Ricard Dirgantara, pelayan bar yang terpaksa menjadi suami pengganti seorang putri konglomerat, Evelyn Narendra.
Hinaan, cacian dan cemooh terus terlontar untuk Richard, termasuk dari istrinya sendiri. Gara-gara Richard, rencana pernikahan Velyn dengan kekasihnya harus kandas.
Tetapi siapa sangka, menantu yang dihina dan terus diremehkan itu ternyata seorang milyader yang juga memiliki kemampuan khusus. Hingga keadaan berbalik, semua bertekuk lutut di kakinya termasuk mertua yang selalu mencacinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 : MAAF
Suasana rumah masih sunyi, hanya beberapa ART yang menjalankan aktivitas pagi mereka. Salah satu satpam kediaman Richard bergegas menuju kamar tuannya. Mengetuk pintu perlahan, “Tuan!” panggilnya disertai ketukan.
Richard yang masih sangat mengantuk, menyeret kakinya menuju pintu. Terganggu sekali dengan suara ketukan berulang. “Ada apa?” tanya pria itu sembari menguap setelah berhadapan dengan satpam rumahnya.
“Tuan, ada tamu yang mencari Anda,” ucap satpam tersebut.
Richard mengacak-acak rambutnya, kelopak matanya saja belum terbuka sepenuhnya, “Siapa yang bertamu pagi-pagi buta seperti ini? Delon? Rasanya enggak mungkin, kalau dia sudah pasti gedor kamarku sendiri!” ujarnya malas menyandarkan kepala pada dinding depan kamarnya.
“Bukan, Tuan. Seorang perempuan, cantik, bawa koper juga, kalau tidak salah namanya ....” Satpam tersebut menjeda ucapannya, mencoba mengingat-ingat nama yang disebutkan tamu tadi.
Richard masih terlihat tak peduli, matanya terpejam karena masih terasa perih. “Siapa namanya? Kalau tidak penting usir saja!” serunya hendak kembali ke kamar.
“Namanya Evelyn Narendra, Tuan!” teriak satpam itu membuat Richard berjingkat kaget.
Sepasang netranya langsung terbuka lebar, membalik tubuhnya dengan detak jantung yang meningkat pesat. “Siapa?” Richard bertanya untuk memastikan telinganya tidak salah mendengar.
“Evelyn Narendra. Saya usir, Tuan? Mungkin hanya penipu berkedok sales. Sekarang lagi marak seperti itu, Tuan.”
Manik Richard membelalak lebar, mulutnya menganga, rasa kantuknya menguap begitu saja. Satpam baru saja berhenti berucap, Richard langsung berlari terbirit-birit keluar dari rumahnya.
“Loh, Tuan Muda kenapa?” gumam satpam itu bertanya-tanya. Ia pun segera menyusul Richard keluar.
Napas Richard tersengal-sengal ketika sampai di pintu gerbang. Mengucek mata untuk memperjelas pandangan, seorang wanita berambut panjang berdiri membelakanginya, dengan sebuah koper kecil berwarna pink di tangan. Richard sangat hafal dan yakin pemilik koper tersebut.
“Velyn,” panggil Richard dengan suara pelan.
Velyn yang mendengar suara Richard segera berbalik. Manik matanya berlapis bulir bening seketika. Lama kelamaan, air matanya semakin deras. “Akhirnya aku bisa menemukanmu, Cad,” gumamnya, bibir wanita itu bergetar.
Richard membuka pintu gerbang itu, ia masih tak percaya Velyn mencarinya. Ia pikir, kepergiannya justru menjadi kebahagiaan bagi Velyn dan keluarganya. Ia melangkah keluar dengan perlahan hingga kini berdiri di hadapan istrinya. Ingin menyeka air mata itu, tapi ia menahannya. Muka bantalnya sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya.
“Kamu, mencariku?” tanya Richard pelan.
“Kau masih nanya? Aku mencarimu ke mana-mana. Aku mendatangi Villa, berkali-kali menghubungimu tapi tidak bisa! Dan kamu malah enak-enakan bekerja di sini!” cecar Velyn di tengah isak tangisnya. Dia tidak sadar jika rumah megah itu milik Richard. Mungkin rasa lapar menghilangkan konsentrasinya.
Richard membelalak, apalagi kedua satpam yang ada di sana saling melempar pandang. Mereka bingung kenapa wanita itu justru mengatakan bosnya bekerja di rumahnya sendiri?
“Iya, di sini aku digaji besar. Lalu, apa tujuanmu mencariku?” tutur Richard mengiyakan saja tuduhan Velyn.
Air mata Velyn terburai semakin deras, tiba-tiba ia berlutut dan memeluk kedua kaki Richard. “Maafin aku, Richard. Selama ini aku selalu bersikap buruk sama kamu, karena asumsiku sendiri. Padahal kamu sudah bertanggung jawab atas jebakan wanita brengsek itu. Maaf karena tidak pernah percaya padamu, Cad! Maaf selalu berburuk sangka sama kamu. Aku hanya tidak suka kamu dekat-dekat dengan wanita lain!”
Tubuh Richard membeku, ia mengerutkan dahinya. Berjongkok dan menangkup kedua bahu istrinya. “Bangunlah, jangan seperti ini,” pinta lelaki itu.
“Enggak mau, Cad. Sebelum kamu memaafkan semua kesalahanku, memaafkan semua sikapku padamu selama ini. Maaf, Cad!” seru wanita itu dengan tangis yang menggema, semakin mengeratkan pelukannya.
“Iya, aku mengerti. Kamu sangat menjaga diri, pas mau menikah, tiba-tiba kehormatanmu direnggut orang asing. Siapa yang tidak marah?” Richard terkekeh mengingatnya.
“Tapi ternyata bukan kesalahanmu! Aku yang salah karena menelan mentah-mentah tanpa mencari tahu dulu. Maaf ya, Cad.” Velyn mendongak, wajahnya yang pucat dipenuhi air mata tidak peduli penampilannya berantakan.
Richard membungkuk, menyeka air mata di kedua pipi istrinya. “Iya, aku sudah memaafkanmu. Sekarang bangunlah, malu dilihat orang-orang,” ucapnya membangunkan Velyn.
Baru saja beranjak, kepala Velyn serasa berputar-putar. Ia berpegangan erat pada lengan suaminya.
“Tuan, Anda butuh bantuan?” tanya salah satu satpam di sana.
“Tu ... Tuan?” gumam Velyn lirih yang tidak kuasa menopang tubuhnya. Ia kehilangan kesadaran di pelukan Richard.
“Vel? Velyn? Tolong bawakan kopernya, Paman,” titah Richard menggendong istrinya masuk.
Bersambung~
semoga sehat selalu 🤗🤗🤗
ck.. ck.. ck..
Malunya gak akan abis tujuh turunan..
Sulit buat Velyn.. makin cinta dech.. /Heart//Heart/
aq kasih bunga sama Vote
Mana panas pula lihat Stevy dah masuk mobil Delon