📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
A n e h
Usai sudah drama makan malam. Rachel dan Dhyrga duduk termenung di atas sofa krem.
Meski sama-sama terdiam, pikir mereka tak saling bertautan. Dhyrga terus pada Queen yang menjadi perbincangan topik hangat di berbagai sosial media dan Rachel selalu pada ayahnya.
Sedari tadi Rachel cemas. Sang ayah sudah sering sakit-sakitan, anak Bahar hanya satu-satunya Rachel seorang.
Bahar menugaskan dirinya untuk menjadi asisten personal Dhyrga, ia menerima hanya karena itu saja, sejatinya Rachel ingin kebebasan seperti hidup biasanya. Dugem, touring, bermotor dan panjat tebing.
Terlalu banyak izin pun tidak juga membuatnya nyaman, tapi apa pun itu Dhyrga selalu memberikan keringanan jika Rachel harus izin untuk merawat ayahnya.
Di tengah kejenuhan pikir, Dhyrga teringat sesuatu, ia masih memiliki sebuah buku yang sampai sekarang belum pernah ia baca dengan judul sexy little girlfriend.
Dhyrga tertarik dengan judul itu karena sedikit banyak mirip dengan kisah cintanya. Queen seksi, kecil, dan ia ingin menjadikan Queen kekasih.
Mungkin buku itu akan sedikit menghiburnya, ia pun bangkit dari duduk sebelum kemudian langkah kaki berderap menuju mini lift miliknya.
Tak ada yang spesial dari hari ini, malam yang dingin dan lembab mencerminkan bagaimana suasana hati yang kosong tak berpenghuni tapi berangan tinggi.
Lamunan yang bergejolak terpatahkan oleh denting saat pintu lift terbuka di lantai dua. Ia keluar. Kakinya mengayun begitu lambat dengan gerakan yang teramat pasti.
brakkk....
"Aku mencintai mu Oppa." Suara gadis kecil yang menggemaskan terdengar menggelitik rasa ingin tahunya.
Sepasang mata biru bak kucing Persia itu mengerling pada pintu kamar Murni yang entah sengaja atau lupa menutupnya yang pasti kondisi daun pintu tersebut terbuka saat ini.
"Oppa, ..." Lagi-lagi terdengar suara manja gadis itu seolah meminta di nafkahi. "Oppa? Pasti korban drama Korea." Gumamnya.
Tak mau mati penasaran, Dhyrga memalingkan langkah mendekati pintu kamar milik asisten rumah tangganya. Entah ini benar atau salah dia harus membunuh rasa penasarannya.
"Aaaa, Oppa." Tentu saja suara itu yang terus menggelitik Dhyrga untuk menempatkan dirinya di ambang pintu mengintip isi kamar milik asisten kecilnya.
Wah.. Mempesona..
Ini pemandangan indah yang sayang untuk di lewatkan. Di mana gadis mungil bertubuh menggemaskan tengah menelungkup pada bantal berwarna putih sembari menelepon seseorang yang entah siapa.
Kaki mulus gadis itu bergantian mengayun ke atas, membuat netra milik Dhyrga membulat bersamaan dengan jakun macho yang tiba-tiba bergerak-gerak.
Dhyrga lelaki normal, melihat panorama eksotis ini membuatnya berdesir. Ada sesuatu yang tiba-tiba merubah tatanan fantasi yang seharusnya hanya terarah pada calon tunangannya saja.
Dhyrga menggeleng pelan. "Anak ini benar-benar, apa dia sengaja menggoda ku?"
Begitu pun dia mengatainya, matanya terus menatap kemulusan kaki kaki gadis itu.
"Bye Oppa."
Dhyrga melengos pergi setelah mendapati gerakan Queen yang sepertinya akan beranjak dan keluar dari kamar.
Tubuhnya ia tenggelam kan pada satu ornamen penyekat ruangan yang terdapat di salah satu sudut tempat dan tak jauh dari pintu.
Rupanya gadis itu menuruni anak tangga. Entah ada angin dari arah mana. Dhyrga masih setia menatap gerak tubuh Queen yang ia anggap Murni. "Hayys." Kenapa rasanya sulit sekali beringsut dari pemandangan itu?
Dhyrga yang sadar akan keanehan dirinya, bergegas beralih pandang, "Ini pasti karena aku merindukan Queen, kalo di lihat-lihat lagi postur tubuh Murni mirip dengan Queen." Tampik nya berargumen.
Dhyrga kembali melanjutkan langkah menuju ruangan terfavorit di rumah ini. Ruangan yang ia buat khusus untuk membenahi buku-buku miliknya.
Rak-rak tinggi yang terisi penuh oleh koleksi buku-bukunya menyambut hangat kedatangan raga bidang nya.
Dhyrga melangkah pada satu rak dan mengambil buku novel berjudul sexy little girlfriend yang ia cari.
Selayar Dhyrga membuka sampul berwarna merah muda itu, batinnya kemudian reflek membaca bab awal yang tersuguh setelah kata pengantar.
Indah diksi yang tertulis rapi. Namun. Kenapa ingatannya justru mengarah pada kaki-kaki kecil ART nya? Aneh. Dhyrga bahkan ingat saat rok yang menutupi paha mulus gadis itu naik turun dan sedikit tersingkap ke atas.
Menolak untuk mesum. Dhyrga duduk di atas sofa hitam ruangan tersebut. Seberapa pun ia mencoba menyelami kata perkata di bab awal, ia terus menerus mengingat kembali ayunan kaki sang ART.
"Ya Tuhan, ada apa dengan ku? Apa aku mesum sekarang?" Anehnya Dhyrga bangkit dari duduk kemudian keluar dari ruangan dan melangkah gontai menuruni anak tangga.
Tiba di sofa lantai bawah. Rupanya Murni sudah tertidur dengan kepala di atas paha Rachel. Terlihat tangan Rachel mengelus lembut kelapa gadis itu.
Tunggu, apa alasan Dhyrga datang kembali ke lantai bawah? Murni kah? Dia bertanya-tanya sendiri.
Apa iya hanya karena gadis asing anak pembantu rumah tangganya Dhyrga begitu penasaran seperti memiliki keterikatan.
Sesempurna mungkin posisi tubuh bidangnya ia tegakan sebelum menyuarakan pertanyaan pada Rachel.
"Murni tidur?"
Perasaan barusan gadis itu masih sayang-sayangan dengan seseorang di telepon lalu turun dan hilang suaranya.
"Murni bilang, dia terbiasa tidur dengan di elus kepalanya, makanya dia minta aku yang melakukan selama tidak ada ibunya, kasihan dia Bos, gadis sekecil ini harus mencari uang sambil sekolah." Kata Rachel.
Dhyrga hening dengan mata yang mengarah pada wajah ART kecil nya. Ucapan Rachel benar adanya. Murni mungkin seumuran dengan Queen yang masih suka bermain- main.
Dreeeettt.... Ponsel milik Rachel bergetar, berkedip, gadis dewasa itu meraihnya dengan kaki yang menyundul bagian bawah meja agar ponsel canggihnya terbang ke udara.
Hap.... Satu kali tangkap ia menerima panggilan telepon. "Halo." Gaya tomboi selalu membuatnya keren.
📞 "Nona Rachel?"
"Benar!"
📞 "Ayah anda sedang kami rawat, silakan datang ke rumah sakit dan lengkapi administrasi nya."
Rachel mendelik. "Aku ke sana. Tolong berikan yang terbaik untuk papah." Cemasnya.
Dhyrga ikut panik. "Ada apa lagi? Bukanya kemarin Paman baik-baik saja bahkan sempat menemani ku di restoran."
"Entah lah, aku langsung ke rumah sakit Bos." Rachel menurunkan kepala Queen agar pindah ke sofa.
"Aaaa, emm." Queen menggeleng sembari menggeliat seolah tak mau di lepas dari pangkuan Rachel.
Queen memang terbiasa dengan pelukan Raka atau Krystal. Gadis itu tidak terbiasa tidur tanpa belaian dari seseorang.
Beberapa saat yang lalu, ia meminta Rachel meminjamkan usapan lembut dan pahanya untuk dia tertidur. "Ssuutt." Rachel mendesis.
"Biar saja." Dhyrga mengambil alih kepala Queen untuk di letakkan pada pahanya. "Biar Murni bersama ku, kamu boleh pergi dan berikan aku kabar Paman."
"Emmh ok lah." Rachel tak memikirkan apa pun selain ayahnya. Ia mengangguk lalu berlari keluar meninggalkan sang tuan bersama gadis kecil.
"Murni, ..."
Dhyrga mengernyit mendengar igauan Queen yang menyebutkan nama Murni. Bola matanya memutar malas. "Bahkan tertidur pulas pun, kau masih mengagumi dirimu sendiri, luar biasa kamu Murni." Lirihnya.
Dhyrga menghela napas panjang saat menyandar punggung pada sofa. Kenapa juga dia harus memberikan pahanya untuk gadis ini?
Dia bahkan belum saling mengenal satu sama lain. Ocehan Queen beberapa waktu lalu membuatnya muak dan terpaksa melakban mulutnya.
Lantas, bagaimana dengan saat ini? Dia menyerahkan elusan lembut dan paha nyamannya teruntuk gadis menyebalkan itu.
ku gak bisa. berhenti ketawa Lho thotrr.🤣🤣🤣🤣
Raka... Raka...🤣🤣
jd menscrool tulun temulun ketulunan
gen rain tluuus gen milerr🤪
haiiiih skepo tu aqu