NovelToon NovelToon
Om Ustadz Dokter Cintaku!

Om Ustadz Dokter Cintaku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Beda Usia
Popularitas:798.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Assalamualaikum, boleh nggak Alice masuk ke hati Om dokter?" Alice Rain menyengir.

Penari ice skating menyukai dokter yang juga dipanggil dengan sebutan Ustadz. Fakhri Ramadhan harus selalu menghela napas saat berdiri bersisian dengan gadis tengil itu.

Rupanya, menikahi seorang ustadz, dosen, sekaligus dokter yang sangat tampan tidak sama gambarannya dengan apa yang Alice bayangkan sebelumnya.

Happy reading 💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fachry dan donat

"Lepas nggak!" Dorongan Alice tak bisa menepis, sedikit demi sedikit Alice tersentuh, walau hanya rambut, Michael suka wanginya.

"Cuma sebentar saja Lice, ... Ayolah, kita sudah sama sama dewasa kan? Gue tahu, Lo pernah suka sama, Gue!"

Yah, ... Alice memang pernah menyukai Michael, tapi bukan lantas dia bisa dijamak atau diajak seks bebas. "Lepas Michael!"

Alice tak pernah bersentuhan dengan lelaki selain Fachry. Dipaksa seperti ini, membuat tubuh Alice bergetar sangat hebat.

Praaanggg!!!

"Aaa!" Alice berteriak seketika suara ledakan dan pecahan kaca bagian belakang mobil milik Michael menggaung secara bersamaan.

Michael menatap sudut tempat, di mana orang- orang berseragam hitam menghambur keluar dari mobil Van masing- masing. Jelas, mereka semua anak buah ayahnya Alice.

Michael menggertak giginya. "Lo bilang nggak aktifkan GPS ponsel Lo hah!" tukasnya.

Alice tak peduli, Michael bukan lagi teman baiknya, Alice baru tahu jika tujuan Michael mengajak dirinya pergi dengan kondisi tidak terlacak GPS adalah untuk hal sejahat ini.

Padahal, tanpa diaktifkan sekalipun, anak buah Daddy Sky yang posesif takkan mungkin berada jauh dari tempat di mana dirinya bernapas.

"Lice!" Michael mencoba menarik, Alice. Lelaki itu benar- benar tak ingin dicap sebagai tersangka peleccehan.

Awalnya Michael kira, Alice bisa diajak have fun, sebab dia sendiri sudah mencampurkan minuman Alice dengan obat perangsang.

Namun, apa! Alice tampak menolak bahkan tidak sama sekali tertarik. "Brengsek, pada ke mana Lo hah?!" Michael berteriak, dia menekan earphone setelah tersambung dengan salah satu kontak anak buahnya.

Bagaimana bisa kecolongan? Bukankah seharusnya mereka menjaga hingga kegiatan Michael dan Alice selesai?

📞 "Lawan kita orang terkaya, Bos!"

"Sial!" Michael memukul setirnya.

Sungguh, ia pun tak mengira jika Alice akan menolaknya, sebab sebelum ke luar negeri, gadis itu sempat mengajar cintanya, dia cukup percaya diri untuk hal ini.

Belum ada wanita yang menolak sejauh ini, maka Michael pun menganggap jika Alice takkan berani berontak. Having fun untuk satu hari, bukankah sudah biasa?

Namun, bukan hanya penolakan Alice, Michael juga mendapat cengkraman tangan dari seseorang yang Alice bilang suami.

Fachry tidak datang sendiri. Tentu bersama antek- antek mertuanya. Dan lagi, ada Daddy Sky yang lalu memeluk Alice di sana.

Fachry tak pedulikan Alice, dia lebih suka mengejar Michael. Kemarin, Fachry ingin sekali membedah mata pemuda itu, dan kini Fachry ada kesempatan untuk menendang.

Michael lemas, tentu saja! Jangan dipikir ustadz tidak memiliki sabuk karate, satu kali tendangan saja, kepala Michael terpuruk di antara tumpukan pasir- pasir.

"Sudah, cukup, Fachry!"

Daddy Sky menarik menantu yang tengah diliputi angkara murka, memukul bahkan menjambak Michael dengan kejamnya.

Fachry seorang dokter yang memiliki kode etik. Sky tak ingin Fachry kehilangan masa kerjanya hanya karena tindakan gegabah.

Perkara Michael, masih ada pengacara handal andalan keluarga Rain. Tak perlu Fachry ikut- ikutan mengotori tangannya.

"Urusan kita masih berlanjut!" Fachry meronta seketika dua pengawal mertuanya mengapit tubuhnya untuk dileraikan dari Michael yang sudah babak belur.

Alice tak menyangka jika Fachry yang selama ini menuturkan wejangan, tausiyah, dan kata penyejuk agar dirinya bisa bersabar, kini dalam kondisi yang dilingkari kemurkaan.

Seperti, bukan Fachry, dan meski masih ingin menguliti Michael dengan pisau bedah, pada akhirnya Fachry bisa dipaksa untuk masuk ke dalam mobil milik Daddy Sky.

"Bawa mereka pulang!" Sky menatap sopir pribadinya. Alice dan Fachry sudah duduk bersisian meski belum saling menatap.

Fachry tampak menyembunyikan amarahnya dibalik remasan tangan yang mencengkeram erat rambut pekatnya sembari menundukkan kepala sedalam mungkin di atas joknya.

Dadanya naik turun, bergemuruh, ingin sekali meledak rasanya. Andai dirinya bukan orang yang digelari ustadz, mungkin sudah keluar segala umpatan binatang dari mulutnya.

"Astaghfirullah," sebutnya. Fachry berusaha mengolah kesabarannya, sedikit demi sedikit dia menata hati agar buncahan amarahnya tidak terlalu panas.

Sedari kecil hingga 32 tahun, hampir salama itu Fachry tak pernah marah. Tapi setelah istri kecilnya terusik, dia begitu murka.

Ditahannya kemarahan itu, membuat air mata di matanya meluap. Yah, walau tak terjatuh tapi pandangan Fachry mulai buram karena itu.

Hatinya baru kembali tenang setelah Alice merangkul lengannya. Sedikit reda, walau sesungguhnya masih kesal pada tindakan bodoh Alice barusan.

Kemarin malam Fachry sempat melihat Michael di tongkrongannya. Gosip yang terdengar cukup santer, bahwa Genk motor yang diikuti Michael bukan Genk motor biasa.

Cukup banyak korban Michael yang speak up, tapi tak pernah dianggap. Mungkin karena keluarga Michael memiliki pengaruh besar.

Alice sudah menjadi tanggung jawabnya, makanya Fachry segera mengejar bahkan sempat menelepon Daddy mertua yang ternyata sudah lebih dulu tahu akan hal itu.

Mobil Michael yang mengarah ke pantai membuat pengawal Alice curiga. Ternyata benar, saat mobil mereka semakin dekat, tampak Alice tertidur di joknya.

Tiba di kediaman keluarga Rain, Opa Rega dan Opa Arjuna sudah tak di rumah, mungkin menyusul Sky. Hanya Oma Vanessa yang menyambut, dan segera memeluk cucunya.

"Kalian masuk, ya."

Melihat Alice cukup tenang, Oma Vanessa menyuruhnya istirahat. Mungkin, Alice belum sempat diapa- apakan, karena Oma Vanessa yakin jika anak buah Sky tak pernah terlena.

Begitu masuk kamar, Fachry mengusap wajah dengan dua tangannya. Mulutnya tak sabar ingin mengeluarkan tausiyah untuk istrinya.

"Kalau ada apa- apa itu. Ngomong sama suami, ... punya mulut kan?" Fachry menatap Alice yang sontak menyahut.

"Ngomong apa? ... Dokter bukanya nggak mau mengakui Alice di kampus?!"

"Masalah praktik kadaver," sela Fachry berikutnya. "Seharusnya kamu nggak perlu ikut ikutan ambil kedokteran kalau ketemu mayat saja kamu takut!"

"Kan ini demi bisa dekat sama Dokter!" Alice tak mau kalah, karena sungguh, dia lakukan itu demi bisa mengejar suaminya.

"Apa perlu aku jelaskan lagi? Kamu istriku, nggak seharusnya kamu jalan di belakang ku, tanpa izin ku!" Fachry ingin lebih keras, tapi karena mengingat sebagaimana Sunnah nabi ketika menegur istri, dia memelankan nada.

"Tadinya Alice cuma mau balas budi, kemarin Michael yang bantu Alice."

Fachry mendesah kesal. "Sudah Mas bilang, semua yang ada padamu, bisa memunculkan syahwat," katanya.

Alice terisak.

"Kamu pamer aurat, tapi menangis begitu Michael memaksamu?" imbuhnya dan Alice masih sibuk menangis.

"Berat memang, kalau kita bicara neraka dan surga, tapi kalau tidak sekarang kamu pahami rules menjadi seorang muslim, mau kapan lagi, Lice?"

Alice tahu, Fachry sedang menyindir pakaian yang melekat padanya. Sebenarnya dia juga tidak ingin melihat Fachry semarah ini.

"Jangan menangis!" Tak tega melihat tangisan Alice, Fachry memberikan kedamaian dengan memeluk hangat istrinya.

"Ssstt...," desisnya. Fachry memaafkan apa pun yang terjadi barusan, berharap, Alice akan memikirkan ucapannya.

"Maaf aku membentak mu." Fachry mencium kening, dan entah kenapa ia harus beralih ke pipi, bahkan mencecap ke bibir.

Yang namanya amarah ketika bercampur dengan saliva, entah kenapa menjadi begitu membara gaya ciumannya. Sumpah! Fachry paling tak bisa menahan syahwat saat terlibat komunikasi fisik dengan Alice.

Keduanya terduduk di sisi ranjang dalam kondisi bibir yang saling pagut, tapi ketika ingin meremas dada, Fachry ingat sesuatu.

Sebentar lagi dokter yang akan melakukan tindakan visum datang. Salah satu syarat mengajukan pelaporan kasus peleccehan harus ada visum.

Mungkin tidak akan ditemukan apa pun di tubuh Alice selain lecet dan sedikit benturan di tangan Alice. Kecuali, ... jika Fachry berlanjut untuk menggahuli istrinya.

Kata lainnnya, Fachry tidak bisa menyentuh Alice sekarang, atau, teman dokternya akan menertawakan dirinya karena menciduk DNA Fachry sendiri.

"Astaghfirullah!" Fachry beristighfar. Sejak pecah perjaka, roketnya tak pernah bisa dikondisikan, apa lagi jika sudah berurusan dengan tubuh Alice. "Kenapa cepat sekali bangun!" gumamnya pelan.

Alice bingung setelah Fachry kemudian menghindarinya. "Ustadz kenapa?"

"Pengen makan donat!"

1
Nasiati
ceritany seru bangett..
Melki
next Thor
Naviah
ajaran sesat Langit 🤦🏻‍♀️🤣
Naviah
hahaha bisa pantun 🤭🤣
Naviah
ya ampun🤣🤣🤣 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Naviah
🤣🤣🤣🤣
Naviah
hahaha🤣🤣🤣
Naviah
hahaha 🤣🤣🤣
Naviah
🔥🔥🔥🤣🤣🤣
Naviah
semoga berhasil Alice Fachry 😂
Naviah
love buat om dom😘
Naviah
kasian om Dom
Naviah
wah novel Sky udah ada
Naviah
kakek unta mau menang sendiri 🤣🤣🤣🤦🏻‍♀️
Aan
Rega dan Abizar bikin q ketawa ngakak Thor.... /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Naviah
selamat ya Alice
Aan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 mgkin sama, rasa kurma, kurma Arab 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aan
Nikah bnyk karena gabut 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aan
Habib pakek jilbab 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aan
Login 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!