Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kompetisi Beladiri
Pagi hari begitu cerah, di tribun penonton telah dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menyaksikan kompetisi beladiri besar yang diadakan di sekte Linyu.
Di tribun utama tampak para petinggi sekte dan beberapa tamu undangan telah berada di sana, begitupun di tempat para peserta juga telah dipenuhi dengan seluruh anak muda yang telah mendaftarkan diri mereka dalam mengikuti kompetisi.
Lin Yan duduk di sudut paling belakang diantara para murid yang akan mengikuti kompetisi, sementara Lin Hua dan Xing Xiang yang merupakan peserta kehormatan, duduk di podium utama bersama para petinggi dan tamu undangan.
Mata Lin Hua saat ini tertuju ke tempat para peserta kompetisi, Lin Hua ingin sekali melihat Lin Yan berada di antara para peserta, karena ada rasa rindu yang telah lama terpendam di dalam lubuk hatinya yang terdalam, yang membuat Lin Hua begitu antusias mencari keberadaan Lin Yan, hingga pada akhirnya matanya berhenti pada sesosok pemuda yang saat ini juga menatap ke arahnya.
"Kak Lin Yan pada akhirnya aku bisa melihatmu kembali," ucap Lin Hua dalam hati saat melihat laki-laki yang dicintainya di antara para peserta kompetisi.
Sementara di sisi lain, Lin Yan yang juga menatap ke arah Lin Hua saat ini merasakan sesak di dalam dadanya, ada kegetiran hati saat mengetahui Lin Hua lebih memilih pangeran Xing Xiang daripada dirinya, hingga pada akhirnya Lin Yan memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke tempat lain, karena tak mampu lagi menahan kepedihan saat menatap ke arah Lin Hua.
Xing Xiang yang sedari tadi memperhatikan Lin Hua pada akhirnya bertanya. "Apa yang kau lihat di antara para peserta itu?" tanyanya.
Lin Hua memalingkan wajahnya ke arah sang pangeran, kemudian duduk sambil berkata.
"Tak ada apa apa," ucap Lin Hua dengan suara datar yang membuat pangeran Xing Xiang semakin bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
Sang pangeran kemudian menatap ke arah tribun para peserta, kemudian tatapannya jatuh pada sosok Lin Yan, pemuda yang sedari tadi telah diperhatikan oleh Lin Hua.
Guru Lin Wang yang saat ini duduk di dekat pangeran Xing Xiang, kemudian berbisik di telinga sang pangeran.
"Dia bernama Lin Yan yang merupakan kekasih masa lalu nona Lin Hua, dan aku rasa nona Lin Hua masih memendam rasa terhadapnya".
"Pangeran jika pemuda itu terus dibiarkan hidup, tentunya di masa depan dia akan menjadi duri bagi hubungan rumah tangga pangeran dengan nona Lin Hua," ucap guru Lin Wang yang sengaja memanas-manasi hati pangeran Xing Xiang.
"Maksud paman?" tanya Xing Xiang.
"Ada baiknya pemuda itu dibinasakan saat pangeran bertemu dengannya di dalam arena pertarungan, karena dengan kematiannya hati nona Lin Hua pasti akan sepenuhnya milik pangeran," ucap guru Lin Wang.
Pangeran Xing Xiang yang saat ini terbakar api cemburu, tentu saja dapat dengan mudah dihasut oleh guru Lin Wang, hingga pada akhirnya dia berkata.
"Jika aku membunuhnya di dalam arena pertarungan, bukankah hal itu tak dibenarkan di dalam kompetisi ini, dan tentu saja kematiannya akan membuat seluruh petinggi sekte menyalahkan ku atas kematiannya," ucap pangeran Xing Xiang.
"Pangeran tak usah khawatirkan hal itu karena sebenarnya seluruh petinggi sekre Linyu tak menyukai keberadaan Lin Yan, dan juga tak menginginkannya untuk tetap menjadi anggota sekte, dia masih bisa bertahan seperti karena penatua Lin Xiotin yang masih melindunginya, jika Lin Yan terbunuh oleh pangeran di dalam arena pertarungan, maka aku siap untuk menjadi yang terdepan dalam melindung pangeran," ucap guru Lin Wang yang berusaha mencari perhatian sang pangeran karena statusnya yang besar.
"Baiklah paman, saat aku bertemu dengannya nanti aku pasti akan membunuhnya," jawab pangeran Xing Xiang.
Kompetisi pada akhirnya dimulai, satu persatu murid sekte telah maju untuk melakukan pertarungan di atas arena, ada yang tertawa dengan kemenangannya dan ada pula yang bersedih atas kekalahannya.
Lin Yan pada akhirnya dipanggil untuk melawan seorang senior dari sekte Linyu, senior itu begitu meremehkan dan bahkan mengejek Lin Yan jika dia akan menghabisi Lin Yan di atas arena pertarungan, hingga tulang-tulang di tubuh Lin Yan remuk dan patah.
Mereka berdua kini telah saling berhadapan untuk memulai pertarungan, sang senior yang begitu meremehkan Lin Yan kemudian berkata.
"Sudah terlambat bagimu untuk meninggalkan arena pertarungan, karena pertarungan ini adalah milikku dengan kau yang akan menjadi korbannya".
"Lin Yan aku akan membuat mu babak belur, sehingga takkan ada satupun orang di dalam sekte Linyu yang dapat mengenali mu lagi," ucapkan sang senior dengan tertawa terbahak bahak.
Lin Yan tetap tenang walaupun telah di intimidasi dengan perkataan seperti itu, Lin Yan kemudian menjawab perkataan sang senior.
"Pertarungan kita belum dimulai dan tentu saja kita belum tahu siapa yang akan tergeletak di atas arena, tapi menurutku kaulah yang akan tergeletak di atas arena karena kemampuan yang kau miliki belum cukup untuk dapat menghadapiku".
Mendengar perkataan Lin Yan membuat sang senior marah, hingga pada akhirnya dia pun mencabut pedang dan mulai menyerang ke arah Lin Yan.
Lin Yan sama sekali tak berkeinginan untuk menangkis serangan pedang yang menuju kearahnya, namun setelah pedang di tangan sang senior beberapa jengkal lagi mengenai tubuhnya, Lin Yan dengan cepat bergerak membuat satu serangan dadakan yang sangat tiba-tiba, yang membuat tinju Lin Yan seketika itu juga bersarang telak di tubuh sang senior tanpa bisa dielakkan nya.
Senior itu pada akhirnya terpental jauh ke belakang akibat tinju keras Lin Yan, hingga beberapa waktu berlalu sang senior tak menunjukkan tanda tanda untuk bangkit, yang membuat Lin Yan pada akhirnya memenangkan pertarungan itu.
Seluruh petinggi sekte begitu sangat terkejut melihat pertarungan yang telah terjadi di atas area, di mana Lin Yan mampu memenangkan pertarungan dengan sekali serangan, dan lebih mengejutkan lagi lawan Lin Yan bukanlah seorang murid biasa, melainkan seorang murid yang telah memiliki kultivasi di tingkat alam roh dan jiwa.
Guru Lin Wang yang menyaksikan pertarungan itu bertanya-tanya di dalam hati, di tingkat mana kultivasi Lin Yan saat ini sehingga mampu mengalahkan seorang murid senior dengan sekali serangan.
"Aku rasa kultivasi Lin Yan telah berada di alam neder, karena dia mampu mengalahkan murid yang telah berada di alam roh dan jiwa, jika memang demikian ini akan menjadi bumerang bagi Lin Sha karena murid ku itu juga berada di alam neder," pikir guru Lin Wang.
Saat ini di tribun penonton telah ramai mengeluk elukan nama Lin Yan, kini mereka telah menjagokan Lin Yan sebagai calon juara kompetisi, semua itu terjadi akibat melihat aksi Lin Yan yang sangat menakjubkan di atas arena pertarungan.
Bersambung