NovelToon NovelToon
Campur Tangan Mertuaku Di Keluarga Kecilku

Campur Tangan Mertuaku Di Keluarga Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Tina Mehna 2

Menjadi ibu baru tidak lah mudah, kehamilan Yeni tidak ada masalah. Tetapi selamma kehamilan, dia terus mengalami tekanan fisik dan tekanan mental yang di sebabkan oleh mertua nya. Suami nya Ridwan selalu menuruti semua perkataan ibunya. Dia selalu mengagungkan ibunya. Dari awal sampai melahirkan dia seperti tak perduli akan istrinya. Dia selalu meminta Yeni agar bisa memahami ibunya. Yeni menuruti kemauan suaminya itu namun suatu masalah terjadi sehingga Yeni tak bisa lagi mentolerir semua campur tangan gan mertuanya.


Bagaimana akhir cerita ini? Apa yang akan yeni lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31. CTMDKK

Pukul 4 lebih, aku sudah mulai menata kue-kue itu di atas meja yang sudah siap dari tadi. Namun tiba-tiba saja, aku lihat samar-samar orang-orang yang berjalan mendekat.

“Ini Yen kue lainnya.”

“Oh iya bu. Itu orang-orang pada mau kemana ya bu? Gerombolan gitu?”Tanya ku menunjuk ke arah orang itu.

“Oh iya, itu bu Mita itu. Kayaknya pada mau ke sini loh. Kemarin kan Ibu bilang kalau mau cari kue besok pagi saja, mungkin mereka kemari mau beli kue.”

“Iya juga ya bu. Syukurlah kalau benar.”

“Mba, ini kue nya.” Ucap Adikku yang membawa kue lain juga,

Di saat yang sama, bapak berpamitan berangkat ke pasar. Kami pun tak lupa bersalaman dengannya. Ku tata lagi kue-kue lain yang baru di ambil oleh adikku. Benar saja, orang-orang tadi adalah ibu-ibu yang akan beli kue. Mereka berhenti tepat di depan meja ku dan tak lupa menyapa ibu, aku dan adikku.

“Pagi bu Wina, pagi Yen, pagi Salma.” Ucap bu Mita.

“Pagi bu..mau beli kue bu? Udah siap ini bu.” Jawab ibuku.

“Iya dong bu. Mau apa lagi kalau engga beli kue ini.” Sahut bu Zahra.

“Ya sudah bu. Silahkan di pilih bu, tapi sebentar ya di dalam masih ada kue lain.” Ucapku.

“Bia raku aja mba yang ambil.” Adikku menawarkan bantuan padaku.

“Iya sudah, tolong ya Sal.” Aku menepuk pundak adikku dan dia pun masuk dalam rumah.

Aku dan Ibu melayani Ibu-ibu yang sedang asyik memilih kue nya, Ibuku bagian menjawab pertanyaan mereka dan sesekali mengobrol dengan mereka, sementara aku seperti menjadi kasir. Sedang aku melayani pembeli, datang lagi ibu-ibu yang lain dari arah kiri ku. Mereka mendekat dan mengerubungi lapak dagang ku juga. Karena banyak yang bertanya, membayar serta mengobrol itu membuat aku dan Ibu agak kerepotan karena itu membuat adikku juga turun tangan membantu kami.

Setelah cukup lama, akhirnya satu persatu pembeli pergi dengan kue yang mereka pilih.

“Aduh, saya telat nih.” Bu Eem datang mendekati kami.

“Pagi bu..” Sapa Ibuku.

“Pagi juga.. Waduh, ini kue-kue masih pagi sudah kosong banyak. Telat banget ini saya.”

“Iya bu, tadi Ibu-ibu sudah pada kesini.” Jawabku ramah.

“Oalah, pada gercep sekali. Ya sudah, ini ini ini ini 3 sama ini saja Yen buat medhang pagi.”

“Oke bu, Yeni hitung dulu.” Aku mengambil kue yang dia pilih dan menghitung nya.

“32 ribu bu.”

“Iya ini ya. Ya sudah saya masuk lagi ke dalam ya Yen, Bu Wina, Salma?” Ucap Bu Eem lalu dia pun pergi pulang ke rumah nya.

“Alhamdulillah, banyak yang tinggal sedikit ini.”

Karena waktu semakin pagi sementara aku belum menunaikan solat subuh, kami bertiga secara bergantian menunaikan solat subuh. Setelah aku selesai solat subuh, aku meminta Ibu agar beristirahat saja sembari menjaga Reza di kamar ku dan dia pun setuju untuk itu.

Selepas subuh, aku kembali ke depan lagi dan melihat Salma sedang melayani beberapa Anak-anak sekitar sedang memilih kue-kue nya.

“Kamu jadi 5 ribu idan, terus iyan jadi 6 ribu, terus pipit jadi 4 ribu.” Ku dengar Salma menghitung kue ya mereka pilih.

“Oke, ini kak uang ku.” Ucap anak kecil 1 dan di susul dengan yang lain.

“Makasih ya, besok jajan lagi hehee.” Ucap Salma.

“Oke kak. Bye.”

“Udah mba?” tanya dia ke padaku.

“Iya sudah, Oh iya itu kotak-kotak kue nya di cetak langsung saja Sal daripada nunggu besok-besok. Kamu bisa kasih tau Ilham buat ambil kotak kue yang mau di cetak?”

“Iya bisa mba, sebentar Salma chat dulu.” Ucap dia lalu dia menghidupkan ponsel nya.

Sedang aku menata lagi kue-kue yang masih tersisa, Aku menoleh ke arah samping kanan ku karena bu Eem memanggilku.

“Yen.. Yeni..” panggil nya.

“Iya bu? Ada apa?”

“Yen, begini saya dapat chat dari bu Angel yang dulu pernah kita antar itu loh pesanan catering nya. Nah tadi saya di chat kalau dia mau pesan lagi catering plus kue nya masing-masing 150 box Yen. Bu Angel minta kue dalam box nya itu ada 7 macam terus di tambah sama air mineral botol 1. Gimana? Ambil engga nih?” tanya Bu eem.

“Benarkah bu? Banyak sekali, Ambil saja bu. Itu rejeki.”

“Bener ya? Kamu sanggup kan?”

“Insya allah bisa bu. Kue nya mau di buatkan apa saja itu bu?”

“Kue tradisional nya 3 ada kue lemper isi ayam, mini cookies, kue Gabin coklat. Terus kue cup pudding regal, rainbow cake, mini klepon sama pie buah. Gimana itu?”

“Boleh bu. Tapi maaf ya bu kalau saya ambil orderan ini kayaknya enggak bisa bantuin buat catering nya bu?”

“Ya engga papa lah Yen. Saya juga ada kok yang bantuin nanti bu Ijah katanya mau bantuin. Gampang itu, kamu juga harus ada yang bantuin.”

“Iya bu, nanti pasti Ibu dan Salma bantu Yeni kok. Apa bu Angel itu mau ada acara lagi bu?”

“Iya katanya mantu nya habis di angkat jadi manager. Jadi dia mau bikin syukuran”

“Oh gitu, anak bu Angel sudah menikah toh.”

“Iya, tapi.. katanya masih nikah siri. Shut.. jangan bilang siapa-siapa ya Yen. Saya denger dari istri nya temen suami begitu.”

“Ah begitu,” Respon ku bingung.

“Iya gitu. Eh minta nomer rekening kamu Yen. Kamu total semua nya berapa ya nanti setelah itu saya laporan sama bu Angel terus dia transfer ke kamu langsung. Saya juga sudah di transfer ini lunas sekaligus lagi.”

“Oh iya bu. Nanti Yeni chat ya bu.”

“Ya di tunggu segera ya Yen.”

“Iya bu. Makasih ya bu sudah di bantu promosikan.”

“Sama-sama.” Jawab nya senyum.

“Oh ya bu, buat kapan ya itu?”

“Eh, maaf Yen saya lupa kasih tau. Pesanan nya buat lusa Yen.”

“Oke bu oke.”

“Chat sekarang Yen mumpung bu angel nya masih online.”

“Oh iya bu, baik bu. Yeni ke dalam dulu. Hp Yeni di kamar.”

“Oke kalau gitu saya balik ke rumah ya? Mau cek bahan yang masih ada.”

“Oke bu.”

“Salma, mba titip sebentar ya.” Ucap ku pada adikku.

“Iya mba.”

Ku pun lekas masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponselku.

“Assalamualaikum,”

“Waalaikumsalam, loh kok masuk lagi? sudah habis kah?”

“Belum bu, Yeni mau chat bu Eem dulu bu. Alhamdulillah Yeni ada pesanan kue bu 150 box masing-masing box itu ada 7 kue sama 1 botol air mineral.”

“Serius? Alhamdulillah, semoga terus lancar ya nduk?”

“Aamiin bu. Bentar ya bu, mana hp Yeni.” Aku mencari ponselku di meja dan di dalam laci lemari.

Sambil menunggu ponselku menyala, aku duduk di kursi sebelah anakku reza yang sedang tertidur.

“ih lucunya..” Ucapku memegang pipi nya yang tembam.

Saat ponsel menyala, semua notifikasi muncu secara cepat. Aku pun langsung membuka aplikasi chat nya.

“Pesan dari siapa ini?” Ucapku lalu ku klik pesan itu.

“Sidang terakhir kamu ambil sendiri surat cerai nya! Aku tidak mau mengantar surat cerai mu itu!” Setelah membaca itu, aku tau kalau pesan itu dari mas Ridwan.

Aku abaikan itu dan mencari nomer bu Eem. Setelah ketemu, aku kirimkan nomer rekening yang dia minta tadi baru setelah itu aku hitung total semua orderan nya.

“Oke sudah,” gumam ku lalu ponsel ku letakan di meja.

“Sudah nduk?”

“Iya bu sudah, Yeni ke depan lagi ya bu.”

“Iya..”

Semakin siang, tetangga sekitar ku semakin banyak yang penasaran hingga pada akhirnya pada pukul 8 pagi semua kue ada yang sudah ludes habis. Karena itu lah aku putuskan untuk tutup dan membawa semua wadah kue dengan taplak nya ke dalam rumah.

“Akhirnya mba,” Adikku duduk dan merebahkan tubuhnya di kursi panjang ruang tamu.

Aku tersenyum dan ke dapur mengambilkan dia air minum. Di saat yang sama, Ada seseorang yang mengetuk pagar.

“Siapa mba?” tanya adikku yang baru meminum seteguk air itu.

“Sebentar,” Aku membuka pintu dan melihat Ilham di depan pagar.

“Eh ilham? Sini masuk-masuk.” Ucapku.

“Iya mba tapi maaf mba, Saya engga bisa masuk karena saya niatnya mau ambil kotak kue nya dan langsung pergi berangkat kerja di percetakan.”

“Oh gitu, ya sudah sebentar ya.”

“Iya mba,”

Aku masuk kedalam lagi untuk mengambil kotak kue yang banyak itu. Aku ikat rapat dan ku tak lupa mengambil kantong kresek untuk mengambilkan Ilham beberapa kue yang masih ada. Sesudah itu aku keluar lagi untuk menyerahkan itu semua.

“Ini Ham.” Ucapku.

“Eh ini apa mba?”

“Itu kue untuk kamu.”

“Ya ampun mba, ngerepotin."

“Engga repot kok.”

“Enak banget itu, kamu pasti ketagihan” Sahut Salma.

“Wah, pasti enak ini.Terima kasih.”

“Iya sama-sama.”

“Kalau gitu saya langsung saja berangkat ya mba. Ayo Sal.” Ucap Ilham pamit.

“Iya Ham, hati-hati” Jawab kami berdua.

Setelah Ilham pergi, baru kami berbalik sudah ada lagi orang yang memanggil.

“Mba, permisi. Mba Yeni?”

Aku menoleh, “Iya? Ada apa ya pak?”

“Ada surat mba, ini.” Ternyata itu kurir pos yang mengantar surat padaku.

“Untuk?”

“Untuk mba Yeni. Saya permisi ya mba. Mari.” Dia menyerahkan amplop besar coklat lalu langsung mengayuh sepeda nya lagi.

“Pengadilan agama.” Gumam ku.

“Sidang terakhir kah mba?” tanya adikku mengintip di belakang ku.

“Iya,” Aku langsung membuka nya karena penasaran.

“Kapan mba?”

“Besok,”

“Wah kenapa dadakan ya? terus kenapa waktu nya dekat ya?”

“Engga tau, tapi ya sudah lah. Sekarang mba rasa semakin cepat semakin baik.”

Kami pun masuk kedalam rumah lagi dan beristirahat sebelum harus berangkat lagi membeli bahan kue.

(Keesokan hari nya) 

Seperti biasa pukul 4 pagi semua kue-kue sudah aku keluarkan dan kini terdapat pula ibu-ibu yang sudah menunggu di depan rumah ku. Hingga pukul 7 pagi, semua kue sudah ludes habis dan aku putuskan untuk menyudahi jualan ku hari ini.

Pada pukul 10 pagi nanti aku akan pergi ke pengadilan agama untuk menghadiri sidang terakhir perceraian ku. Tak lupa aku beritahu Ibu ku agar dia bisa menjaga Reza selama aku pergi. Rencana nya setelah sidang berakhir, aku akan berbelanja kebutuhan pesanan besok dan juga bahan kue untuk jualan.

Aku mandi dan bersih-bersih lalu jam 9 pagi aku berangkat.

Bersambung...

1
Listya ning
Haii salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!