Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dukun
Devi dan Sella,bergidik ngeri memandang mbah Djan. Sepertinya Ratna, sudah akrab dengan beliau.
Ratna,cukup panjang lebar berbicara. Apakah Ratna, seringkali datang ke sini untuk melakukan hal sesuatu. Ngapain dia? Gak mungkin kan, simpanannya mbah Djan.Batin Devi, penasaran.
"Ratna, sudah menceritakan keinginan mu. Mbah,akan memberikan racun ini. Maharnya 6 juta rupiah,mau tidak? Jangan ragukan mbah,karena temanmu sudah membuktikannya". Ucap Mbah Djan.
Ratna, menyenggol lengan temannya. "Bagaimana Devi,mau gak? Ini adalah kesempatan emas mu,".
"Mau Mbah,tapi kalau tidak manjur bagaimana?". Tanya Devi, sebenarnya ragu untuk bertanya.
"Kalau tidak manjur,dalam sebotol dan tidak ada reaksi apapun. Datang lagi ke sini,mbah tidak akan meminta uang kepada mu". Jawab Mbah, sambil mengelus-elus jenggot yang menjuntai ke bawah.
"Baiklah mbah,saya ambil." Devi, mengeluarkan uang cash 6 juta rupiah. Matanya melirik ke arah Ratna, mendapatkan anggukan kecil.
"Harus ingat yah, teteskan cairan ini ke makanan atau minuman dan jangan terlalu banyak. Berikan secara berlahan, jangan gegabah". Mbah Djan, memperingati Devi.
"Baik,mbah. Makasih banyak, semoga berhasil. Ada 1 lagi mbah,boleh minta sesuatu?". Kata Devi, melirik ke arah temannya.
Ratna, mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Devi. Dia mau apa lagi? Wah... penasaran sekali,aku.Batinnya tersenyum kecil.
"Katakan apa mau,mbah? siap melaksanakannya, hehehehe...". Mbah Djan, sangat senang melayani pelanggannya cantik-cantik. Matanya tak luput memandang Devi,karena dia adalah wanita paling cantik di antara mereka bertiga.
Ratna, memberikan kode kepada mbah Djan yang tersenyum sumringah.
Sella,sedari diam dan melihat gerak-gerik mereka bertiga. Ada sesuatu yang janggal, tetapi di tepis langsung.
"Begini mbah, bagaimana caranya untuk suami tunduk kepada kita?itu saja mbah," kata Devi, cengengesan.
"Gampang masalah itu, gampang sekali". Jawab Mbah Djan,tanpa ba-bi-bu lagi.
"Benarkah,mbah! Bagaimana caranya,aku mau". Devi, langsung bersemangat mendengarnya. Ingin sekali Alfan, tunduk kepadanya tanpa membantah sedikit pun.
"Tulis nama suami mu dan namamu,biar mbah membacakan mantra. Gunakan beberapa tetesan darah haid ini,ke minuman atau makanan suamimu. Dalam beberapa waktu, suamimu tunduk dan patuh kepada mu". Kata Mbah Djan, membuat Sella bergidik ngeri.
"Devi,kamu yakin dengan ini? Mbah,apa ada konsekuensi di kemudian hari". Tanya Sella, penasaran.
"Sella,apa yang di lakukan mbah Djan. Tidak ada konsekuensinya,aku buktinya kok. Dulu aku sangat susah mencari pekerjaan, setelah datang dari sini. Makanya aku bisa bekerja di perusahaan itu,". Sahut Ratna, meyakinkan temannya.
"Benarkah? Semoga saja begitu,". Gumamnya tersenyum kecil.
Devi, langsung menuliskan nama suami dan namanya. Komat-kamit mulutnya Mbah Djan, mengeluarkan mantra gunanya.
"Sella,kamu tidak mau?siapa tau,kau menyukai seseorang". Tanya Ratna, memancing teman satunya.
"Eee.. Untuk kali ini, tidak ada. Kalau nanti-nanti,aku pikirkan lagi". Jawab Sella, cengengesan.
"Aku sudah lama bersabar, sudah saatnya untuk menguasai mas Alfan. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini,". Tegas Devi, tersenyum smrik.
Tidak mungkin, tidak ada akibatnya di kemudian hari. Pasti ada sesuatu,kenapa aku mencurigai Ratna? Menyeramkan sekali, apapun yang terjadi. Mana mungkin aku melakukan hal ini, mencintai dengan tulus dan ikhlas. Itulah yang terbaik, suatu hari Devi menuai hasil karmanya.Batin Sella, ingin menasehati Devi. Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi.
***************
Bu Norma, menatap kepulangan anaknya. "Alfan,mana Devi?".
Alfan, terkejut mendengar suara ibunya. "Assalamualaikum bu, Devi lembur kerja. Jam 7/8 malam baru pulang,". Jawabnya tersenyum.
Tetap Adelia,malah tersenyum kecil. Karena dia tidak mempercayai ucapan Suaminya itu, sudah ketahuan berbohong kepada ibunya sendiri. "Cukup aku mas,yang kamu bohongi. Bahkan ibumu,kau bohongi juga demi istri keduamu".
Rahang Alfan, mengeras seketika mendengarnya. "Jaga ucapanmu,Adelia. Jangan asal menuduh adik madumu,dia sibuk bekerja di kantor dan aku tidak berbohong".
"Sekarang kamu sudah berani mas,membela istrimu yang salah. Atau jangan-jangan, Devi meminta mu berbohong". Sindir Adelia, menyunggingkan senyumnya.
"Ck,ibu kecewa dengan mu Alfan. Bukan Adelia,yang tau kemana Devi? Tetap tetangga sebelah juga tahu, istrimu jalan-jalan dan keluyuran tak jelas. Sudah berani rupanya, berbohong dan lebih memilih Devi. Mau jadi anak durhaka,ha?" Bentak bu Norma, membuat Adelia merasa senang.
Alfan, mengusap wajahnya dengan kasar. Darimana ibunya tahu, sedangkan Adelia tidak berteman di sosmed. "Bu, mungkin salah orang". Alfan,membela istri keduanya lagi.
"Oh, kamu kira mata ibu bermasalah begitu? Hahahaha....Ibu, melihat secara langsung di ponselnya adikmu. Dia mengirim video, status istri mu itu. Ibu kecewa dengan mu, Alfan". Bu Norma, langsung memalingkan muka. Tangannya meremas daster, ingin sekali memaki habis-habisan mantunya itu.
Alfan, terlihat frustasi karena ketahuan berbohong kepada ibunya. "Bu, Devi jalan-jalan dengan temannya. Setelah pekerjaan selesai,dia berbelanja menggunakan uang pribadinya sendiri. Bukankah ATM ku berada di tangan ibu,cek M-bankingnya bu".
Awalnya bu Norma, marah padam. Wajahnya seketika berubah,dia baru ingat kalau uang anaknya di tangannya. "Terserah, kamu saja. Devi, tidak pantas keluyuran gak jelas. Apa lagi dia punya suami,".
"Sudahlah bu,lagian ada Adelia menggantikan Devi. Apa bedanya loh, Adelia istriku juga". Alfan, melemahkan suaranya dan menatap ke arah istri pertama. Dia merasakan hawa dingin, Adelia benar-benar berubah dan berbeda.
"Mas sudah belanja bulanan,besok aku gak bisa masak. Bahan-bahan pada habis mas,". Kata Adelia, dengan tatapan biasa saja.
Alfan, menghela nafas beratnya. "Aku bersih-bersih dulu,baru belanja bulanan". Jawabnya, berlalu melintasi Adelia. Entahlah kenapa perasaan Alfan,ada sesuatu yang tidak beres? Menoleh ke belakang, biasanya Adelia bersemangat menyambut kedatangannya. Mencium punggung tangan, memberikan senyuman manis. Kali ini sangat berbeda,dia mengubah ekspresi wajahnya dingin. Tidak ada kata-kata manja, merengek-rengek, ngoceh tak jelas.
"Adelia, siapkan ibu teh. jangan terlalu panas,kamu tidak berniat untuk membakar mulut ku kan". Perintah bu Norma,masih keadaan marah.
"Di tunggu bu," jawab Adelia, berlalu meninggalkan ibu mertuanya. Di dapur bertemu dengan suaminya,duduk santai dan termenung.
"Ini aku sudah menulis apa saja yang habis,jangan ada terlewatkan mas". Adelia, memberikan sekertas catatan.
"Adelia,mas kangen". Alfan, menarik lengan istrinya ke dalam pelukan.
Aku juga kangen mas,tapi benciku lebih besar.Batin Adelia, matanya sudah berkaca-kaca. "Lepaskan mas,aku bertahan karena ibu.Jika tidak ada ibu,aku lebih baik pisah. Sakit mas, sangat sakit".
"Maafkan aku, Del. Tidak bisakah hatimu menerima semuanya dengan ikhlas,aku adil terhadap istri-istri ku". Alfan, berusaha meluluhkan hati Adelia.
Adelia, tersenyum mengejek ke arah suaminya. Alfan, sesosok suami yang tak pantas di pertahankan baginya.
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..