyonya," ucap Dara setelah dia selesai melaporkan semua laporan yang perlu disampaikan pada pihak keluarga.
Disha pun ikut pamit, lalu sama-sama menundukkan kepala dan segera keluar dari dalam sana.
Kembali meninggalkan keluarga Carter dan keluarga Lincoln memiliki waktu yang lebih private.
"Apa kamu akan tetap berada di rumah sakit ini? lebih baik kita pindah ke rumah sakit yang lain," ucap Alex, bicara setelah hanya ada keluarga di dalam ruangan ini.
Tapi Rayden tidak menjawab i ucapan sang ayah, dia malah memalingkan wajah.
Semua keluarga tahu jika Rayden belum bisa melupakan Aresha, pria itu terus terpenjara dalam masa malunya sendiri. Sampai tak ada minat untuk melanjutkan hidupnya.
Memulai semuanya dari awal bersama wanita yang lain.
Sebenarnya Rayden akan dijodohkan dengan Airin, anak dari Daniel Lincoln dan Karin. Saat ini mereka semua pun ada di dalam ruangan ini.
Dan saat Alex sedang bicara seperti itu, tidak ada satupun orang yang berani menyela. Jia dan keempat Anaknya yang lain pun diam, Aleia, Alden, Arion dan Aaron.
Juga keluarga Lincoln yang tetap diam, Airin bahkan tak berani menatap Rayden. Pria yang akan dijodohkan dengannya. Namun memilih kabur hingga mengalami kecelakaan parah seperti ini.
"Baiklah, lewati masa pemulihan mu di rumah sakit ini. Kata perawat itu tadi kamu butuh waktu sekitar 3 bulan untuk benar-benar bisa pulih kan? setelah itu menikah lah dengan Airin," putus Alex. Suaranya yang dingin membuat Jia langsung menangis ketika mendengar ucapan suaminya itu.
Saat ini sang anak tengah terkulai lemah di atas ranjang, kaki kanannya bahkan mengalami patah tulang. Tapi sang suami seolah tak peduli akan hal itu, hanya memperdulikan tentang pernikahan yang Rayden tidak inginkan.
Tapi Jia pun tak berani melakukan apa-apa, dia hanya akan terus mengikuti keputusan sang suami. Jia percaya, jika suaminya itupun pasti sudah memikirkan matang-matang kenapa harus begini.
Saat itu Alex juga mengatakan jika mereka semua tidak akan lagi berkunjung kemari, jika ingin bertemu dengan semua keluarga, maka cepatlah sembuh dan pulang.
Dan mendengar ucapan itu bukan hanya Jia yang menangis, tapi semua para wanita disana.
Setelahnya mereka semua pergi, sementara Airin diminta tinggal sebentar untuk bicara dengan calon suaminya itu.
"Kak Rayden," panggil Airin lirih, ingin pria yang sebenarnya dia cintai ini menoleh ke arahnya. Tapi Rayden tetap bergeming, malas membalas tatapan gadis itu. Gadis yang sudah dia anggap adik sendiri.
Dan mengetahui Rayden tak ingin bicara dengannya, akhirnya Airin hanya bisa mengucapkan kata pamit ...
"Aku pulang."