Skuel ke dua Sang Pewaris dan sekuel ketiga Terra The Best Mother.
menceritakan keseruan seluruh keturunan Dougher Young, Pratama, Triatmodjo, Diablo bersaudara dan anak-anak lainnya.
kisah bagaimana keluarga kaya raya dan pebisnis nomor satu mendidik anak-anak mereka penuh kesederhanaan.
bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELUARGA
Hari jumat seperti biasa anak-anak pulang cepat. Bahkan Harun dan lainnya libur karena kelas mereka dipakai ujian nantinya.
"Wah bentar lagi ujian nih!" ujar Harun semangat.
Bocah itu telah belajar keras. Haidar gemas melihatnya.
"Baby sini kamu!'
"Nggak mau!" tolak Harun.
"Eh ...!' Haidar mengejar Harun.
Terjadi kericuhan, semua anak ikut kejar mengejar. Gelak tawa tercipta di sana.
"Papa ... udah ah ... bentar lagi jumatan!" teriak Terra memperingati suaminya.
Akhirnya anak-anak diam, mereka terengah-engah Haidar mencium pasukan yang banyak itu.
"Mashaallah ... papa bahagia punya kalian," ujarnya dengan senyum lebar.
Semua anak pulang dengan cepat. Benua dan Domesh selesai dengan masa sekolah enam tahunnya.
"Nanti SMP tiga tahun ya?" tanya Domesh sedikit lelah menjalani pendidikan.
"Bisa langsung kerja aja nggak?" lanjutnya bertanya.
"Mana bisa ... kita belum punya keahlian kerja!" ketus Benua.
"Auh eulja!' ujar Horizon.
"Kamu kerjanya ngerusuh baby!" ketus Domesh gemas.
"Wusuh ... atuh wusuh!" teriak Zora.
Bayi cantik itu berlarian dan diikuti semua saudaranya. Mereka menyambar apa saja yang ada di meja. Para pengawal harus sigap menanganinya.
"Wusuh pa'a ma?" tanya Zaa tiba-tiba berhenti dari acara lari-lari.
Semua bayi ikut diam. Hingga ....
Jelegar! Petir tiba-tiba menyambar. Semua anak terkejut karena kilat dan bunyi petir berbarengan.
"Pa'a padhi?" tanya Maryam dengan mata bulat.
"Tadi kita diphoto sama Allah!' celetuk Bomesh.
"Ah ... yan peunal?' tanya Arsh tak percaya.
"Iya ... nanti pas di akhirat nanti ada kenang-kenangan pas hidup!" lanjutnya berkhayal.
"Wah ... peustina pita pate daya padhi!" ujar Fathiyya kecewa.
"Allah ... photo pita ladhi don!" pinta Fatih.
"Baby ... ayo sini ada kue!' ujar Seruni mengalihkan perhatian para bayi.
"Ayo makan sudah itu bersiap sholat Jumat!' seru Darren.
"Piyap Apah!' seru semua anak laki-laki.
"Nanat sewe eman pidat poleh wolat sumat?" tanya Nisa pada Vendra.
"Pidat ... halus sowo yan sowat sumat!' jawab Vendra sok tau.
"Soba atuh sowo!' ucap Chira.
"Talo tamuh sowot peulalti atuh sewet don!' ujar Aarav protes.
"Atuh eundat bawu! lanjutnya tak terima.
"Ya butan dhitu batsutna!" sanggah Chira ngotot.
"Pita sadhi sowot duwa-duwana!' lanjutnya.
"Eh ... nggak boleh menolak apa yang diberi Allah!" ujar Samudera menengahi perdebatan.
"Laki-laki atau perempuan itu sama saja!" lanjutnya.
"Ayo ganti baju yang mau sholat jumat!" suruh Rion.
Semua anak laki-laki bergerak Tak terkecuali Fael bayi itu bersikeras ingin ikut padahal Bomesh dan Domesh sudah membujuknya.
"Baby sama kakak aja ... kakak sendirian!' rayu Domesh.
"Pitut laja sowat sumat Ata'!" saran Arsh.
"Nggak boleh Baby ... kita kan beda," jawab Bomesh.
"Peda pa'a?" tanya Arsh ingin tau.
"Ayo kita pergi!" ajak Gabe menggendong putra bungsunya itu.
Fael menangis kencang karena tak diajak, bayi itu langsung lemas. Maria sedih, ia memeluk putranya yang belum mengerti jika mereka berbeda keyakinan.
"Kalau sudah besar pasti kamu mengerti Nak," ujarnya lembut lalu mengecup pelipis putranya yang setia terisak.
Usai sholat jumat, Fael masih setia dalam pelukan Maria, ibunya. Bayi itu tak mau bermain karena semua saudara meninggalkannya tadi.
"Baby ... ayo main!' ajak Rion.
Bayi itu akhirnya mau berada dalam pelukan panutannya. Rion mengajak main bersama semua anak-anak. Akhirnya Fael. kembali ceria dan bermain bersama.
Gomesh datang dan mencomot udang goreng.
"Baby!" Lastri berdecak.
"Astaga pria raksasa ini Mommy panggil Baby?" tanya Virgou berdecih.
"Mommy," rengek. Gomesh yang membuat Virgou memukulnya.
"Addyh ... janan putun-putuh Papa!" pekik Faza marah.
Virgou malah mengempit leher Gomesh. Hal itu membuat Terra marah. Karena sejurus kemudian, anak-anak menirukan perbuatannya.
"Baby ... Daddy nggak beneran loh!' peringat Rion.
Pria itu kesal melihat ayahnya yang mengajari tidak-tidak pada semua adiknya. Virgou hanya cengar-cengir kuda.
"Ayo habis itu makan siang! Lalu pergi tidur!" suruh Bart.
Semua anak menurut dan makan siang. Usai menyantap makan siang merekaz semua pergi untuk tidur. Sebuah kebiasaan yang Terra terapkan untuk semua anak-anak bahkan untuk Rasya dan Rasyid yang sudah mau kuliah.
"Ma ... kita ke kafe kak Sean ya!" pinta Rasya memohon.
"Boleh Baby," jawab Terra mengijinkan.
Terra tak lagi mengekang putra dan putrinya. Mereka kini jauh lebih bebas walau semua harus diawasi pengawal.
Rasya dan Rasyid tersenyum girang. Mereka sudah selesai sekolah tinggal menunggu masuk kuliah saja.
Baik duo R, duo De dan Kaila memilih jurusan bisnis dan management dibanding jurusan lain.
Sore menjelang, jika para remaja memenuhi kafe milik Sean. Para bayi memenuhi kafe milik Adiba.
Rangga masih jadi chef kafe itu. Pria itu juga sudah menikah dengan salah satu putri angkat Bart, Anggraini.
"Rangga, mana istrimu?" tanya Bart.
"Ada di rumah Pa,' jawab Rangga tersenyum.
Bart hanya mengangguk, pria itu tadinya sangat keberatan jika putrinya menikah. Tapi seluruh keluarga mendukung keinginan salah satu adik mereka terutama Lastri dan Najwa.
"Daddy nggak bisa menahan mereka. Sudah waktunya ia memilih jalannya. Kita sebagai keluarga wajib mendukung. Terlebih ini adalah menikah,' ujar Najwa.
Akhirnya pernikahan terjadi lima bulan lalu. Bart melepas salah satu anak asuhnya yang paling dewasa. Terlebih Rangga pria cakap dan bertanggung jawab.
Semua bayi tampak ribut berdiskusi. Tentu saja dengan bahasa mereka. Bariana dan Della yang menjadi penterjemahnya.
"Alendhdujwnehsuwjeishdhduekwsjusjwwjsuuwjsiaoakajhshs!' pekik Ryo mendominasi percakapan.
"No! Bwywhehdduwjisjshduewkisiwjdhdnswisinaiwowksjhznwu!" bantah bayi lainnya.
"Maksudnya nggak begitu Baby!" peringat Bariana.
"Baby Ryo bilang kalau dia akan sekolah tentara bukan mau memusuhi tentara!" ralatnya.
"Pati tatana beudithu!" sahut bayi yang mengerti.
"Awuh bawah usap!" ralat Ryo.
"Dia salah ucap katanya," ujar Della kini.
Makanan disiapkan. Semua menikmati dengan lahap. Sedang di kafe Sean.
Maisya diapit oleh Dimas dan Affhan. Gadis itu mendapat penjagaan ketat dari dua saudaranya.
"Kak Mai nggak bakalan kabur kali Pa'lek!" ujar Rasya memutar mata malas.
"Iya lagian kita di sini semua!" angguk Kaila.
"Ada Bu'lek juga!" tunjuknya.
Dimas tersenyum, terbiasa dengan menjaga Maisya di kantor membawanya seperti itu di manapun berada.
"Kaila juga mau dijagain!" ketus gadis itu.
"Emang kamu mau dijagain kek gini?" tanya Maisya malas.
"Kamu keberatan Baby?" tanya Dimas tajam.
"Nggak Pa'lek!" jawab Maisya langsung.
"Udah ... kalian itu di sini untuk senang-senang!" ujar Satrio.
Adiba ada bersamanya mengangguk. Ia duduk di panggung, memetik gitar dan mulai bernyanyi.
"L ... the way you look at me ...."
Adiba menyanyikan lagu Love yang sedang trend. Salah satu lagu lawas. Satrio duduk dan ikut bernyanyi bersama. Dua suara merdu mengalun. Terlebih, kemesraan keduanya membuat semua pasangan iri.
"Ih ... paklek!' sungut duo R sengit.
bersambung.
Weh ... Weh ... Weh ...
next?
semoga berjalan lancar ya baby cal...